Pregnancy # 2: Post Natal

Kalau di post sebelumnya, saya cerita tentang pengalaman saya melahirkan secara Caesarean untuk pertama kalinya, kali ini saya mau cerita tentang post natal alias periode setelah melahirkan. Hari ke-3 setelah lahiran, saya sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah bersama anak bayi. Saya dibekali oleh dokter kandungan saya (dr. M. Dezarino, Sp.OG, M.Kes) berbagai macam obat dan vitamin untuk dikonsumsi di rumah. Obat dan vitamin yang diresepkan untuk saya adalah:
– Sedrofen 500 mg 2 x 1 hari (antibiotik)
– Formical B 1 x 1 hari (vitamin mineral dan calsium)
– Teranol 10 mg 3 x 1 hari (anti nyeri)
– Durogesic Patch Fentanyl 12,5 mcg slow released (anti nyeri berntuk patch yang ditempel di atas dada kiri)
Saya tidak diresepkan ASI booster apapun oleh dokter karena menurut beliau biasanya ASI booster itu tidak begitu ada pengaruhnya.

Perihal nyeri luka setelah operasi, masih saya rasakan bahkan sampai 2 minggu lamanya, padahal sudah dibantu dengan obat anti nyeri dari dokter. Paling menyiksa itu adalah ketika bangun dari ranjang, dari posisi baring ke duduk. Rasanya selalu sakit dan nyeri pada ujung kanan jahitan. Menurut dokter, hal itu wajar karena bagian paling kanan dari luka jahitan itu adalah simpul jahitannya. Setelah 1 bulan, nyeri luka operasi sudah jauh berkurang. Tapi, kalau tergesek pakaian atau celana dalam, biasanya akan berasa sedikit cenut-cenut. Hal ini bahkan saya rasakan sampai sekarang (2 bulan setelah operasi).

Menurut dokter kandungan, setelah pulang dari rumah sakit, saya sudah boleh mandi di rumah karena luka caesar-nya ditutup dengan plester anti air. Tapi, karena saya mengikuti tradisi Cina, Ciakpo (yang sudah di-modernisasi tentunya, hehe), maka saya tidak mandi sama sekali saat 3 hari pertama begitu sampai di rumah. Hanya mandi seka saja untuk menjaga luka caesar-nya tetap kering. Setelah itu, saya mandi sehari sekali dengan air hangat yang diberi ramuan herbal. Ramuan herbal yang saya pakai adalah Eu Yan Sang Confinement Herbal Bath, beli di Malaysia via Jastip, dengan harga Rp. 285.000 per box. Satu box isinya 10 pak ramuan herbal. Cara penggunaannya: Rendam 1 pak ramuan herbal dengan air panas (18 Liter) selama 10-15 menit kemudian mandi seperti biasa. Gunanya ramuan herbal ini adalah untuk menjaga badan tetap hangat selama dan setelah mandi, karena wanita yang habis melahirkan itu menurut tradisi Cina rentan kena masuk angin dan bisa membahayakan kesehatannya. Untuk penghematan, biasanya 1 pak ramuan herbal tersebut saya pakai untuk 2 kali mandi. Hahaha.
Link produk: https://www.euyansang.com.my/en_MY/herbal-bath-for-post-natal-955616010356.html#start=1

Selain itu, untuk mempercepat penyembuhan luka operasi, saya disarankan untuk banyak makan ikan gabus yang diolah dengan tim jahe. Dikarenakan lahiran secara Caesar, konon harus menghindari ramuan masak arak, jadi prefer pakai jahe saja. Untuk booster dan alasan kepraktisan, saya juga ada konsumsi essence ikan dalam kemasan yang saya beli di Singapura via Jastip. Produk tersebut namanya Eu Yan Sang Essence of Fish. Harganya Rp. 307.000 per box. Satu box isinya 6 botol essence ikan. Produk ini bisa diminum sebelum atau sesudah makan. Surprisingly, baunya tidak amis seperti yang saya bayangkan lho.
Link produk: https://www.euyansang.com.sg/en/essence-of-fish-888842543149.html

Untuk ASI booster, karena tidak diresepkan oleh dokter, saya inisiatif beli sendiri. Saya beli Blackmores Pregnancy & Breastfeeding dari Malaysia via Jastip. Sebenarnya Blackmores ini sudah masuk secara resmi di Indonesia tapi harganya lebih mahal. Jadi saya prefer beli di luar negeri dulu untuk coba pertama kali. Harga Blackmores Pregnancy & Breastfeeding versi Malaysia ini adalah Rp. 210.000 per botol. Satu botol isi 60 kapsul. Kalau menurut saya, setelah pemakaian, saya tidak merasakan ada efek terhadap kuantitas ASI. Lebih pengaruh kalau konsumsi daun katuk langsung. Malah saya kurang suka dengan bentuk kapsul Blackmores yang besar sehingga susah ditelan. Jadi sepertinya, saya tidak akan repurchase setelah habis.
Link produk: https://www.blackmores.com.my/products/pregnancy-breast-feeding-formula

Setelah melahirkan, saya pertama kalinya mengalami kaki dan tangan yang bengkak seperti ada penumpukan cairan. Padahal selama hamil saya tidak pernah sekalipun mengalami bengkak-bengkak. Kondisi ini sempat saya tanyakan ke dokter, dan katanya wajar karena setelah lahiran tubuh banyak kekurangan protein dalam darah jadi pada beberapa kasus menyebabkan distribusi cairan tubuh tidak lancar. Oleh dokter, saya disuruh banyak konsumsi protein seperti putih telur, ikan dan ayam. Kondisi ini berlangsung sampai 2 minggu dan kemudian hilang sendiri.

Untuk perawatan luka operasi, saya dijadwalkan untuk berkunjung ke dokter kandungan sebanyak 2 kali, yaitu satu minggu dan dua minggu setelah operasi. Dalam kunjungan tersebut, luka operasi saya diperiksa apakah ada nanah atau cairan yang keluar dari luka tersebut atau tidak. Kapas dan perban anti air-nya juga diganti oleh dokter. Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan via USG untuk mengecek kondisi rahim-nya: sisa darah nifas yang ada, luka sayatannya dan penyusutan rahimnya. Kontrol luka operasi dilakukan di Klinik Permata Hati Batam. Setiap kontrol untuk USG dan ganti perban saya harus membayar sekitar Rp. 500 Ribu. Syukurnya luka operasi saya cepat pulih dan kering. Setelah kontrol kedua, dokter menyatakan luka saya sudah kering. Tapi, saya tetap harus jaga-jaga sendiri sampai paling tidak 6 minggu lamanya. Saya tidak boleh angkat berat-berat dan berolahraga yang gerakannya menggunakan otot perut.

Demikianlah perjuangan melahirkan secara caesar. Tidak semudah apa yang orang lain bayangkan. Sampai-sampai sering sekali Ibu yang lahiran secara Caesar jadi disepelekan dan jadi perdebatan lahiran pervaginam (normal) vs caesarean. Saya yakin, apapun metode lahirannya, pasti setiap Ibu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Salam damai untuk semua Ibu-ibu yang membaca blog ini ya. You’re all amazing! Sampai ketemu di next post (masih edisi pasca lahiran tentunya)!

Tinggalkan komentar