Perbandingan Biaya IVF Di LSC Penang Dan BIC Jakarta

Sesuai janji saya yang entah dari kapan itu, akhirnya tulisan ini bisa rilis juga, hahaha. Jujur saya agak malas karena berasa membuka aib keluarga sendiri, tapi satu sisi lainnya saya ingin berbagi dan berharap tulisan ini bisa membantu orang-orang diluar sana yang senasib dengan saya. Bagi yang pertama berkunjung di blog saya ini silakan buka arsip tulisan saya di “Try To Conceive” untuk cerita latar belakang medis saya yang lebih detail. Secara garis besar, alasan kenapa saya dan suami belum bisa punya keturunan secara alami adalah karena saya AMH-nya rendah (Cadangan sel telur sedikit) dan suami sperma-nya kurang bagus (OAT / OligoAsthenoTeratoSpermia alias spermanya kurang gerak, kurang jumlah dan bentuknya banyak yang tidak sempurna). Menurut beberapa dokter kandungan yang kami temui, best chance kami untuk mendapatkan keturunan hanya melalui program bayi tabung atau IVF.

Sejak divonis harus IVF, saya dan suami mulai mengumpulkan informasi mengenai IVF. Berdasarkan banyaknya review positif, ada 2 tempat yang menjadi incaran kami untuk melakukan IVF, yaitu Loh Guan Lye Specialist Center (LSC) di Penang dan Bunda International Clinic (BIC) di Jakarta. Saya dan suami sih memang sudah pasien lama di BIC dan sudah beberapa kali ganti dokter disana tapi kalau berobat ke Penang sih belum pernah sama sekali. Oleh karena itu di bulan Juni 2016 kemarin kami sempat melakukan survey dan sekaligus berkonsultasi ke LSC dengan dokter Devindran. Cerita detail sudah pernah saya tulis terpisah.

Biaya IVF ini luar biasa mahalnya menurut kami dan dengan harga segitu persentase keberhasilannya maksimum hanya 60% pula. Sisanya 40% ya tergantung nasib dan kuasa Tuhan. Oleh karena itu penting untuk mencari IVF dengan harga yang lebih murah tapi tentu saja dengan kualitas yang bagus, hehe. Tingginya biaya IVF ini disebabkan karena obat-obatan injeksi hormon yang digunakan termasuk obat import yang harganya memang mahal, selain itu teknologi peralatan yang dgunakan juga khusus dan mahal. Sekarang mari kita bandingkan biaya IVF di rumah sakit incaran saya, LSC dan BIC.

