Hello, I’m back. Menjelang 4 minggu lagi menuju waktunya persalinan, saya berusaha untuk bisa lebih rajin dan produktif menulis blog. Takutnya kalau anak bayi sudah lahir nanti, saya agak kerepotan membagi waktu karena masih masa transisi penyesuaian jadi new mom. Hehe. Tapi, kalau ada waktu lebih pasti saya akan update-update blog lagi.
Banyak orang yang bilang kalau hamil anak perempuan itu pasti hamilnya akan glowing, shining, shimmering, splendid. Tapi, kenyataan yang terjadi pada saya sungguh berbeda. Hahaha. Perubahan hormon selama hamil berujung pada berbagai permasalahan kulit. Untung saja kulit muka bebas masalah. Berikut adalah permasalahan kulit yang saya hadapi selama kehamilan ini:
Kulit Menghitam
Bagian kulit saya yang mengjitam adalah bagian leher depan dan belakang, ketiak, selangkangan dan juga areola. Kondisi ini terjadi mulai Trimester 2. Dikarenakan bagian leher adalah bagian yang sering ter-expose, saya jadi terlihat seperti orang yang bulukan. Hahaha. Seakan-akan saya tidak mau menjaga kebersihan tubuh sendiri. Percayalah kalau segala daya upaya sudah saya lakukan (upaya perawatan sendiri di rumah, bukan ke klinik ya), tapi tidak ada yang berhasil karena perubahan kulit ini terjadi karena hormonal. Konon permasalahan kulit ini akan memudar setelah lahiran. Let’s see.
Kutil
Kutil ini muncul di area leher samping sejak Trimester 2. Kalau dilihat sekilas tidak akan terlalu nampak karena ukurannya kecil, tapi kalau dipegang langsung berasa. Saya tidak berani cabut-cabut sendiri kutil ini karena takut berdarah dan jadi infeksi. Jadi saya biarkan saja. Kalau nanti habis lahiran tidak hilang juga barulah saya berobat ke klinik.
Tahi Lalat
Agak bingung sebenarnya ini flek atau tahi lalat. Tapi bentuknya lebih menyerupai tahi lalat sih daripada flek. Jumlahnya tidak banyak, hanya tumbuh di sekitar pelipis kanan. Saya baru menyadari ada tahi lalat ini saat usia kandungan masuk ke Trimester 3.
Dermatitis
Penyakit kulit ini muncul sejak Trimester 1. Gejalanya adalah bercak kemerahan pada leher bagian belakang dan gatal. Saya tahu diagnosis dermatitis ini saat konsultasi dengan dokter kulit secara online. Dokter meresepkan salep yang mengandung kortikosteroid saat itu. Tapi, saya tidak berani menggunakannya karena takut berbahaya untuk janin. Akhirnya saya biarkan saja masalah dermatitis ini. Kalau sedang kambuh gatalnya, saya pakaikan bedak Purol saja. Nanti kalau sudah melahirkan dan selesai menyusui barulah saya periksakan ke dokter lagi.
Ketombe
Sebelum hamil, ketombe saya kambuh-kambuhan karena saya ada Dermatitis Seborrhoeic. Biasanya kalau sedang kambuh, saya tinggal pakai Erha Medicated Shampoo Erazol. Tapi, saat hamil konon penggunaan Ketokonazole (bahan aktif shampoo Erazol) harus hati-hati. Saya tidak mau ambil resiko tersebut dan memilih menggunakan shampo anti ketombe lain yang lebih mild. Pilihan saya jatuh ke The Body SHop Ginger Shampoo. Surprisingly, cocok juga. Tapi, saya hanya pakai ketika ketombe lagi kambuh. Tidak terus menerus setiap hari.
Linea Nigra
Garis hitam vertikal ini muncul di perut dan di betis sebelah kanan memasuki Trimester 3. Munculnya garis ini konon juga akibat hormon kehamilan. Ada yang bilang setelah melahirkan garis ini tetap akan membekas di perut dan baru bisa memudar kalau kita melakukan perawatan ke klinik. Entah benar atau tidak, just wait and see kalau begitu. Hehehe.
Sebenarnya ada satu lagi masalah kulit yang common terjadi selama kehamilan, yaitu stretchmark. Tapi, untungnya saya tidak mengalaminya sejauh ini (usia kehamilan 34 weeks). Mungkin karena saya rajin mengoleskan lotion ke bagian perut setiap habis mandi mulai dari usia kehamilan 4 bulan. Saya menggunakan The Body Shop Body Butter varian Olive dan Shea Butter yang diperuntukkan untuk very dry skin. Body Butter ini hanya saya oles dibagian perut, punggung, pantat dan pangkal paha. Kalau untuk bagian tubuh yang lain saya hanya pakai lotion biasa saja karena menurut saya Body Butter ini agak lumayan lengket (terlalu lembab). Mudahan kondisi perut mulus bebas strechmark ini bisa bertahan sampai kelak habis lahiran ya.
Demikianlah sepenggal kisah permasalahan kulit yang saya alami selama hamil ini. Saya tidak mengeluh dan menjalani ini dengan suka hati, yang penting bagi saya janin saya bisa bertumbuh dengan baik dan sehat. Urusan penampilan masih bisa dipermak nantinya setelah urusan melahirkan dan menyusui selesai. Saya sengaja tidak sharing gambar apa-apa disini biar yang baca tidak merasa jijik. Hahaha.
Bagi Ibu-Ibu lainnya yang sudah melewati fase kehamilan, mungkin bisa sharing disini apakah permasalahan kulit yang saya sebutkan diatas bisa menghilang dengan sendirinya setelah melahirkan atau memang harus diusahakan ke klinik kecantikan dulu baru bisa hilang?