Bistik / Semur Daging Sapi

Resep Bistik / Semur adalah favoritnya orang indonesia. Bistik / Semur ini hanya bisa dijumpai di rumah, jarang ada yang jualan menu ini diluar. Makanya menu ini adalah salah satu menu rumahan andalan para ibu, hehe. Bikinnya gampang, ga pake ribet, rasanya enak pula! Kalau di rumah saya di Samarinda, menu ini disebut bistik, tapi kalau di Tangerang, daerah suami saya, disebutnya semur. Mungkin di daerah lain bisa jadi ada penamaan yang lain. Berikut resepnya:

Bahan:

  • 300 gram daging sapi (saya suka pakai daging has dalam atau daging buat rendang), potong sesuai selera
  • 1 buah kentang, potong dadu besar, goreng sampai berkulit
  • 5 siung bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 1/2 biji pala
  • 2 butir telur, rebus sampai matang, kupas kulitnya
  • 1/2 – 1 sdt kaldu sapi bubuk
  • 400 ml air atau secukupnya untuk merebus daging sampai empuk
  • garam secukupnya (kalau sudah pakai kaldu bubuk, garamnya tidak usah terlalu banyak)
  • merica secukupnya
  • 4-5 sdm kecap manis

Cara Membuat:

  1. Tumis bawang merah dan putih dengan sedikit minyak sampai harum dan berubah warna jadi transparan.
  2. Masukkan daging sapi, tumis sampai berubah warna menjadi pucat.
  3. Tambahkan air. Masukkan pala, merica, garam, Rebus daging selama 15 menit.
  4. Masukkan kecap manis, aduk rata.
  5. Rebus daging kembali sampai empuk (+- 60 menit). Icipi rasanya, kalau ada yang kurang bisa disesuaikan bumbunya.
  6. Masukkan telur dan kentang, rebus lagi sebentar sekitar 10 menit. Airnya jangan sampai kering ya sisain sedikit untuk kuahnya. Angkat dan siap disajikan.

Lady Finger Untuk Layer Tiramisu

Niat untuk bikin tiramisu sebetulnya sudah lama ada, bahan-bahannya pun sudah dibeli, tapi belum ada nyali buatnya, hahaha. Alhasil kepikiran bikin Lady Finger-nya dulu deh untuk layer tiramisunya. Biar kalau sudah ada nyali dalam waktu dekat ini bisa coba bikin. Sebenarnya untuk tiramisu, selain Lady Finger bisa menggunakan Sponge Cake untuk layer-nya. Tapi saya sih merasa lebih original dan autentik kalau tiramisu pakai Lady Finger. Lady Finger ini kalau malas bikin bisa beli jadi di TBK, tapi bentuknya kayak kue lidah kucing gitu. Biasa kalau buat tiramisu cake, Lady Finger yang bentuk seperti itu dipakai untuk pagar sekeliling cake-nya dan disusun di loyang untuk layer tiramisunya. Nah kalau yang mau bikin tiramisu dalam bentuk cup, sepertinya harus berjuang sendiri ya karena harus custom ukuran Lady Finger-nya sesuai dengan ukuran cup-nya. Berikut resep Lady Finger yang saya ambil dari blog Hesti’s Kitchen. Tekstur adonan dengan resep ini cukup kental sehingga bisa di-spuit sesuai selera. Kalau saya sengaja membuat bentuk bundar karena menyesuaikan dengan bentuk cup.

Lady Finger

Bahan:

  • 3 butir kuning telur, kocok lepas.
  • 90 gram tepung terigu protein sedang, ayak.
  • 3 butir putih telur.
  • 75 gram gula pasir halus / gula castor, ayak.
  • 1 sdm tepung maizena, ayak.
  • 50 gram gula halus untuk taburan (kalau saya pakai secukupnya saja).

Cara Membuat:

  1. Kocok putih telur sampai berbusa. Masukkan sedikit demi sedikit gula pasir halus dan maizena sampai habis sambil terus dikocok. Kocok sampai adonan putih telur jadi kaku mengkilat.
  2. Masukkan kuning telur, aduk asal rata secara perlahan.
  3. Tambahkan tepung terigu, aduk balik asal rata. Jangan overmix karena adonan bisa turun kembali.
  4. Masukkan adonan ke dalam piping bag. Spuit sesuai selera diatas loyang yang sudah diolesi margarin dan tepung / dialasi silpat (lebih baik oles margarinnya agak tebal karena hasil kuenya akan cenderung lengket di loyang). Beri jarak satu sama lain (sekitar 2 cm) karena adonan akan sedikit mengembang.
  5. Masukkan tepung terigu sedikit demi sedikit, aduk rata.
  6. Panggang dalam oven dengan suhu 180 derajat celcius selama 10-15 menit, sampai tepi kue-nya berwarna kecoklatan. Angkat dan dinginkan.

