Tahu Kukus Goreng

Bosen dengan tahu yang digoreng biasa aja? Cobain deh resep ini, praktis ga pakai ribet dan enak lho 🙂 Resep ini saya dapat dari sahabat saya di Sorowako, Dian. Dian sering membuat resep ini untuk camilan di rumahnya atau untuk momen arisan. Kunci kelezatanya adalah di daun jeruk yang memberikan wangi khas serta banyaknya telur yang dipakai membuat adonan tahu menjadi lebih padat dan tidak terburai pada saat dipotong-potong.

Bahan:

  • 2 buah tahu cina putih ukuran sedang, hancurkan dengan garpu atau blender
  • 2 siung bawang putih, cincang halus
  • 2 butir telur utuh (kalau kurang bisa ditambah jadi 3 butir)
  • 3 – 4 lbr daun jeruk, buang batang daunnya dan cincang / potong kecil-kecil
  • 1 batang daun bawang, cincang halus
  • 1 buah wortel ukuran kecil, potong dadu kecil
  • 2 buah sosis sapi, potong dadu kecil
  • Minyak goreng secukupnya
  • Garam secukupnya
  • Merica secukupnya
  • Kaldu bubuk sapi secukupnya

Bahan Pencelup: 1 butir telur, kocok.

Cara Membuat:

  1. Campur tahu yang sudah dihancurkan dengan daun bawang, daun jeruk, bawang putih, wortel, sosis, garam, merica, kaldu bubuk dan bawang putih, aduk rata
  2. Masukkan telur. Apabila adonan masih dianggap kering boleh ditambahkan telur lagi sampai adonan cukup basah. Adonan yang terbentuk tidak kering, tidak kental dan gampang diaduk. Aduk rata
  3. Tuang adonan ke wadah tahan panas yang sudah dilumuri minyak goreng sedikit (supaya tidak lengket). Kukus di dandang selama 30 menit dengan api sedang sampai tahunya matang. Tutup dandang bisa dilapis kain supaya air kukusannya tidak membasahi permukaan tahu. Angkat dan dinginkan.
  4.  Potong-potong sesuai selera dan celupkan ke telur, goreng sampai berwarna keemasan.
Tahu Kukus Goreng
Tahu Kukus Goreng

Bebek Tepi Sawah – Living World

Makanan Bali yang selalu menjadi favorit saya dan suami. Salah satu favorit Kami adalah crispy duck. Pertama kali mencicipi crispy duck ini pada saat honeymoon di Ubud, Bali, bulan Mei 2012. Ada 2 restoran yang Kami kunjungi saat di Ubud, Bali, untuk mencicipi crispy duck ini yaitu Bebek Bengil dan Bebek Tepi Sawah. Dari keduanya Kami lebih menyukai Bebek Tepi Sawah dari segi taste dan ambience-nya. Waktu itu Kami datang ke restoran Bebek Tepi Sawah di Ubud saat malam hari dan Kami memesan tempat di saung yang disekitarnya banyak tanaman padi. Benar-benar berasa seperti makan di tepi sawah sesuai dengan nama restorannya, hehe. Nuansa lilin yang remang-remang pun membuat tempat makan ini jadi terlihat romantis, cocok untuk couple. Dari segi taste, Crispy Duck yang Kami pesan pun tidak mengecewakan. Tektur bebek gorengnya garing diluar dan lembut di dalam. 1 porsi Crispy Duck ini cukup besar lho karena bebek yang disajikan adalah setengah ekor, disertai nasi, lalapan sayur dan 3 sambal khas Bali (Sambal matah, sambal goreng dan sambal merah).

Betapa senangnya Kami saat mengetahui bahwa Bebek Tepi Sawah membuka cabang di Tangerang, yaitu di Mall Living World, Alam Sutera, Serpong, Tangerang. Reputasi ternama di Bali membuat restoran ini tidak pernah sepi pengunjung baik lokal maupun turis mancanegara (baca: bule). Kami sudah 2 kali datang ke restoran ini sebelumnya hanya saja belum sempat menuliskan review-nya, hehe. Kali ini Kami datang kembali ke restoran ini pada saat lunch time. Untungnya Kami saat itu hanya datang berdua jadi langsung dapat dapat tempat di meja bar-nya, ga perlu ngantri meja seperti orang yang datang dengan rombongan banyak. Saya memesan Crispy Duck dan suami memesan Ayam Betutu. Ambience tempat ini dibuat sedemikian rupa sehingga membawa kesan Bali dengan sentuhan modern. Pelayan-nya memakai seragam putih dan penutup kepala Bali (khusus pria) lengkap dengan kembang di atas telinga. Payung-payung khas Bali menghiasi outdoor restoran. Musik gamelan khas Bali juga selalu terdengar di dalam ruangan. Hanya saja disini tidak ada saung untuk tempat makannya (ya iyalah secara lokasinya di dalam mall doang..). Pesanan datang dalam jumlah besar jadi ga rugi lah ya bayar agak mahal untuk makan disini. Crispy Duck harganya Rp. 92.500 per porsi dan Ayam Betutu harganya Rp. 75.000 per porsi. Kalau menurut saya sih Ayam Betutunya ga begitu spesial, tapi menurut suami saya sih enak-enak aja. Crispy Duck-nya sama rasanya dengan yang di Bali, enaakk.

Ayam Betutu
Ayam Betutu
Crispy Duck
Crispy Duck

Kursus Mengemudi Mobil (Day 3 – 6)

Update lagi hasil kursus mengemudi mobil saya dengan Pak Jamal (Kursus “PURNAMA) di Tangerang. Kemarin-kemarin mau nulis updatenya tapi koq kayak ga gitu banyak yang bisa dishare, jadi ya sekalian aja deh updatenya nanti. Ga kerasa sekarang saya sudah memasuki day 6 kursus mengemudi mobil, artinya tinggal 2x pertemuan lagi sebelum kursus berakhir.

