Proses kelahiran adalah saat yang dinanti-nantikan oleh setiap Ibu hamil. Selama 9 bulan lebih mengandung, saat itulah kita akan bertemu secara langsung dengan sang buah hati. Saya pun demikian, rasanya sudah tidak sabar mau lihat anak bayi secara langsung, walaupun sejujurnya saya merasa takut dengan proses kelahirannya karena ini adalah kelahiran pertama yang akan saya jalani.
Persiapan Lahiran
Saat usia kandungan saya memasuki 36 weeks, saya dan suami sudah harus menetapkan pilihan, apakah kami akan menjalani persalinan pervaginam atau caesarean? Dokter Dezarino pun memberikan range tanggal yang aman untuk melakukan operasi caesar, yaitu week ke 37-38 (20 November – 4 Desember 2020). Dokter tidak menyarankan saya menunggu sampai week ke-39 karena pada saat itu sudah rentan terjadi komplikasi yang memicu persalinan, misal pecah ketuban, ketuban keruh, kontraksi, dan lain-lain.
Dari segi posisi janin, sebenarnya saya ada chance untuk lahiran pervaginam, tapi karena pertimbangan berikut ini, saya dan suami menyepakati untuk memilih persalinan secara caesarean:
– Usia Ibu
Usia saya saat akan melahirkan sudah tidak bisa dibilang muda lagi, yaitu 37 tahun. Takutnya saya sudah tidak sekuat saat muda dulu menghadapi proses kontraksi yang konon bisa berlangsung up to 24 hours bagi Ibu yang pertama kalinya melakukan persalinan pervaginam. Bisa-bisa saya sudah kehabisan tenaga untuk mengedan atau menyerah di tengah jalan dan memilih operasi. Kalau demikian artinya saya akan merasakan sakit dua kali, yaitu kontraksi dan operasi. Jadi lebih baik saya menetapkan hati dan pilihan sedari awal. Lagipula kalau menjalani operasi caesarean secara mendadak (emergency), secara cost akan lebih mahal dan recovery-nya akan lebih lama daripada scheduled caesarean.
– Tidak ada persiapan olahraga atau ikut kelas hamil
Tipikal saya adalah orang yang harus menyiapkan segala sesuatu dengan detail sebelum saya melakukan suatu hal. Selama hamil di era pandemi ini, saya agak takut untuk berkumpul ikut kelas hamil atau yoga pre-natal. Oleh karena itu, saya jadi kurang percaya diri menjalani persalinan pervaginam tanpa bekal apa-apa.
– Keluarga dan teman sekitar banyak yang menjalani persalinan caesarean.
Pihak keluarga dan teman-teman sekitar yang sepantaran usia dengan saya kebanyakan menjalani proses persalinan caesarean. Mereka banyak berbagi cerita tentang proses kelahiran caesarean yang minim sakit saat persalinan, walaupun memang setelah obat biusnya habis, sakit karena luka sayatan operasinya bisa jauh lebih sakit daripada luka dari proses persalinan pervaginam.
– Minim resiko untuk bayi
Seperti kalian ketahui, perjalanan saya untuk punya anak ini sungguh panjang, lama dan melelahkan. Penantian 8 tahun untuk bisa mendapatkan mujizat anak. Saya tidak mau ambil resiko yang sekiranya akan membahayakan anak saya pada proses persalinan. Saya merasa operasi lebih aman karena proses mengeluarkan anaknya lebih singkat tanpa drama. Walaupun tidak bisa dipungkiri faktor resiko cukup tinggi apabila dilihat dari sisi Ibu.
Persiapan lahiran secara caesarean yang saya lakukan adalah:
1. Memilih tanggal
Saya dan suami bukan tipikal orang yang selalu melihat primbon untuk mencari tanggal baik. Bagi kami setiap hari itu adalah baik. Nasib orang tidak bisa dipatok dari hari kelahirannya saja. Pada awalnya saya mau memilih tanggal 2 Desember 2020 untuk kelahiran anak saya, biar nanti ultahnya sama dengan daddy-nya, hehe. Tapi, akhirnya niatan itu diurungkan dan kami memilih tanggal 27 November 2020 saat usia kandungan saya memasuki 38 weeks karena saat itu saya sudah merasa susah jalan akibat perut yang semakin membesar dan berat.