Hasil jadi lady finger ini cukup banyak, bisa untuk 2-3 kali resep tiramisu NCC (1 resep menggunakan 250 keju mascarpone). Lady finger yang tidak langsung digunakan bisa disimpan terlebih dahulu di wadah kedap udara. Tekstur lady finger tidak sama seperti biskuit pada umumnya yang kering dan renyah lho ya. Kalau menurut saya sih lady finger ini teksturnya seperti perpaduan antara cake dan biskuit.

 

Puding Mentega

Saya awalnya mencari resep puding busa lapis kuning-coklat di internet seperti yang dibuat tante saya dulu ketika saya masih kecil. Ketemu gambar yang mirip penampakkannya, tapi bukan berupa puding busa karena ada campuran terigunya. Resep yang saya lihat itu adalah Puding Mentega, dan ternyata sempat populer dikalangan food blogger lainnya. Jadi memang saya aja ya yang ketinggalan, hehe. Better late than never lah ya. Review yang bagus membuat saya berniat mencoba resep ini. Dengan alasan pengiritan saya mengganti bahan menteganya dengan margarin, ternyata tetap enak lhoo! Harum dan lembut margarin gitu, tapi lebih padat karena ada kandungan terigunya. Dari segi rasa mirip dengan puding tante saya itu, hanya saja beda tekstur. Bagi yang penasaran bagaimana teksur puding mentega, silakan coba resep puding berikut ini yang saya ambil dari blog Dapur Bunda Dhafian

Bahan Puding Mentega:

  • 100 gram mentega (saya pakai margarin serbaguna blue band)
  • 1 butir telur
  • 1 sachet skm putih (40 gram, saya pakai merk indomilk)
  • 100 gram terigu (saya pakai tepung segitiga biru)
  • 1 bungkus agar-agar plain (saya pakai merk swallow globe)
  • 150 gram gula pasir (saya pakai 130 gram saja)
  • 1 sdt pasta vanili
  • 700 ml air

Cara Membuat:

  1. Mixer mentega sampai lembut kemudian masukan telur, skm,vanili, mixer sebentar lagi
  2. Masukkan terigu, aduk sampai rata, sisihkan.
  3. Masukkan dalam panci agar-agar, air dan gula masak sampai mendidih, matikan api
  4. Masukkan adonan mentega, kocok dengan mixer sampai rata
  5. Masak lagi sampai mengental,
  6. Tuang ke dalam loyang.

Bahan Puding Coklat:

  • 1 bungkus agar-agar plain (saya pakai merk swallow globe)
  • 150 gram gula pasir
  • 50 gram coklat bubuk (saya pakai merk bendico)
  • 700 ml air
  • 1 sdt garam
  • 1 sachet skm coklat (40 gram, saya pakai merk indomilk)

Cara Membuat:

  1. Campur semua bahan, masak sampai mendidih.
  2. Tuang di atas puding mentega, biarkan dingin. Sajikan.

Baru kali ini saya berhasil membuat puding lapis lho. Layernya menempel sempurna satu sama lainnya. Kalau dulu saya selalu aja gagal, entah jadinya lapisannya tercampur atau malah lepas satu sama lain, hiks. Sekarang saya sudah tau tekniknya. Semua tentang masalah timing, kapan mulai memasak lapisan kedua dan juga kapan boleh menuangkan lapisan berikutnya.

Mulailah masak lapisan agar-agar kedua setelah muncul lapisan tipis diatas permukaan agar-agar pertama. Agar-agar kedua baru boleh dituang saat lapisan agar-agar pertama sudah tidak lengket di jari tangan saat dipegang, walaupun saat itu agar-agarnya masih lembek dalamnya. Tuang perlahan dengan sendok, jangan sekaligus diguyur semua itu agar-agarnya, hehe. Kalau sudah terlanjur beku agar-agar pertamanya (alias telat nuangnya), diakalin dengan ditusuk-tusuk pakai tusuk gigi diseluruh permukaan agar-agar pertamanya (tusuknya jangan dalam-dalam ya, cuma sekedar untuk membuat lubang perekat untuk lapisan agar-agar berikutnya). Menunggu lapisan pertama dingin dan siap dituang lapisan berikutnya tidak perlu harus dimasukkan kulkas, diamkan suhu ruang aja. Ga lama pasti muncul lapisannya koq.