So far sih sudah lumayan lancar kalau jalan lurus, tapi perkiraan jarak kiri-kanan-depannya masih belum terlalu mantap, butuh banyak latihan dan jam terbang sih, hehe. Hari ini (Day 6) hampir keserempet tiang listrik di sudut kiri jalan pas ada belokan tajam karena belum bisa perkirain jarak depan mobilnya ;p Pak Jamal sudah ngelatih saya untuk survive di jalan-jalan perumahan kecil tadi (Daerah Bugel dan Sangiang, Tangerang). Bener-bener sport jantung deh jalannya saking kecilnya, ckck, jauh lebih kecil dari jalanan komplek perumahan saya. Kayaknya kalau sudah bisa nyetir sendiri saya juga ga mau deh bawa mobil di jalan sempit kayak gitu, biarlah pak suami aja yang lebih jago yang melalui medan jalanan sempit kayak gitu.. saya mainnya di jalan gede aja deh, wkwk. Soal ngangkat pedal kopling juga saya masih suka terlalu cepat, jadinya mesin mobil mati deh dan harus starter ulang. Susah juga ya kopling-koplingan ini, harus pakai perasaan juga kapan harus lepasnya dengan perlahan dan smooth. Untung saja tar mobil saya bukan yang manual tapi matic jadi bebas deh tuh dengan kopling-koplingan, hehe.

Rencananya selesai kursus saya mau latihan sama pak suami buat bawa mobil matic. Penyesuaian lagi lah dari mobil kursus yang manual ke mobil pribadi yang matic. Mudahan bisa segera lancar nyetirnya jadi kalau mau jalan-jalan kan ga perlu nunggu pak suami lagi. Tentu saja jalan-jalan yang dimaksud ini adalah yang jarak dekat aja ya, ga lebih dari 1 jam perjalanan mobil. Saya baru menyadari betapa pegelnya kaki nangkring di pedal gas selama 1 jam kursus tiap harinya. Habis turun mobil kayaknya pergelangan kaki jadi kencang, hahaha.

Berbelanja di IKEA Alam Sutera

IKEA Alam Sutera

Emak-emak tentu sudah tidak asing lagi dong dengan yang namanya IKEA. Mulai dari IKEA dibangun di Alam Sutera, orang-orang udah heboh aja dan ga sabar untuk bisa belanja disana. Hingga pada akhirnya 15 Oktober 2014 lalu IKEA Indonesia soft opening, semua berbondong-bondong ke Tangerang dalam rangka berbelanja di IKEA. Bagi orang yang pernah bilang “Saya belum pernah ke Tangerang” tapi sudah pernah mampir di IKEA, melalui ini saya beritakan bahwa Alam Sutera itu adalah bagian dari Tangerang lho saudara-saudara sekalian! Tepatnya di daerah Serpong, Tangerang Selatan.

Dikutip dari Wikipedia, IKEA adalah sebuah peritel perabot untuk rumah tangga dari Swedia. IKEA didirikan oleh Ingvar Kamprad tahun 1943.  IKEA adalah singkatan dari namanya, Ingvar Kamprad; tempat ia dilahirkan, Elmtaryd; dan desanya, Agunnaryd. Awalnya, IKEA menjual berbagai barang, dari pulpen, dompet, bingkai foto, hingga jam tangan. Perabotan mulai masuk ke dalam daftar pada 1947 dan IKEA mulai merancang sendiri pada 1955.  IKEA Alam Sutera merupakan toko ke-364 dan yang paling baru dari 46 negara di dunia. IKEA Alam Sutera ini berdiri diatas lahan seluas 35.000 meter persegi, termasuk sebuah restoran dengan 700 kursi dan lebih dari 1.000 ruang parkir

Saya dan suami berkesempatan untuk mampir ke IKEA ini pertama kalinya pas bulan November 2014. Pada waktu itu Kami memang lagi hunting furniture dan pernak pernik untuk rumah baru Kami. Saat kami berkunjung waktu itu, show room IKEA padat banget dengan pengunjung. Saking ramainya, parkir mobil sampai banyak yang diluar area toko. Bangunan toko memiliki 2 lantai, show room di lantai atas dan market hall (tempat belanja pernak-pernik), warehouse dan kasir ada di lantai bawah. Show room didesain sedemikian rupa seperti labirin sehingga customer akan berjalan sesuai arah yang ditentukan. Hal ini dimaksudkan supaya customer menjelajah ke seluruh bagian toko.

Showroom

IKEA menerapkan sistem belanja yang mandiri, suatu hal yang sangat tidak umum di Indonesia, dimana saat berbelanja di suatu tempat kita akan menerima pelayanan penuh. Semboyan “Pembeli adalah raja” sepertinya tidak berlaku di IKEA. Dari awal masuk kita diharapkan untuk bisa mandiri dengan mencatat nama dan kode lokasi dari barang yang kita inginkan. IKEA menyediakan kertas, pensil dan meteran kertas di beberapa titik toko untuk keperluan tersebut. Pelayan toko juga tidak terlalu banyak, jadi kita tidak bisa banyak bertanya tentang produk yang kita inginkan, tapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena IKEA memberikan keterangan yang jelas pada tiap tag produknya. Setelah berbelanja pun kita juga wajib untuk mengambil barang yang kita inginkan tersebut di warehouse berdasarkan kode lokasi yang telah kita catat. Selanjutnya kita membawa barang tersebut untuk antri bayar di kasir. Kasir tidak menyediakan kantong plastik selayaknya di swalayan lho ya, jadi sebaiknya kita bisa bawa tas belanjaan sendiri dari rumah. IKEA menyediakan tas belanjaan besar berwarna biru untuk dijual apabila kita membutuhkannya, tas ini dijual seharga Rp. 9.900 per buah. Untuk pernak pernik yang perlu diwrap, kita bisa wrap sendiri di meja yang telah disediakan. Hanya perabot / furniture yang sudah disediakan dalam bentuk packingan dus sehingga tidak perlu kita wrap lagi.

Perlu diketahui bahwa harga yang tercantum di IKEA belum termasuk ongkos kirim dan perakitan. Ongkos kirim ditentukan berdasarkan area pengiriman, ongkosnya mulai dari Rp. 280.000 per pengiriman. Untuk request pengiriman kita bisa mengurusnya di loket yang telah disediakan. Barang di IKEA didesain sesimpel mungkin supaya kita bisa merakitnya sendiri di rumah. Akan tetapi jika kita membutuhkan jasa perakitan IKEA, kita akan dikenakan charge 8,5% dari harga item yang ingin dirakit. Selengkapnya bisa dilihat di website IKEA http://www.ikea.com/id. Di website itu pula kita bisa melihat katalog barang dan ketersediaan stoknya yang diupdate setiap 4 jam sekali.

