Drama Menyusui

Mendekati minggu-minggu melahirkan, saya sudah merasa sedikit galau karena belum ada tanda-tanda tubuh saya memproduksi ASI (Air Susu Ibu). Padahal beberapa ibu hamil malah sudah memproduksi ASI mulai dari Trimester 3 kehamilan mereka. Saat itu, saya sepakat sama suami, kalau ASI saya tidak keluar atau hanya sedikit, anak kami (terpaksa) harus dikasih sufor (Susu Formula).

Berbekal sedikit pengetahuan dari baca-baca buku atau artikel di internet, saya merasa perlu untuk punya pompa ASI. Saat itu, saya masih berpikiran positif, siapa tahu ASI saya bisa produksi banyak, jadi harus dipompa dan bisa disimpan di freezer untuk stok ke depannya. Saya tidak gegabah untuk langsung beli pompa ASI karena dari hasil sharing ibu-ibu, pompa ASI itu cocok-cocokan juga. Belum tentu yang dikatakan bagus untuk orang lain, bisa cocok di kita. Hal-hal yang mempengaruhinya adalah:

  • Bentuk dan ukuran payudara
    Setiap wanita pasti dilahirkan dengan bentuk dan ukuran payudara yang berbeda-beda. Bentuk dan ukuran payudara tidak mempengaruhi jumlah atau kualitas ASI yang dihasilkan, tapi akan mempengaruhi ukuran corong dari pompa ASI yang digunakan.
  • Pain tolerance
    Untuk antisipasi berbagai level pain tolerance, sebaiknya cari pompa ASI yang memiliki berbagai level suction. Semakin tinggi level suction-nya tentu akan semakin sakit di daerah puting dan areola.
  • Mobilitas
    Bagi ibu yang memiliki mobilitas tinggi, bukan full time mother yang stay at home, carilah pompa ASI yang berukuran kecil dan ringan supaya mudah dibawa-bawa.
  • Harga
    Soal harga ini tentu relatif bagi tiap orang. Sebaiknya disesuaikan dengan budget masing-masing saja. Tapi, jangan juga hanya sekedar mencari harga yang murah tapi tidak memperhatikan kualitas dan faktor kecocokannya. Pompa ASI ini bisa jadi good investment karena bisa dipakai sampai 2 tahun (batas usia pemberian ASI yang disarankan).
  • Sparepart
    Ada bagian pompa ASI yang harus diganti berkala demi alasan higienitasnya, seperti valve. Selain itu, kalau terjadi kerusakan minimal, sebaiknya sparepart pompa ASI-nya bisa gampang dicari di pasaran.
  • Service Center
    Kalau pompa ASI rusak agak parah, mau tidak mau kita harus membawanya ke service center. Carilah brand yang service center-nya gampang ditemukan di daerah tempat tinggal kita. Selain itu, kualitas service mereka juga bagus.
  • Brand
    Banyak brand pompa ASI yang beredar di pasaran. Sebaiknya cari brand yang memiliki reputasi baik, terkait dengan kualitas produk mereka. At least, material yang digunakan untuk sparepart pompa ASI berkualitas food grade dan tidak toxic.

Dari berbagai pertimbangan tersebut, saya memilih pompa ASI Spectra 9+. Untuk percobaan pertama, tentu saja saya tidak langsung beli. Saya memutuskan untuk coba sewa dulu dan coba cari penyewaan pompa ASI di kota Batam yang punya stok pompa ASI tersebut. Setelah ketemu, saya langsung contact dan booking untuk diantar seminggu sebelum waktu lahiran, karena akan saya bawa saat ke rumah sakit. Saya sewa untuk periode 1 bulan dulu, sambil dilihat cocok atau tidak. Harga sewa pompa ASI Spectra 9+ adalah Rp. 125 Ribu untuk 2 minggu dan Rp. 200 Ribu untuk 1 bulan dengan uang jaminan Rp. 150 Ribu yang akan dikembalikan pada akhir sewa setelah memastikan tidak ada kerusakan pada pompa ASI yang disewakan. Harga tersebut tidak termasuk ongkos kurir untuk mengantar dan mengembalikan pompa ASI-nya.Untuk contact penyewaan pompa ASI di Batam akan saya tulis di akhir post ini.

