Post ini masih berkaitan dengan tulisan sebelumnya tentang liburan di Surabaya. Hanya saja pada tulisan ini saya khusus membahas tentang kuliner apa saja yang saya datangi selama di Surabaya. Untuk mendapatkan rasa yang otentik, saya lebih memilih makan di depot / kedai legendaris kota Surabaya dibandingkan makan di mall. Daftar ini sebenarnya baru sebagian kecil dari list tempat makan yang mau saya kunjungi. Apalah daya karena keterbatasan waktu dan juga kapasitas perut, maka hanya sebatas ini yang bisa saya coba. Hahaha. Mungkin lain kali kalau ada kesempatan lagi ke Surabaya, boleh dicoba makanan yang lebih beragam.
Berikut adalah beberapa tempat makan yang saya datangi saat liburan di Surabaya tanggal 30 November – 4 Desember 2019:
RM. Soto Ayam Lamongan Cak Har
Jln. Dr. Ir. H. Soekarno No. 220, Surabaya.
Opening Hours: 06:00 – 02:00 WIB.
Lokasi tempat makan ini lumayan jauh dari pusat kota. Tempat makannya luas dan bisa menampung banyak orang. Tersedia lapangan parkir yang luas juga disini bagi pengunjung yang membawa kendaraan. Bahkan bus wisata besar saja bisa masuk kesini. Bagi yang tidak tahan dengan udara panasnya Surabaya, tersedia juga ruangan AC walaupun luasnya terbatas. Tentunya saya dan suami lebih memilih makan di ruangan AC.

Rasa Soto Lamongan Cak Har ini memang benaran enak apalagi kalau ditambah koya-nya. Bumbu rempah dan kaldu ayamnya sangat terasa gurih. Dari segi harga tidak begitu mahal. Dua porsi Soto Lamongan Ayam ditambah nasi putih dan kerupuk serta es jeruk hanya Rp. 74.000.
Ice Cream Zangrandi
Jln. Yos Sudarso No. 15, Surabaya.
Opening Hours: 10:00 – 22:00 WIB.

Dikarenakan sedang ada proses konstruksi jalan raya, untuk menuju tempat ini kita harus melewati jalur alternatif. Bangunan tempat ini ditetapkan sebagai cagar budaya karena merupakan peninggalan jaman Belanda. Dari segi makanan, menurut saya biasa saja, tipikal es krim jadul yang ringan dan tidak enek. Saya memesan es krim mocha tutti fruity dan risoles ragout. Disediakan air putih secara gratis apabila order makanan disini. Harga makanannya tidak terlalu mahal. Total pesanan saya disini adalah Rp. 50.000.

Ayam Goreng President
Jln. Tidar No. 22, Surabaya.
Opening Hours: 14:30 – 22:00 WIB.

Bumbu ayam gorengnya benar-benar berbeda dari yang lain. Ayamnya diungkep bumbu dulu kemudian dibaluri tepung bumbu lagi sebelum digoreng. Rasanya enak walaupun memang agak mahal. Satu potong ayam harganya 25 Ribu Rupiah. Banyak orang-orang luar kota yang membawa ayam goreng ini sebagai oleh-oleh ke daerahnya. Untuk pemesanan take away ke luar kota, harus pesan minimum satu hari sebelumnya dan minimum 25 potong ayam.
Sate Kelopo Ondomohen
Jln. Walikota Mustajab No. 36, Surabaya.
Opening Hours: 07:00 – 23:00 WIB.