Capek berbelanja di IKEA? Silakan nongkrong di restorannya. Lagi-lagi di restoran ini kita diwajibkan untuk mandiri. Kita mengambil makanan yang kita inginkan dengan trolley nampan kemudian membayarnya di kasir. Kalau perlu memanaskan makanannya, disediakan microwave. Teh dan kopi silakan seduh sendiri, soft drink juga ambil sendiri. Setelah makanpun kita wajib membersihkan meja kita sendiri dan membawa trolley nampan kita ke tempat yang disediakan. Namun tidak jarang saya menemukan meja yang ditinggalkan dalam keadaan berantakan, mungkin karena culture di Indonesia kalau makan di restoran nanti mejanya dibersihkan oleh pelayannya.

Restoran IKEA menyediakan berbagai macam makanan, kebanyakan adalah makanan Swedia. Satu-satunya menu nusantara disana adalah Ayam Taliwang yang disajikan dengan nasi putih, sepertinya sih menu baru ya. Waktu itu saya memesan menu “Bola Daging Swedia dengan Saus Krim” dan suami memesan “Paha Ayam Panggang dengan Saus Dill”. Keduanya disajikan dengan mashed potato. Saya dan suami memang tidak terlalu suka western food jadi menurut kami ya rasanya biasa aja, ga istimewa gimana gitu, hehe. Mungkin kalau yang suka western food sih bisa jadi bilang enak ;p

Meja Restoran 2015321181946

Fasilitas lain di IKEA adalah loker dan penitipan anak. Loker dipinjamkan ke kita dengan jaminan KTP. Untuk meminjam loker bisa mendatangi meja informasi di lantai 1. Penitipan anak juga disediakan dengan time limit tertentu. Saat waktu penitipan sudah habis, nama kita akan dipanggil via operator untuk menjemput anak kita. Penitipan anak ini hanya untuk anak dengan tinggi badan 100 – 130 cm.

So, sudahkah kamu mengujungi IKEA? Perabotannya unik-unik lho konsepnya. Kalau udah kesana kalau ga inget budget sih udah borong sana-sini deh, wkwk. Makanya pak suami tuh selalu setia menggandeng istrinya, bukan sok romantis tapi takut istrinya kalap belanja, hahaha. Tulisan ini bukan tulisan berbayar ya, murni hasil review saya selama beberapa kali mengunjungi IKEA, secara orang Tangerang gitu lho.. ke IKEA mah ga gitu jauh ;p

Resep Ayam Taliwang & Plecing Kangkung

Pada saat di site suami mengeluhkan soal makanan yang disediakan di kantin cenderung berasa tawar, jadi saya pikir tidak ada salahnya memanjakan suami dengan masakan kesukaannya, yaitu masakan nusantara (masakan dengan cita rasa rempah-rempah). Saat mencari ide menu apa, tiba-tiba saya kepikiran dengan Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung. Ketika liburan di Lombok tahun 2014 lalu, kami sempat mencicipi hidangan Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung di salah satu restoran yang terkenal di Lombok, yaitu Lesehan Taliwang Irama. Rasa pedas yang dicampur dengan sedikit aroma khas kencur membuat makan menjadi tambah lahap ;p

Pada saat di Tangerang dan sedang jalan-jalan di mall, kami melihat salah satu counter di food court yang menjual Ayam Taliwang. Karena ingin mencoba mengulangi kenikmatan makan Ayam Taliwang di Lombok dulu, kami akhirnya mencoba makan di food court tersebut dan ternyata rasanya sangat mengecewakan, tidak terlalu pedas dan cenderung tawar. Ga mau lagi deh makan disana…

Akhirnya Jumat kemarin setelah mengumpulkan niat dan browsing resep sana-sini, saya memasak Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung dalam rangka menyambut kedatangan sang suami dari site dan mengobati rasa kangen dengan masakan khas Lombok ini. Resep saya ambil dari blog Diah Didi’s Kitchen. Kenapa harus dari resepnya Mba Diah? Karena pengalaman saya mencoba resep Mba Diah sih enak-enak ya, cocok dengan selera saya 😉 Berikut resepnya yang sudah saya modifikasi sedikit:

Ayam Taliwang

AYAM TALIWANG

Bahan:

  • 1 ekor ayam kampung muda
  • 250 ml air (kalau masih kurang bisa ditambahkan lagi)
  • 1/2 sdm gula merah
  • Garam secukupnya
  • Minyak Goreng secukupnya untuk menumis

Bumbu Halus:

  • 5 buah cabe merah besar
  • 6 buah cabe rawit (kalau tidak suka terlalu pedas bisa dikurangi)
  • 6 siung bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 3 butir kemiri, sangrai
  • 1 cm kencur
  • 1 sdt terasi goreng
  • 1 buah tomat

Cara Membuat:

  1. Tumis bumbu halus sampai harum
  2. Masukkan ayam dan air, aduk rata, ungkep sampai air habis dan bumbu mengental (atau sampai ayam jadi empuk). Angkat dan dinginkan.
  3. Panggang / Bakar ayam (karena tidak ada bakaran arang, saya pake wajan anti lengket aja). Oles sisa bumbu ungkepan ke ayam sebelum dibakar

Plecing Kangkung

PLECING KANGKUNG

Bahan:

  • 1 ikat kangkung
  • Tauge panjang, kalau suka, boleh dipakai atau tidak
  • Garam secukupnya
  • Gula pasir secukupnya
  • 1 buah jeruk limau, belah dua (karena ga punya jadinya saya ganti jeruk nipis aja)
  • Minyak goreng secukupnya untuk menumis
  • 50 ml air

Bumbu Halus:

  • 6 buah cabe merah keriting
  • 5 buah cabe rawit
  • 1 sdt terasi, bakar
  • 6 siung bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 2 cm kencur
  • 1 buah tomat

Cara Membuat:

  1. Didihkan air dan garam, masukkan kangkung. Masak sampai kangkung layu. Angkat dan tiriskan. Siram dengan air es (supaya warna kangkung tidak menghitam)
  2. Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan garam, gula dan air jeruk limau. Aduk rata. Tuang air. Masak sampai meresap.
  3. Sajikan kangkung beserta sambalnya

Dikarenakan saya tidak terlalu menguasai teknik memanggang diatas teflon, alhasil ayamnya tidak rata bakarannya, ada yang hitam ada yang pucat, wkwk. Tapi soal rasa jangan ditanya.. enakkk! Suami dan saya makan dengan lahap dengan cucuran keringat dan air mata saking pedasnya.. tapi pedasnya ini yang bikin nagih lho 😉

Ada tips dari saya untuk orang yang pemalesan kayak saya ini. Saat bikin plecing kangkungnya, saya ga halusin bumbu lagi, tapi pakai sisa bumbu sambal ungkepan Ayam Taliwang yang sudah mengental itu. Kalau dilihat kan memang bumbu halusnya mirip-mirip aja satu sama lain. Justru lebih enak dari sisa bumbu ungkepan ayam itu karena kan sudah mengandung gurihnya kaldu ayam 🙂 (padahal aslinya karena males aja ngehalusin bumbu lagi, hahaha). Makanya ga heran kalau orang bilang temannya makan Ayam Taliwang adalah Plecing Kangkung, karena buat saya ya bumbunya bisa disharing pas masaknya, hihihi.