  1. Transportasi
    a. LSC
    Bagi kasus saya yang berdomisili di Tangerang, tentu saja saya butuh naik pesawat untuk sampai ke Penang. Harga tiket pesawat direct flight Jakarta-Penang ini tidaklah murah dan jam penerbangannya juga tidak banyak. Harga tiket pesawat Jakarta-Penang one way bisa mencapai 1 juta Rupiah per orang. Jadi untuk skenario dimana suami dan istri berangkat bareng di awal kemudian istri stay di Penang sampai 1 bulan (asumsi setelah embrio transfer, istri akan melalui 2 weeks wait-nya di Penang saja) dan suami bolak-balik Jakarta-Penang karena suami harus kerja di Jakarta (Anggap suami bolak-balik 2 kali, saat istri menjalani prosedur embrio transfer dan saat bagi “rapor” setelah 2 weeks wait) kemudian baru pulang bareng ke Jakarta setelah bagi “rapor”, maka biaya pesawat suami istri sekitar 8 juta Rupiah. Apabila kita mengajak orang tua kita (biasanya ibu) untuk menemani kita disana selama program IVF maka total biaya pesawat akan menjadi 10 juta Rupiah. Harga tiket pesawat akan jauh lebih murah kalau lewat Kuala Lumpur kemudian dilanjutkan dengan naik bus atau pesawat lagi ke Penang, tapi menurut saya agak kurang praktis dan lama di perjalanan sehingga saya prefer mencari yang direct flight. Selain pesawat juga perlu diperhitungkan biaya transportasi di kota Penang apabila tempat tinggal-nya jauh dari lokasi rumah sakit. Jadi memang lebih baik mencari tempat tinggal yang dekat dan bisa jalan kaki aja ke rumah sakit-nya.
    b. BIC
    Jarak dari rumah saya di Tangerang ke BIC adalah 34 km (one way). Dengan asumsi selama program saya harus rajin bolak-balik ke BIC selama 2 minggu atau 14 kali PP (dari mulai injeksi hormon sampai embrio transfer dan bagi “rapor” setelah 2 weeks wait) dengan mobil sendiri yang efisiensi bahan bakar-nya 11 km/liter (karena jalanan ke BIC termasuk jalanan yang sering macet, hehe) dan menggunakan pertamax 92 (harga sekarang Rp. 7.350/liter) maka biaya transportasinya adalah Rp. 636.109. Jauh lebih murah kan?! Hehe. Kalau mau mengajak pendamping (ibu kita) palingan saya cuma harus menyediakan tiket penerbangan domestik karena Ibu saya tinggal di Samarinda. Harga tiket PP Jakarta – Balikpapan sekitar 1,5 juta Rupiah.
  2. Akomodasi
    a. LSC
    Tinggal di negeri orang tanpa sanak saudara tentu saja butuh untuk sewa apartemen atau guesthouse. Dari hasil survey, harga sewa apartemen atau guesthouse di Penang per hari adalah sebagai berikut MYR 50 untuk kamar ukuran kecil dengan kamar mandi luar, MYR 65 untuk kamar ukuran agak besar dengan kamar mandi luar dan MYR 80 untuk kamar besar (master bedroom) dengan kamar mandi dalam. Untuk kenyamanan tentu saja kita lebih memilih yang tipe master bedroom, jadi untuk 1 bulan sewa kita harus mengeluarkan biaya MYR 2.400. Untuk biaya makan, rata-rata tiap orang menghabiskan MYR 14 per kali makan. Jadi untuk biaya makan 2 orang (istri dan pendamping) selama 1 bulan di Penang adalah MYR 2.520. Biaya makan tersebut bisa dihemat kalau kita masak sendiri.
    b. BIC
    Karena tinggal di Tangerang saya ga perlu keluar uang tambahan untuk sewa tempat tinggal. Tidak ada yang lebih nyaman dibandingkan rumah sendiri kan?! Hehe. Untuk biaya makan pun lebih hemat tentunya karena bisa masak sendiri di rumah. Membawa pendamping (ibu kita) selama program juga jadi lebih nyaman kalau di rumah sendiri.
  3. Biaya Program IVF
    a. LSC
    Sewaktu konsultasi dengan dokter Devindran saya dianjurkan mengikuti IVF Short Antagonist Protocol (jangka waktu program-nya dari mulai injeksi hormon sampai dengan bagi “rapor” sekitar 1 bulan). Harga total program ini adalah MYR 17.300 dengan perincian MYR 1.000 untuk konsultasi awal- test lab screening IVF suami istri dan MYR 16.300 untuk proses IVF. Harga tersebut belum termasuk frozen embrio (kalau ada lebih embrio) dengan harga MYR 1.600 untuk 2 tahun.  Harga juga bisa meningkat dari angka tersebut kalau kita mengambil tindakan tambahan misalnya ICSI dan laparoskopi (pengecekan sebelum program IVF, hanya kalau dirasa perlu oleh dokter). Harga tindakan laparoskopi di LSC sekitar MYR 10.000.
    b. BIC
    Harga total untuk paket IVF short protocol di BIC adalah 78 juta Rupiah. Harga tersebut sudah termasuk joining fee, konsultasi dokter & USG 5 x, obat-obatan injeksi hormon dosis 3.600 IU, test lab screening suami istri, Analisa Sperma, OPU (Ovum Pick Up), Lab Embriologi, dan Embrio Transfer. Biaya tersebut belum termasuk frozen embrio (kalau ada lebih embrio) dengan harga 1,75 juta Rupiah per tahun. Harga juga bisa meningkat dari angka tersebut kalau kita mengambil tindakan tambahan misalnya ICSI atau IMSI, laparoskopi (pengecekan sebelum program IVF, hanya kalau dirasa perlu oleh dokter) serta bila ada tambahan dosis obat.
    BIC ini juga sering mengadakan promo program IVF, harga mulai dari 47,5 juta Rupiah, tapi biasanya harga yang tercantum di brosurnya itu adalah harga minimum alias biaya tersebut belum termasuk konsultasi dokter & USG, test lab screening suami istri, analisa sperma dan tambahan dosis obat baik obat injeksi maupun obat untuk treatment setelah IVF. Kalau dicompare harga normal dengan harga promo-nya cuma berbeda di harga obat-obatan injeksi-nya saja karena di paket promo itu obat-obatan injeksi-nya dibatasin dosis-nya dan biasanya memang kita harus nambah dosis-nya lagi dengan biaya tambahan tertentu. Harga promo ini secara total paling lebih hemat sekitar 7 juta Rupiah. Tapi lumayan lah ya, hehe.

Kesimpulan:
Apabila kita memutuskan mau melakukan IVF di Penang, kita harus menyiapkan dana mulai dari tiket pesawat, akomodasi, sampai biaya tindakan medis-nya. Harga ini bisa jadi lebih murah ataupun lebih mahal dari IVF di Jakarta, tergantung dari kurs tukar mata uang Ringgit Malaysia. Kurs tukar Ringgit Malaysia biasanya berkisar 3.000 – 3.700 Rupiah. Kalau nilai tukar 1 MYR = 3.000 Rupiah biaya IVF di LSC plus transport dan akomodasi di Penang menjadi 76,7 juta Rupiah tapi kalau nilai tukar 1 MYR = 3.700 Rupiah maka total biaya menjadi 92,2 juta Rupiah.
Untuk di BIC harganya cenderung stabil karena ga terpengaruh nilai tukar mata uang, hehe. Total biaya di BIC termasuk transport dan akomodasi (untuk kasus saya yang tinggal di Tangerang) adalah Rp. 85,5 juta Rupiah. Untuk harga paket promo bisa jadi lebih murah sekitar 78,5 juta Rupiah.