Walaupun kedainya sempit dan panas, tempat ini selalu ramai dengan pengunjung. Buka dari pagi sampai malam hari. Yang membuat sate ini unik adalah perpaduan sate daging (ayam atau sapi) plus bumbu kacang dan serundeng kelapa. Bahkan bagi orang yang tidak suka dengan kelapa seperti saya saja, saya merasa ini enak lho. Daging sate-nya juga cukup empuk, tidak alot.
Saya datang ke kedai ini sekitar jam 8 malam dan saat itu lagi ramai sekali yang makan disana. Akhirnya saya pesan untuk bungkus saja. Satu porsi sate daging (sapi) isi 10 tusuk dihargai Rp. 29.000. Saat pesan sengaja tidak mau pakai nasi atau lontong karena saya sudah kekenyangan makan yang lain sebelumnya. Hahaha.
Depot Bu Rudy
Jln. Kupang Indah No. 5, Surabaya.
Opening Hours: 07:00 – 21:00 WIB.
Siapa yang tidak kenal dengan sambal Bu Rudy? Saking terkenalnya, sambal ini banyak dijual secara online. Sambal Bu Rudy ada 3 jenis, yaitu sambal bawang, sambal bajak dan sambal ijo. Sambal yang paling terkenal adalah sambal bawangnya.


Sambal Bu Rudy berasal dari depot “Bu Rudy” yang memiliki beberapa cabang di Surabaya. Saya pergi ke depot cabang Kupang Indah. Di depot ini selain menjual sambal untuk oleh-oleh, kita juga bisa mencicipi masakan ala Bu Rudy. Menu yang paling terkenal adalah Nasi Campur Empal. Jangan membayangkan nasi campur ala Jakarta yang biasanya non halal itu. Nasi campur Bu Rudy ini mirip seperti nasi rames kalau menurut istilah orang Jakarta dimana nasi putih dicampur dengan berbagai lauk. Di tiap meja makan disediakan 1 toples kecil sambal Bu Rudy untuk menemani makan nasi campur. Kita bebas menambah sambal sesuai yang kita butuhkan. Hati-hati kepedasan lho ya karena sambal Bu Rudy terkenal dengan kepedasannya. Sedikit saja sudah terasa pedas. Satu porsi nasi campur biasa (tanpa empal) dihargai hanya Rp. 26.000. Murah, enak dan kenyang!
Nasi Bebek Sinjay
Jln. Tidar No. 1, Surabaya.
Opening Hours: 09:30 – 20:00 WIB
Sebenarnya Bebek Sinjay ini sudah memiliki cabang di Jakarta. Tapi, rasanya kurang pas kalau tidak mencicipi langsung depotnya yang ada di Surabaya (Cabang kedua setelah pusatnya di Madura). Bebek Sinjay ada beberapa cabang di Surabaya. Saat itu saya dan suami datang di cabang Jln Tidar. Dari segi tempat, kurang oke karena tempatnya berupa food court kecil nan sepi dan panas. Jadi kalau beli disini lebih baik dibungkus saja.

Proses penyajian makanan di tempat ini bisa dibilang cepat karena mereka sudah memiliki ready stok bebek gorengnya. Penjual tinggal mengidangkan nasi dan menyajikan bebek goreng beserta sambal dan serundengnya. Porsi nasi disini banyak sekali porsinya! Lain kali kalau beli lagi, harus bilang nasinya minta dikurangi setengah porsi saja. Hahaha. Bebeknya enak, gurih, tidak alot karena berupa bebek muda. Kekurangannya adalah daging bebeknya sedikit sekali! Jadi saya dan suami berasa kurang puas makan disini. Satu porsi nasi bebek goreng plus air mineral harganya hanya Rp. 30.000.
Rawon Setan
Jln. Embong Malang No. 78, Surabaya.
Opening Hours: Sun – Tue: 08:00 – 23:00 WIB; Wed – Sat: 08:00 – 16:30 WIB & 18:00 – 04:00 WIB.