2. Memilih rumah sakit
Saya dan suami memilih rumah sakit yang tidak menerima pasien rujukan Covid-19 karena saya takut anak bayi ketularan. Oleh karena itu, kami memilih RSIA (Rumah Sakit Ibu dan Anak) yang semestinya lebih rendah resiko penularan Covid-19-nya. RSIA yang kami pilih adalah RSIA Frisdhy Angel. Tipe kamar rawat inap yang kami pilih adalah tipe VIP supaya tidak share room dengan pasien lain demi alasan kesehatan (resiko tertular penyakit). Sehubungan dengan terbatasnya kamar operasi dan VIP, kami melakukan booking 2 minggu sebelum hari H yang sudah disepakati.
3. Screening darah untuk persiapan lahiran
Item pemeriksaan darah apa saja yang diwajibkan bisa dilihat pada post saya sebelumnya. Tapi, saya mau menggarisbawahi hal yang penting disini, yaitu kadar Hb (Hemoglobin). Kadar Hb saat lahiran nanti diharapkan bisa normal diangka 12-14. Kalau kadar Hb dibawah 12, sebaiknya siap-siap untuk melakukan tranfusi darah saat/setelah selesai operasi karena biasanya kesadaran pasien akan menurun apabila Hb-nya terlalu rendah karena kehilangan banyak darah. Kebanyakan rumah sakit di Batam, tidak ada persediaan stok darah di rumah sakitnya. Mereka hanya mengandalkan stok darah dari PMI (Palang Merah Indonesia) yang sejak masa pandemi ini jadi lebih sedikit stoknya. Jadi, bagi Ibu yang Hb-nya rendah jelang persalinan, lebih baik menghadirkan beberapa orang keluarga yang golongan dan rhesus darahnya sama untuk cadangan tranfusi darah.
4. Rapid Test Covid-19
Di RSIA Frisdhy Angel mewajibkan Ibu hamil yang akan melahirkan untuk melakukan rapid test Covid-19. Apabila positif Covid-19 maka akan dirujuk ke rumah sakit lain. Surat keterangan rapid test ini berlaku selama 14 hari saja, jadi harus pintar-pintar menyesuaikan jadwal tanggal lahiran.
5. Hospital Bag
Tas ini berisi perlengkapan Ibu dan bayi yang akan dibawa ke rumah sakit. H-1 dari tanggal lahiran, saya ditelepon oleh suster RSIA Frisdhy Angel untuk membawa berbagai perlengkapan Ibu dan bayi yang akan dipakai sesaat setelah lahiran. Oya, selain perlengkapan Ibu dan bayi, jangan lupakan perlengkapan suami juga ya yang akan jadi pendamping pasien saat rawat inap. Lama rawat inap pasien yang melakukan persalinan caesarean di RSIA Frisdhy Angel adalah 3 hari 2 malam (sudah paket), jadi persiapkan pakaian ganti sebanyak yang dibutuhkan.
6. Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan
Saya tidak mau melakukan aktivitas fisik yang berlebihan karena rentan memicu kontraksi, padahal saya sudah booking jadwal operasi. Jangan sampai scheduled caesarean berubah jadi emergency caesarean. Hehe. Nikmatilah quality time bersama pasangan dan me-time sebelum sibuk mengurus anak bayi setelah lahiran nantinya.
7. Makan makanan favorit
Sebelum lahiran saya merasa perlu untuk puas-puasin makan enak kesukaan saya karena kalau sudah lahiran nanti saya harus jaga makan sesuai tradisi cina (ciak po) selama 30 hari. Kapan lagi makan enak (tanpa berlebihan lho ya) tanpa feel guilty? Hehe.