Ojek Online (GO-Jek)

GO-Jek

Kemacetan sepertinya sudah menjadi hal yang umum terjadi di ibukota, jumlah kendaraan pribadi jauh lebih banyak dari kapasitas jalan yang ada. Tak jarang saat terjadi kemacetan yang parah dan kita sedang dikejar waktu (misal untuk meeting, janjian interview, ke airport, dll), kita melirik pangkalan ojek yang ada di pinggir jalan. Mau tidak mau karena tidak banyak pilihan kita naik ojek yang drivernya berpenampilan seperti preman, agak bau badan dan helm yang bulukan / bau. Saya sebagai pengguna layanan ojek paling males deh kalau ketemu driver yang kayak gitu.. tapi ya mau gimana lagi, namanya juga dikejar waktu.. fiuh.

Saat ini di area Jabodetabek sudah ada lho layanan ojek online, pertama dan satu-satunya di Indonesia, namanya GO-Jek. Founder dan CEO dari PT. GO-Jek Indonesia ini adalah Nadiem Makarim. Dikutip dari Tabloid Nova, Nadiem Makarim menyelesaikan pendidikan MBA-nya (Master of Business Administration) di Harvard Business School. Pria kelahiran 1984 ini mendirikan GO-Jek selain bersifat bisnis, ada misi mulia yang diemban, yaitu meningkatkan pendapatan para tukang ojek di Jakarta. Ide mendirikan GO-Jek ini didapatnya saat ngobrol dengan tukang ojek langganannya yang mengeluhkan susahnya mendapatkan pelanggan saat ini, 70% waktu kerjanya hanya untuk menunggu pelanggan. GO-Jek mulai beroperasi tahun 2011 dan sampai sekarang ini sudah muncul di berbagai liputan media baik dalam dan luar negeri. Saat ini tukang ojek yang tergabung dalam GO-Jek sudah mencapai 1000 orang lebih dan tersebar di area Jabodetabek.

Tagline dari GO-Jek ini adalah “An Ojek for Every Need”. Berbeda dengan ojek tradisional yang hanya menyediakan layanan transportasi penumpang, GO-Jek selain menyediakan transportasi penumpang juga menyediakan layanan kurir barang dan shopping. Oh ya, Go-Jek ini juga menyediakan layanan corporate dan katanya lebih dari 50 perusahaan di Jakarta menggunakan jasa GO-Jek untuk mengantarkan barang, dokumen bahkan karyawan mereka lho. Saya sendiri sudah menggunakan layanan GO-Jek sebanyak 2x. Pertama untuk layanan shopping dan yang kedua untuk layanan transportasinya. GO-Jek di daerah Tangerang, tempat saya tinggal sekarang ini, jumlah drivernya belum terlalu banyak, tidak sebanyak di Jakarta. Jadi kadang saat order, waktu tunggunya agak lebih lama, tapi tetap kita diberi informasi dari call center tentang estimasi drivernya akan sedikit telat datang (standar di GO-Jek untuk menunggu driver datang adalah max 45 menit), terserah kita apakah tetap mau tunggu atau cancel order.

Aplikasi GO-Jek saat ini sudah tersedia untuk iOS dan Android. Jadi kita bisa memesan GO-jek dari smartphone kita, selain dari call center tentunya. Penggunaan aplikasi ini tidaklah susah, kita tinggal input alamat dan beberapa keterangan saja kemudian GO-Jek akan memberikan respon ke kita: Nama driver siapa dan estimasi tiba jam berapa. Hebatnya lagi GO-Jek ini melengkapi drivernya dengan fasilitas GPS jadi kita bisa tracking driver kita sudah dimana posisinya dan berapa menit lagi sampainya 😉 Kemudian kita diinfokan nomor hp driver kita juga, jadi kita bisa contact driver langsung kalau perlu. Kalau biasanya kita suka tawar-tawaran harga dengan tukang ojek, lewat aplikasi GO-Jek ini kita sudah diberikan biaya yang transparan tanpa perlu ribut dengan tukang ojeknya ;p Biaya tidak dihitung dari jauh dekatnya lokasi penjemputan, tapi dari lokasi kita ke lokasi tujuan. Minimum Order adalah Rp. 25.000 (1 km pertama), penambahan km berikutnya adalah Rp. 10.000. Memang sedikit lebih mahal dari ojek biasa tapi pelayanannya lebih terjamin.

Berikut adalah review saya mengenai layanan GO-Jek yang pernah saya gunakan:

  • Transportasi: Drivernya ramah, rapi, tidak bau badan dan kita difasilitasi penutup kepala plastik (shower cap) untuk melapisi rambut kita dari helm. Helm yang diprovide GO-Jek juga bersih dan tidak bau.
  • Shopping: Drivernya komunikatif, saat pesanan saya tidak tersedia, driver menelpon saya untuk memberi kabar dan menanyakan apakah saya mau kalau pesanan saya diganti dengan merk yang berbeda. Driver tidak meminta tips tambahan, saya hanya membayar sesuai dengan biaya yang tercantum di smartphone saya saat melakukan order.

Fasilitas shopping ojek ini mengingatkan saya dengan Ojek Oncall waktu saya di Sorowako dulu, tinggal SMS bapak ojek langganan kita list belanjaannya, trus nanti bapak ojek datang ke rumah kita tinggal bayar belanjaan dan biaya ojeknya (hanya Rp. 7.000 saja!!) deh. Ahhh.. I miss you deh Pak Suaji, hehe. Biasanya saya menggunakan layanan shopping ojek di Sorowako ini untuk berbelanja bahan makanan di pasar Sorowako, soalnya suami suka ga mau nemenin belanja ke pasar, padahal kan repot kalau belanja sendirian, nenteng2 belanjaannya itu lho berat.. eh koq jadi curhat disini ya? wkwkwk.