Seperangkat pompa ASI Spectra 9+ yang saya sewa

Review saya tentang pompa ASI Spectra 9+ cukup baik.
Pros:
– Ukuran pompa kecil dan memudahkan dibawa-bawa
– Bunyi pompa saat menyedot tidak terlalu berisik
Display layar pompa disertai dengan lampu sehingga bisa tetap pompa didalam ruangan yang gelap (saat suami dan anak tidur lelap)
– Ada berbagai level suction dan massage yang bisa dilipih sesuai level pain tolerance masing-masing orang.
– Ada fitur auto off setiap 30 menit pompa (kalau lupa matiin pompa-nya)
– Ukuran corong pas di payudara saya
– Perakitan pompa mudah dilakukan
Cons:
– Baterai pompa tidak tahan lama. Setiap hari harus di-charge.
– Banyak bagian yang harus dicuci setelah dipakai: Corong, valve dan botol.

Setelah lahiran, ASI saya tidak langsung keluar. Ditambah anak bayi lebih mementingkan tidur daripada belajar menyedot ASI. Selain itu, saya mengalami stress akibat baby blues syndrome. Akhirnya pada hari ke-4 setelah melahirkan, ASI saya baru keluar berkat bantuan pompa ASI, itupun cuma beberapa tetes. Oleh karena itu, anak bayi sudah saya kasi sufor di awal supaya tidak dehidrasi. Setelah hari ke-7, ASI saya keluar 25 ml setiap pompa sekitar 20 menit. ASI saya keluar sedikit bukan karena kualitas pompa ASI-nya tidak bagus ya, tapi memang produksi ASI saya yang sedikit. Saya sudah mencoba beberapa booster ASI, makan daun katuk tapi tetap saja tidak ada peningkatan. Secara teori, ASI itu adalah supply dan demand. Semakin sering dikosongkan, maka produksi ASI akan semakin banyak. Tapi, terkadang tidak semudah teori saja. Prakteknya penuh perjuangan. Apalagi saya mengurus anak bayi sendirian tanpa nanny or maid, disaat luka bekas operasi masih cenat-cenut kalau banyak bergerak, begadang tiada henti karena harus kasih susu ke anak bayi. Rasanya waktu yang tersisa lebih baik dipakai untuk istirahat, supaya tidak jatuh sakit. Saya tidak sanggup untuk pompa setiap 2 jam sekali sesuai teori. Suami juga tidak mendukung saya untuk pompa karena menurut dia lebih baik saya beristirahat.

Dengan jumlah ASI yang minimalis, saya tetap bisa merasakan pengalaman DBF (Direct Breast Feeding). Hanya saja tujuan DBF saya bukan lagi untuk nutrisi, melainkan untuk bonding dengan anak. Untuk masalah nutrisi, saya tetap mengandalkan sufor. Saya melakukan DBF sesuai keinginan anak saja. Ada saatnya anak saya lebih memilih DBF supaya merasa tenang, terutama kalau mau tidur. Walaupun saya tahu jumlah ASI-nya tentu saja tidak mencukupi kebutuhan dia. Hehe.

Next post, saya mau bahas tentang masalah formula feeding untuk anak bayi. Saya yakin sekali, di internet pasti sudah banyak tulisan tentang ASI, tapi masih sedikit yang membahas tentang sufor. Seakan-akan, memberi sufor kepada anak bayi itu aib dan harus disembunyikan. Oleh karena itu, saya mau memberikan semangat kepada ibu-ibu sufor yang senasib dengan saya. Breast feeding or formula feeding, you’re still a mother who love your child. Please stop mom-shaming.

Contact Penyewaan pompa dan freezer ASI Batam:
Anasis Freezy
Baloi Kesehatan Pelabuhan Blok B-16, Batam Kota.
WA / Telp: 081275756770
IG: freezerasi.anasisfreezy

Satu pemikiran pada “Drama Menyusui

Tinggalkan komentar