Jadi pilih yang mana nih? Pilih lah yang sesuai kebutuhan tentunya. Kalau saya walaupun pada awalnya tergiur untuk IVF di LSC, tapi saya akhirnya memutuskan program di BIC saja dengan pertimbangan:

  • Karena suami kasusnya OAT maka lebih disarankan menggunakan teknologi IMSI (Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection) dibandingkan ICSI (Intra-Cytoplasmic Sperm Injection) dalam pemilihan sperma-nya untuk disuntikkan langsung ke sel telur. ICSI menggunakan pembesaran 400 kali sedangkan IMSI menggunakan pembesaran 6.000 kali untuk pemilihan sel sperma sehingga sperma yang diseleksi melalui teknologi IMSI ini dipercaya lebih memberikan kualitas sperma yang bagus. Harga teknologi IMSI ini adalah 7,5 juta Rupiah di BIC. BIC saat ini merupakan satu-satunya yang memiliki teknologi IMSI di Indonesia. Bahkan di LSC juga belum ada teknologi IMSI ini.
  • Lebih nyaman tinggal di rumah dan negara sendiri. Selain itu juga bisa ketemu suami setiap hari, ga jauh-jauhan seperti skenario kalau IVF di LSC. Orang tua pun yang menemani selama program IVF pun juga lebih nyaman di rumah tentunya dibanding sepetak kamar apartemen.
  • Kalau berhasil hamil setelah 2 weeks wait, saya agak ngeri untuk naik pesawat. Koq kayaknya agak riskan ya kondisi hamil muda begitu naik-naik pesawat? Mungkin ini karena saya saja yang paranoid.
  • Lebih nyaman berkomunikasi dengan dokter di negara sendiri.

Intinya sih mau di Penang atau Jakarta, tetap aja harga IVF ini mahal banget ya. Tapi mau gimana lagi kalau ga punya pilihan kayak saya? Hiks. Jujur di luaran sana banyak aja orang yang agak sentimen dengan orang yang memilih menjalani IVF. “Ih sayang banget duit segitu untuk bikin anak doang.. padahal duit segitu bisa untuk bla.. bla.. bla.”. Saya juga ga meminta harus mengalami keadaan begini. Kalau bisa memilih tentu saja saya mau bisa hamil secara alami, tapi kondisi medis saya dan suami tidak memungkinkan dan saya juga harus berpacu dengan jam biologis saya. Mumpung masih ada kesempatan saya ikhlas mau mencoba IVF, dan kalau kelak hasilnya tidak sesuai harapan karena Tuhan belum berkehendak, saya juga ikhlas, mungkin belum rejeki saya untuk punya anak. Kita sebagai manusia cuma bisa berusaha sebaik-baiknya dan biarkan Tuhan yang memutuskan hasilnya. Untuk teman-teman seperjuangan semoga kita semua bisa mencapai apa yang kita inginkan dan jangan berhenti berjuang. Semangaatttt!!

Iklan

8 pemikiran pada “Perbandingan Biaya IVF Di LSC Penang Dan BIC Jakarta

  1. Masya Allah… SALUT utk Kak Liz~

    smoga program IVF di BIC-nya SUKSES ya ^^
    saya hanya bisa bantu doa..

    tetap smangat Kak ^^
    mau periksa ke BIC kok mahal utk orang seukuruan saya hehe..
    Jadi mesti nabung dulu :”)

    anyway thanks for posting 😀

    Suka

    • Hai Rere,

      Bagi saya juga mahal banget koq. Harus nabung-nabung dulu (namanya juga kan bayi tabung, wkwk). Ini aja 4 tahun nabung baru mau maju IVF bulan Desember 2016, hehe. Wish me luck ya! 🙂

      Suka

    • Hai Mba Merry,

      Di BIC udah gonta ganti beberapa dokter. Sempat sama dokter irham (blm ada tindakan apa2), dokter taufik (sempat insem tapi gagal), dokter caroline (cuma 1 kali visit) dan sekarang dengan dokter arie (mau coba ivf). Mba juga pasien di BIC?

      Suka

      • Hi Liz,
        km udah mulai program ivf ama Dr.Arie?
        Saya dl insem sama Dr.Ivan 2x gagal.
        Sekarang pengen ivf jg di BiC tapi masih binung sama dokter sapa, maunya sih sama Irham.
        Btw, knp km gak sama Dr.Irham?

        Suka

      • Hai Merry,

        Maaf baru sempat reply lagi..
        Saya sudah mulai program IVF sama dokter Arie, lagi deg2an nunggu kabar embrio berkembang sampai hari ke-3 atau tidak.
        Saya pribadi kurang cocok aja sih dengan dokter Irham, sudah pernah konsul beberapa kali dengan beliau.

        Suka

  2. saya setuju banget sama apa yg ditulis disini. saya juga lagi program IVf dan lagi 2ww. menurut saya di BIC gak kalah bagus dr LSC. dan memang lebih nyaman untuk bolak balik serta bedrestnya. hehehe

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s