Tulisan ini bukanlah tulisan berbayar. Saya hanya sharing tentang pengalaman saya menggunakan GO-Jek. Semoga bermanfaat. Info tentang GO-Jek bisa dicek disini ya:

Update 26 Mei 2016:

Untuk GO-Jek di wilayah Tangerang sudah banyak driver-nya sehingga order pun jadi lebih cepat. Saat ini juga GO-Jek sudah menambah jasa pelayanannya selain GO-Ride seperti: GO-Food, GO-Send, GO-Clean, GO-Glam, GO-Mart, GO-Massage, GO-Busway, GO-Tix, GO-Box, dan GO-Car. Aplikasi GO-Jek juga sekarang sudah jauh lebih baik dan mudah diakses dari smartphone kita. Ntah sudah berapa kali saya menggunakan layanan GO-Jek ini, yang jelas keberadaan GO-Jek sangat membantu hidup saya sih 😉

Sorowako / Soroako

Ga kerasa udah mau setengah tahun saya dan suami meninggalkan Sorowako, lebih tepatnya sih uda mau 5 bulan. Terakhir di Sorowako akhir bulan Oktober 2014 ketika suami resign dari PT. Vale Indonesia (Dulunya bernama PT. INCO). Saya yakin banyak dari kalian yang baru kali ini mendengar daerah bernama Sorowako. Banyak lho yang mikir Sorowako itu terletak di Papua.. mungkin kebalik-balik tuh ya dengan kota Sorong yang memang ada di Papua, hehe. Nah, untuk mempopulerkan Sorowako, kali ini saya akan mengutip artikel tentang Sorowako (atau ada pula yang mengeja-nya sebagai Soroako) dari Wikipedia ya.

Sorowako adalah desa di kecamatan Nuha, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Indonesia. Berada di ketinggian ± 1388 kaki dpl. Desa-desa di sekitar Sorowako yang termasuk dalam Kecamatan Nuha adalah: Desa Nuha, Desa Matano, Desa Magani, dan dusun disekitarnya antara lain: Pontada, Salonsa, Old Camp dan Lawewu. Sekarang area Sorowako sudah berkembang dan dipecah menjadi 3 desa, yaitu desa Sorowako, kelurahan Magani dan desa Nikkel. Hingga sekarang dengan adanya perusahaan PT. Vale Indonesia, Tbk yang dulu nya PT. INCO, Tbk beroperasi di daerah ini, menjadikan Sorowako yang dulunya penduduknya sedikit (thn 1968), sekarang (2013) sudah bertambah banyak karena sebagian besar karyawan berdomisili di daerah ini. hampir 70% penduduk di Sorowako adalah pendatang yang berasal dari hampir semua provinsi di Indonesia dan sebagian kecil berasal dari ekspatriat. Selain itu Sorowako juga mempunyai penduduk asli yang bahasa aslinya adalah Soroako. Di sekitar Sorowako terdapat 3 buah danau yang terkenal yaitu Danau Matano yang Sorowako berada persis di pinggirnya, Danau Mahalona dan Danau Towuti. Ketiga danau tersebut dihubungkan oleh sungai Larona dan bermuara di Malili ibukota Kabupaten Luwu Timur.

Saking remote-nya ini daerah, penjelasan dari Wikipedia cuma simple gitu aja, hehe. Saya juga baru tau mengenai Sorowako ketika sudah menikah. Suami saya kerja di PT. Vale Indonesia yang lokasi site-nya disana (tambang Nickel), jadi habis menikah langsung deh saya ikut menetap di Sorowako bulan Mei 2012. Untuk menuju Sorowako ini bisa diakses via udara ataupun darat. Kalau via darat kita harus menempuh perjalanan darat selama 12 jam dari Kota Makassar atau 6 jam dari Tana Toraja. Kalau via udara, ada pesawat carteran PT. Vale Indonesia (biasa khusus untuk karyawan dan keluarganya saja sih), pesawat kecil baling-baling yang berkapasitas 40 penumpang saja, jadwal terbang tiap hari kecuali Rabu (jadwal maintenance pesawat). Dari Sorowako ke Makassar pesawat berangkat pk. 07.00 WITA pagi dan dari Makassar ke Sorowako pesawat berangkat pk. 13.00 WITA siang. Penerbangan dengan pesawat ini memakan waktu hanya 1 jam saja.. Tapi karena seat pesawat sangat limited maka kita harus arrange jadwal cuti jauh-jauh hari atau resikonya adalah kita harus naek bus deh ke Makassar.

Sesaat sebelum meninggalkan Sorowako
Sesaat sebelum meninggalkan Sorowako

Saya sudah pernah 3 x merasakan naek bus ini karena ga dapat jatah pesawat, selain itu juga tentunya dalam rangka pengiritan ya. Untuk bus harga tiketnya 180rb – 220rb (one way per orang), fasilitas bus eksekutif gitu, ada AC, selimut, bantal dan kursi yang empuk dengan sandaran kaki, biasa berangkat dari Sorowako sore & malam hari dan sampai di Makassar besok paginya. Kalau pesawat harga tiketnya 450rb (one way per orang, harga khusus karyawan), kalau untuk orang luar harganya luar biasa mahal yaitu 1,2jt (one way per orang), tapi diragukan juga sih ketersediaan seatnya ada atau ga untuk orang luar, secara untuk melayani seluruh karyawan aja ga memungkinkan apalagi pake acara orang luar pula. Kecuali untuk pejabat / petinggi daerah ya, biasanya disediakan cadangan seat khusus buat mereka. Nah kebayangkan gimana susahnya akses menuju dan keluar dari Sorowako ini.