Brownies Pisang Kukus

Suami senang banget beli pisang kalau lagi groceries shopping, tapi sering kali pisangnya suka nyisa 2-3 buah, ga dihabiskan. Mau dibuang tapi sayang.. Eh pas browsing resep ketemu resep Brownies Pisang Kukus di blog JTT. Pisang yang nyisa di rumah (tapi masih bagus kualitasnya) langsung saya haluskan dengan garpu, sesuai resep. Eh ternyata hari itu ga keburu mau bikin brownies karena sibuk masak buat menu dinner. Alhasil pisang yang sudah dihaluskan tersebut saya simpan di freezer dulu. Besoknya mood untuk baking belum muncul juga, jadi pisangnya belum diapa-apain di freezer deh. Sampai seminggu kemudian saya mengumpulkan niat untuk membuat brownies pisang kukus ini. Awalnya sempat ragu juga, bakalan jadi sesuai ekspektasi ga ya hasil akhirnya dengan kondisi pisang yang sudah masuk freezer ini. Ternyata oh ternyata, hasil browniesnya tetap oke lho! Ah, saya senang banget. Browniesnya lembut dan nyoklat banget. Aroma rasa pisang juga terasa di tiap gigitan. Mirip kayak bolu pisang dengan rasa nyoklat banget sih kata saya. Brownies ini saya sajikan ketika adek saya datang ke rumah. Dia juga suka dengan rasanya. Sekali comot langsung 2 slice pula! hahaha. Bagi yang tidak punya mixer di rumah, tidak perlu khawatir karena kita cuma butuh whisker (spatula balon), spatula dan dandang / klakat untuk mengukus.

Berikut resepnya yang saya ambil dari blog JTT:

Bahan:
– 150 gram dark cooking chocolate / coklat hitam masak (saya pakai merk Collata)
– 125 gram gula pasir atau sesuai selera (jumlah gula akan bergantung dengan jenis & tingkat kematangan pisang yang digunakan)
– 3 sdm mentega/margarine suhu ruang
– 2 sdt vanilla extract atau 1/2 sdt vanili bubuk (jika menggunakan vanili bubuk, ayak bersama tepung terigu)
– 300 gram pisang ambon/cavendish/raja (kira-kira 2 1/2 – 3 buah), haluskan dengan garpu (saya pakai pisang cavendish Sunpride 3 buah)
– 2 butir telur ayam ukuran besar, kocok lepas
– 100 gram tepung terigu serba guna (saya pakai Segitiga Biru)
– 1/2 sdt baking powder, pastikan fresh, cek masa kedaluarsanya. Saya sarankan gunakan yang double acting. (saya pakai Hercules BPDA)
– 20 gram coklat bubuk, gunakan yang berkualitas baik (saya pakai merk Bendico)
– 1/2 sdt garam

Cara membuat:

  1. Siapkan loyang (saya pakai loyang bulat diameter 22 cm) olesi dengan mentega dan alasi bagian dasarnya dengan kertas minyak. Sisihkan.
  2. Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu, coklat bubuk, baking powder dan garam, aduk rata. Sisihkan.
  3. Siapkan mangkuk tahan panas (kaca atau alumunium), letakkan mangkuk diatas panci berisi air mendidih. Masukkan coklat blok ke mangkuk, dan panaskan dengan api kecil menggunakan teknik double-boiler (tim) hingga coklat meleleh. Angkat dari api.
  4. Aduk coklat dengan spatula balon hingga smooth, tambahkan gula pasir, mentega/margarine, dan vanilla ekstrak, aduk hingga semua bahan larut dan menjadi halus. Jika terlalu kental panaskan sebentar di panci berisi air mendidih hingga menjadi agak lumer.
  5. Tuangkan coklat leleh ke dalam mangkuk yang agak besar, masukkan puree pisang ke dalamnya, aduk rata. Tambahkan telur kocok, pastikan coklat tidak panas saat menambahkan telur agar telur tidak matang. Aduk hingga adonan halus.
  6. Masukkan tepung dalam tiga tahapan, aduk perlahan dengan spatula hingga rata.
  7. Tuangkan adonan ke dalam loyang, ratakan permukaannya.
  8. Masukkan ke dalam dandang kukusan yang airnya telah mendidih, tutup permukaan dandang dengan kain bersih yang menyerap air, tutup rapat dengan penutup kukusan.
  9. Kukus kue selama 45 – 50 menit atau hingga brownies matang dan tidak lengket saat di tusuk dengan lidi. Keluarkan dari dalam dandang.

Note: Gunakan api sedang saat mengukus, kondisi dandang air terisi banyak sehingga cukup untuk mengukus selama 50 menit. Jangan membuka penutup kukusan selama kue dimasak.