Apabila memilih paket persalinan caesarean di RSIA Frisdhy Angel, kita akan diminta datang di hari H tanggal operasi yang telah disepakati jam 5 subuh untuk melakukan administrasi dan persiapan operasi. Hal ini dikarenakan saya dapat jadwal operasi jam 7.30 pagi. Akan tetapi, saya dan suami lebih memilih untuk menginap semalam sebelum jadwal operasi keesokan harinya dibanding harus datang subuh-subuh ke rumah sakit. Selain takut datang telat dan berujung panik, ada kemungkinan juga jadi kurang istirahat / kurang tidur karena harus bangun pagi buta. Tidak apa-apa deh harus bayar extra kamar inap 1 malam di rumah sakit.
Berikut ini adalah barang-barang yang harus dibawa ke rumah sakit berdasarkan versi saya (tipe kamar rawat inap VIP RSIA Frisdy Angel):
Kebutuhan Bayi
– Diapers (popok sekali pakai) 1/2 pak (newborn size tipe perekat)
– Tissue basah untuk ganti popok (kalau bisa pilih yang non perfume) 1 pak
– Botol susu ukuran kecil (125 ml) dengan dot ukuran 0+ (untuk newborn) 2 botol (untuk cadangan kalau perlu bikin susu formula dulu sambil menunggu ASI keluar)
– Susu formula 1 kotak kecil (400 gram)
– Sterilizer 1 set
– Termos air panas 1 botol
– Baskom 1 buah (untuk menaroh cucian botol)
– Sabun cuci botol bayi dan spons 1 botol kecil
– Pompa ASI 1 set
– Kantong penyimpanan ASI 1 pak
– Kain bedong 6 buah
– Topi bayi 2 buah
– Baju bayi 4 set
– Selimut topi 2 set
– Mitten and Booties 4 set
– Minyak telon 1 botol kecil
Untuk peralatan mandi tidak usah dibawa karena bayi masih dimandikan oleh suster di rumah sakit.
Kebutuhan Ibu
– Gurita kain 1 set (dipakai sesaat setelah operasi)
– Baju ganti 1 set (dipakai saat keluar rumah sakit, kalau saat masih rawat inap dapat baju kimono rumah sakit), preferably tipe dress (non celana) supaya menghindari luka operasinya tertekan
– Sendal kamar 1 buah
– Skincare 1 set
– Peralatan mandi 1 set
– Hair dryer 1 buah
– Handuk mandi 1 buah
– Popok dewasa perekat 10 buah
– Celana dalam hamil 1 buah (dipakai saat keluar rumah sakit, tipe celana dalam yang karetnya di perut dan agak longgar supaya tidak bergesekan dengan luka operasi)
– Bantal menyusui (nursing pillow) 1 buah
– Nipple cream 1 buah (persiapan kalau puting lecet karena menyusui)
Kebutuhan suami:
– adaptor / colokan listrik (converter dari colokan kaki 3 ke 2)
– Baju ganti 4 set
– Baju tidur 3 set
– Selimut 1 set
– Bantal kepala 1 set
– Handuk mandi 1 buah
– Peralatan mandi 1 set
– Peralatan makan 1 set
– Charger gadget
– Kantong baju kotor 2 buah
– Sendal kamar 1 set
Selain itu, ada juga dokumen yang harus dibawa untuk pembuatan akta lahir anak (hanya untuk orang tua yang memiliki KTP Batam). Dari pihak rumah sakit menyediakan jasa agen yang membantu pembuatan akte lahir anak dengan biaya Rp. 200.000. Berikut adalah dokumen yang harus disiapkan:
– Akte nikah orang tua
– KTP orang tua
– Kartu keluarga
– Surat keterangan lahir dari rumah sakit
Sampai disini dulu tulisan tentang cerita persiapan lahiran. Mudahan tidak terlalu panjang dan bikin bosan bacanya. Haha. Ditunggu ya cerita proses lahirannya!