Sekarang kita bicara soal fasilitas yang ada di Sorowako… Di Sorowako ada 2 pasar tradisional yaitu Pasar Magani / Pasar F (Pasar kering) dan Pasar Sorowako (pasar basah). Ga ada tuh yang namanya pasar modern, alf*m*rt or ind*mar*t, apalagi mall ya sodara-sodara… kalau mau belanja groceries ya ke pasar, kalau produk makanan kemasan gitu ya ke toko kelontong. Tempat nongkrong kaya cafe-cafe gitu ada beberapa tapi minim fasilitas, lebih ke arah seadanya aja dari segi tempat, pelayanan dan variasi makanannya. Warung-warung yang jualan makanan juga seadanya aja, ga banyak pilihan. Hotel ada 2 yang lumayan bagus (Bagus untuk standar remote area ya): Hotel Lusiana dan Hotel Grand Mulia. Apotek ada beberapa, tapi jenis obatnya ga lengkap. Rumah Sakit ada 1 yaitu RS INCO, fasilitas alat kedokterannya sih lumayan tapi tenaga ahlinya yang kurang, dokter spesialis didatangkan dari Makassar dengan jadwal tertentu. Sekolah ada YPS (Yayasan Pendidikan Sorowako) sampai jenjang SMA dan ATS (Akademi Teknik Sorowako) sampai jenjang D3 saja. Biasanya sih anak-anak karyawan bersekolah sampai SMP aja di Sorowako terus lanjut SMA dan kuliahnya di Jawa. Pom Bensin / Gas Station hanya ada 1 (Pert*min*) dan hanya buka sampai siang hari, alasannya bensinnya sudah habis terjual semua. Kalau weekend antrian pom bensin ini luar biasa ramai. Tempat ibadah ada Masjid, gereja Katolik, gereja Kristen dan Pura, yang ga ada disana cuma Vihara.

PT. Vale Indonesia memberikan fasilitas bagi karyawan dan keluarga karyawannya. Kalau karyawan single ada beberapa pilihan tempat tinggal: Domitory atau Atco. Kalau sudah berkeluarga ada perumahan karyawan Old Camp, Pontada dan Salonsa. Perumahan ini disesuaikan dengan level karyawannya, dengan urutan Old Camp (untuk Junior) – Pontada (untuk Moderate) – Salonsa (untuk Senior / Boss). Fasilitas perumahan ini adalah: AC, perabotan, bed, pemanas air, mesin cuci, dryer pakaian, kulkas, kompor & oven listrik, kompit deh tinggal bawa badan dan sedikit printilan aja. Trus juga free bayar listrik, air dan maintenance rumah dan peralatan listriknya. Rumah karyawannya gede-gede, 1 lantai, standar 3 bedroom, tipe rumah panggung gitu (untuk antisipasi gempa karena Sorowako ini termasuk daerah yang sering gempa), halamannya gede-gede juga. TV kabel juga udah masuk di Sorowako lho.. tapi providernya baru Ind*visi*n dan Telk*mvisi*n, eh ada juga sih TV Kabel Sorowako, tapi kualitas gambarnya kurang bagus dan bisa hilang tayangannya pas ujan ;p Sarana olahraga lengkap banget di area perumahan karyawan: jogging track, lapangan tenis, sepakbola, basket, gym, kayak, diving dan bahkan golf.

Rumah saya di Pontada dulu
Rumah saya di Pontada dulu

Landmark desa Sorowako ini adalah Danau Matano. Danau Matano ini katanya tempat bertemunya lempengan bumi gitu makanya sering terjadi gempa di Sorowako. Berikut adalah kutipan tentang Danau Matano dari Wikipedia: Danau Matano adalah sebuah danau tektonik dengan ukuran panjang 28 kilometer dan lebar 8 kilometer di Sulawesi Selatan, tepatnya berada di ujung selatan pulau Sulawesi di kota Sorowako, Kabupaten Luwu Timur. Danau ini memiliki kedalaman sejauh 590 meter (1.969 kaki). Permukaan air danau berada pada ketinggian 382 meter di atas permukaan laut sehingga kedalaman air danau dari permukaan laut adalah 208 meter (cryptodepression). Menurut WWF, danau ini adalah danau terdalam di Asia Tenggara serta terdalam kedelapan di dunia.

Dari rumah saya dulu di Pontada (Jl. Kalimantan) cuma 5 menit jalan kaki lho ke danau, hihi. Orang-orang Sorowako sih kalau berenang tinggal nyemplung ke danau aja, ga perlu kolam renang lagi 😉 Oh ya, karena bibir danau-nya panjang, orang-orang setempat menyebut pinggiran danau dengan sebutan “Pantai”, yaitu Pantai Ide dan Pantai C (Salonsa). Agak ga sesuai sih menurut saya karena pantai itu kan sebenarnya pinggiran laut, bukan pinggiran danau, hehe.

Pantai Ide
Berdua di Pantai Ide
Pantai Salonsa

Sorowako adalah tempat yang banyak kenangan buat saya selama 2,5 tahun bertempat tinggal disana. Tempat dimana saya sering suntuk karena minimnya sarana hiburan disana, tidak ada vihara pula untuk tempat beribadah, sehingga saya harus ke Makassar untuk ibadah sekalian menghilangkan suntuk. Tempat saya belajar masak dan baking pertama kalinya karena terfasilitasi dengan kompor dan oven listrik, dan banyak motivasi dari istri-istri karyawan lain yang rajin-rajin banget masak dan bakingnya (kalau kangen makanan kota kudu bikin sendiri karena ga selalu tersedia di Sorowako). Akhirnya kebiasaan ini jadi terbawa-bawa ke kota deh, padahal di kota udah lengkap segalanya ya klo dipikir-pikir, hehehe, tapi saya takut aja dengan bahan-bahan pengawet dan penyedap yang digunakan di tempat makan dan bakery di kota, belum pula kebersihannya, amannya sih bikin sendiri aja deh, wkwkwk. Sorowako juga tempat saya menemukan teman-teman yang baik dan sudah kayak keluarga sendiri (teman senasib dan sepenanggungan di utan, karena banyak perantau disana). I miss you Bu Ibu… :’) Walaupun saya sudah di kota dan beberapa teman masih di Sorowako, kami masih sering contact dan ketemuan lho kalau kumpul-kumpul di kota.

Tulisan ini saya buat untuk mempopulerkan Sorowako, desa kecil di Sulawesi Selatan yang banyak kenangan untuk saya dan suami 😉 Apalagi buat suami saya deh, secara dia sudah 8 tahun di Sorowako sebelum pindah ke kota Tangerang ini. Terima kasih Sorowako dan keluarga besar Vale yang telah memberikan banyak pembelajaran buat saya selama disana. Semoga silaturahmi tetap bisa terjalin ya.

Update:

Mulai tanggal 21 Maret 2017, akses ke Sorowako akan jadi lebih mudah dengan dibukanya penerbangan tambahan untuk umum. Tipe pesawat ATR 42-500 (pesawat baling-baling). Jadwal terbang 2 kali seminggu PP tiap hari Selasa dan Kamis.
– Sorowako ke Makassar pk. 06.30 WITA
– Makassar ke Sorowako pk. 14:50 WITA
Harga tiketnya Rp. 800.000 per orang one way
Untuk pemesanan tiket dan reservasi:
– Jl. Sam Ratulangi Warkop 333 PI, Depan lapangan Merdeka Malili, Luwu Timur
– WA: 081316600995
– Telp: 085810309399
– E-mail: reservasi@rusolusi.com

Update Terbaru:

Dikarenakan operator pesawat untuk umum sudah diganti maka contact diatas sudah tidak berlaku lagi. Jadwal penerbangan pun juga berubah menjadi hari Selasa dan Sabtu. Rute penerbangan juga ditambah dengan rute baru ke Morowali. Berikut adalah jadwal terbang dan harganya:

  • Sorowako – Makassar: 07:00 – 08:00 WITA (Rp. 1.150.000 / orang)
  • Makassar – Sorowako: 14:50 – 15:50 WITA (Rp. 1.150.000 / orang)
  • Morowali – Makassar: 10:10 – 11:20 WITA (Rp. 1.300.000 / orang)
  • Makassar – Morowali: 08:30 – 09:40 WITA (Rp. 1.300.000 / orang)

(Jadwal dan harga tidak mengikat, bisa berubah sewaktu-waktu, silakan hubungi bagian reservasi untuk info lebih lanjut)

Untuk pemesanan tiket dan reservasi:
Telp: 082320008383
E-mail: marketing@wak.co.id

Semoga infonya bermanfaat!!

Puding Cokelat Vla KFC

Puding Cokelat Vla KFC

Saya membuat puding ini masih dalam rangka adek datang menginap ke rumah sabtu kemarin. Saya sudah beberapa kali membuat puding ini sejak saya tinggal di Sorowako sampai sekarang tinggal di Tangerang. Banyak yang suka dengan tekstur dan juga rasanya. Resepnya saya kutip dari Hesti’s Kitchen: Puding Cokelat ala KFC. Hesti’s Kitchen ini adalah salah satu blog favorit saya karena selain resepnya enak-enak, mba Hesti ini juga adalah orang Sorowako (jadi berasa sedikit SKSD lah, hahaha).

Resep Puding Cokelat Vla KFC:

Bahan Puding:

  • 1 bks agar-agar plain (saya pakai yang cokelat)
  • 1/2 kaleng SKM Cokelat (+- 200ml)
  • 1 sdm cokelat bubuk
  • 150 gr gula pasir (saya pakai 80 gr aja karena ga suka terlalu manis)
  • 1/2 sdt garam
  • 1200 ml air (saya pakai 1100ml aja supaya ga terlalu lembek)

Bahan Vla Susu:

  • 1 kaleng susu evaporasi F&N
  • 200 ml susu cair plain
  • 6 sdm gula pasir (saya pakai 3 sdm aja karena ga suka terlalu manis)
  • 2 sdt tepung custard
  • 2 sdt tepung maizena
  • 1/2 sdt vanili

Cara Membuat:

Puding

  1. Campur semua bahan kecuali garam dan gula, aduk-aduk, saring. Tuang ke dalam panci.
  2. Tambahkan gula dan garam, aduk-aduk sampai mendidih.
  3. Tuang ke dalam cetakan puding yang telah dibasahi dengan sedikit air, dinginkan.

Vla Susu

  1. Campur semua bahan, aduk-aduk sampai tidak bergerindil, saring jika perlu sebelum ditambahkan gula.
  2. Masak diatas kompor sambil terus diaduk sampai meletup-letup dan mengental, angkat dan dinginkan. Sajikan puding dingin dengan vla-nya.

Gampang kan bikinnya? tapi dijamin enak lhoo 😉 Kunci kelezatan vla-nya adalah di susu evaporasinya, jadi walaupun resep vla tsb tidak menggunakan telur hasilnya tetap enaakk.

Update:
Bila dituang ke cetakan cup seperti ini akan menghasilkan sekitar 23 buah cup.

IMG_20160210_165136[1]

Pizza Homemade

Pizza Homemade

Sabtu kemaren adek tercinta datang mengunjungi rumah, lumayan dapat temen yang nginep di rumah saat suami sedang dinas ke site di Kalimantan Selatan. Dikarenakan saya dan adek saya adalah partner in crime dalam dunia cemal-cemil makanan enak, maka saya memutuskan untuk bikin pizza sebagai menu dinner di rumah. Adonan dan saus pizza saya buat di hari jumat malam dan disimpan di kulkas, sedangkan potongan2 topping pizza baru dikerjakan di sabtu sore dibantu oleh adek saya. Kegiatan membuat pizza ini selain mengakrabkan juga sekaligus pengiritan juga lah yawww, hahaha. Setelah pizza keluar dari oven, langsung dipotong dan langsung dimakan mumpung masih panas… dan komentar adek saya adalah: enaaaakk…!! Ahh saya jadi ge-er juga jadinya, hihihi. Malam itu kami menghabiskan masing-masing 2 slices pizza dan sisanya disimpan untuk sarapan esok harinya.

Berikut adalah resep pizza dan sausnya yang saya kutip dari blog favorit saya JTT dan Hesti’s Kitchen. Saya hanya membuat setengah resep untuk 1 loyang pizza saja dan karena di rumah adanya hanya loyang diameter 23cm ya jadinya saya pakai yang ada aja, tapi hasil rotinya agak sedikit tebal (mirip kaya tebal roti pizza h*t gitu) tapi tetap lembut koq rotinya 🙂

Adonan Roti Pizza

Resep dikutip dari blog JTT (adonan pizza diadaptasikan dari Peter Reinhart’s Napoletana Pizza Dough Recipe dari website 101 Cookbooks Heidi Swanson)

Bahan: (untuk 2 loyang pizza diameter +-25 cm)

– 500 gram tepung terigu protein tinggi (saya menggunakan Cakra Kembar)
– 1 1/2 sdt garam
– 1 sdt (7 gram) ragi instant, pastikan fresh dan tidak kedaluarsa (saya pakai Haan)
– 50 ml (+- 3 sdm) minyak sayur atau minyak goreng biasa (saya menggunakan minyak zaitun)
– 400 ml air es
– sedikit tambahan terigu untuk taburan di meja

Cara Membuat:

1 hari sebelumnya..

  1. Siapkan mangkuk besar, masukkan tepung terigu, garam dan ragi, aduk hingga benar-benar rata ya, karena jika ragi dan garam langsung bertemu muka maka si ragi akan mati.
  2. Masukkan air es dan minyak sayur, biarkan hingga air dan minyak meresap.
  3. Dengan menggunakan spatula plastik, aduk hingga tercampur rata dan menjadi adonan yang basah.
  4. Pastikan tangan anda bersih, celupkan tangan dengan sedikit minyak sayur, bentuk jari-jari anda melengkung seperti sendok dan mulai menguleni adonan. Caranya dengan menarik adonan dari bagian tepi mangkuk dan melipatnya ke atas. Putar-putar mangkuk selama menguleni adonan agar semua sudut adonan teruleni dengan baik, jika adonan dirasa terlalu basah dan lengket di mangkuk, taburi sedikit demi sedikit dengan tepung terigu dan terus uleni hingga adonan tidak menempel di dinding mangkuk. Jangan berlebihan dalam menaburi tepung, adonan yang terbentuk lembek, lembut dan sangat elastis. Adonan dianggap jadi jika tidak menempel lagi pada dinding mangkuk namun masih melekat di dasar.
  5. Siapkan meja yang telah ditaburi dengan tepung terigu, tuangkan adonan ke atasnya, bagi adonan menjadi 2 bagian. Taburi bagian atas adonan dengan tepung dan bentuk masing-masing bagian menjadi bola yang halus dan lembut.
  6. Lumuri masing-masing bola adonan dengan minyak yang agak banyak, masukkan ke dalam kantung plastik, keluarkan udara yang terdapat dalam kantung dan ikat ujung plastik rapat-rapat. Masukkan plastik berisi adonan ke dalam kulkas, diamkan selama semalam.
  7. Tata adonan, saus, dan bahan topping diatas loyang yang diolesi minyak, panggang di oven suhu 200 derajat celcius selama 30 menit.

Note: Anda bisa memperpendek waktu dengan mendiamkannya sampai adonan mengembang, tanpa perlu memasukkannya ke dalam kulkas semalaman. Untuk rasa, adonan yang didiamkan semalam di kulkas memiliki rasa lebih lezat.

Saus Topping Pizza

Resep diadaptasikan dari Hesti’s Kitchen: Mini Pizza Bites

Bahan: (untuk 2 loyang diameter 23cm)

– 1 buah bawang bombay ukuran kecil, cincang halus
– 2 siung bawang putih, cincang halus
– 120 gr daging giling sapi (diberi sedikit air sampai menjadi pasta supaya saat ditumis tidak menggumpal)
– Garam secukupnya
– Merica bubuk secukupnya
– 2 sdm pasta tomat (encerkan dengan sedikit air supaya tidak menggumpal)
– Gula secukupnya
– 1 sdt oregano
– 1/4 sdt basil
– Miinyak sayur secukupnya untuk menumis
– 25 ml air

Cara Membuat:

  1. Panaskan minyak, tumis bawang putih hingga wangi, masukkan bawang bombay. Tumis bawang bombay hingga wangi dan berubah warna jadi transparan.
  2. Masukkan daging giling, aduk-aduk sampai berubah warna
  3. Masukkan pasta tomat dan air
  4. Masukkan garam, merica, gula
  5. Masak dengan api kecil sampai air menyusut dan saus mengental, cicipi rasanya apa yang dirasa masih kurang
  6. Ketika kompor mau dimatikan, masukkan oregano dan basil, aduk rata, matikan kompor, dinginkan

Topping Pizza

Disesuaikan dengan bahan yang ada dirumah saja.

Bahan:

– 2 lbr smoke beef
– 1 butir bawang bombay ukuran kecil, belah menjadi empat bagian dan lepaskan lapisan-lapisannya.
– 3 bh sosis sapi, iris bulat-bulat 1/2cm
– 1/2 batang keju Mozarela, potong bentuk kubus ukuran 1 x 1 cm
– 1/2 batang keju Mozarela, parut, tambahkan kalau kurang

Selamat menikmati pizza rumahan buatan sendiri yaa.. dijamin memuaskan deh 🙂

Kursus Mengemudi Mobil (Day 2)

Hari ini adalah hari kedua saya mengikuti kursus mobil di “Purnama” dengan Pak Jamal. Seperti biasa saya dijemput di rumah pk. 13.00 dan langsung menduduki kursi pengemudi. Materi hari ini masih sama dengan hari kemarin, yaitu ngelurusin stir, ngelancarin gas, rem, kopling dan gigi. Tapi ada tambahan di hari ini yaitu gimana menggunakan gigi mundur, hehe.

Rute hari ini masih sekitaran Tangerang kota saja, jl. Merdeka, jl. Perumahan Regency dan jalan kecil dipinggir kali Cisadane (lupa nama jalannya apa). Tipe jalan masih yang ribet gitu dan menguji nyali newbie seperti saya, hahaha. DIbandingkan kemaren sih saya ngerasa hari ini jauh lebih lancar bawa mobilnya ya.. ga terlalu kagok lagi dan uda lumayan dapat feel-nya kapan harus ganti gigi, kapan harus injak kopling, kapan harus mulai belokan. Mudah-mudahan bisa ingat terus deh pelajaran kursus hari ini, takutnya terlupakan karena besok (Sabtu – Minggu) saya libur kursus dan baru lanjut lagi hari seninnya. Kata Pak Jamal sih hari 1 – 4 saya akan diajak di jalan yang banyak lurusnya, nanti hari 5 – 8 baru deh tuh dibawa ke jalan yang lebih sempit dan banyak belokannya (wuiihhh tambah tegang nih pasti nyetirnya, ckck). Mudahan hari ke-8 saya udah pede deh bawa mobil sendiri, paling ga ngiterin kompleks perumahan sendiri dulu lah, hahaha (maklum belum punya SIM).

Nanti akan saya update lagi kelanjutan kursusnya di hari Senin ya, hehe..