Kalau ke Surabaya rasanya kurang lengkap kalau tidak mencoba makan rawon. Rawon adalah sejenis sop kuah sapi yang dicampur rempah dan bumbu keluwek sehingga berwarna hitam. Keistimewaan rawon setan ini dibandingkan rawon lainnya adalah potongan daging sapinya yang besar-besar dan empuk. Karena keempukkannya kita tidak perlu capek mengunyah dagingnya. Hahaha. Disini juga ada ruangan AC-nya jadi kalau tidak tahan gerah bisa makan di ruangan yang adem. Harga 1 porsi rawon dengan nasi yang dipisah adalah Rp. 38.000. Harga segitu menurut saya lumayan murah mengingat porsi dagingnya yang lumayan banyak.
Soto Ayam Ambengan Pak Sadi (Asli)
Jln. Ambengan No. 3A, Surabaya.
Opening Hours: 06:30 – 21:30 WIB

Konon saat awal mula berjualan soto, Pak Sadi memulai usahanya dengan gerobak keliling. Karena rasa sotonya enak dan jadi favorit banyak orang, saat ini Soto Ambengan Pak Sadi sudah punya banyak cabang dimana-mana, termasuk Jakarta. Untuk rasa yang otentik, saya mendatangi kedai beliau yang ada di Jln Ambengan. Tidak perlu takut kepanasan karena di kedai ini ada ruangan AC-nya. Dari segi rasa, entah kenapa saya merasa lebih enak rasa soto disini daripada cabang yang di Jakarta ya?! Hahaha. Kuah soto-nya enak dan gurih. Apalagi kalau ditambah serbuk koya-nya. Harga 1 porsi soto ayam biasa (tanpa jeroan) disini hanya Rp. 26.000 (belum termasuk nasi).
Ayam Bakar Primarasa
Jln. Ahmad Yani No. 166, Surabaya.
Opening Hours: 07:00 – 22:00 WIB.
Rumah makan Ayam Bakar Primarasa di Surabaya memiliki beberapa cabang. Saat itu saya dan suami pergi ke cabang Ayam Bakar Primarasa yang ada di Jln Ahmad Yani. Rumah makannya besar dan luas, bisa menampung ratusan orang dan dilengkapi ruangan AC. Kekurangannya adalah lapangan parkirnya terbatas. Saat saya datang, parkiran di depan rumah makan sudah penuh oleh tamu. Akhirnya mobil saya harus parkir diluar, tepatnya pinggir jalan raya.

Kalau datang kesini tentunya wajib memesan ayam bakar-nya yang legendaris itu. Keistimewaan ayam bakar disini adalah selain dibumbui dan dibakar kecap, ayam bakarnya dikucuri perasan jeruk limau sehingga harum dan segar. Sungguh menggugah selera. Setiap pesanan ayam bakar akan disertai dengan sambal bajak yang pedas. Hati-hati kepedasan seperti halnya saya dan suami yang tidak terlalu tahan pedas ini. Hahaha. Selain ayam bakar, saya juga memesan ikan gurame goreng di rumah makan ini. Rasa ikan gurame-nya segar, crispy dan tidak bau tanah! Sambal cobek yang diberikan untuk menemani makan ikan goreng pun rasanya mantap!
Saat kami datang kesini, sedang ada promo diskon 20% untuk all menu. Sayangnya, saya tidak tanya promo diskonnya dalam rangka apa dan sampai kapan berlakunya. Kalau menurut pemikiran saya, kemungkinan promo tersebut karena weekdays lunch time. Entahlah. Harga normal untuk 1 potong ayam bakar dada adalah Rp. 20.000 dan 1 porsi gurame goreng adalah Rp. 85.000.
Oleh-Oleh Surabaya
Spikoe Resep Kuno
Jln. Rungkut Madya No. 41, Surabaya.
Opening Hours: 07:00 – 20:30 WIB.
Kue spikoe bikinan Ny. Santoso ini rasanya sudah terkenal sekali seantero Surabaya sehingga banyak yang menjadikannya sebagai oleh-oleh khas Surabaya. Spikoe Resep Kuno hanya memiliki satu cabang saja di Surabaya, yaitu di Rungkut Madya. Lokasinya di pinggiran kota Surabaya. Walaupun agak jauh dari pusat kota, tempat ini selalu ramai pembeli. Spikoe resep Kuno menyediakan layanan delivery bagi pembeli yang malas untuk datang ke tempat mereka langsung. Spikoe Resep Kuno juga bisa dioder melalui Go-Food. Tidak perlu takut kue spikoe ini akan cepat basi atau rusak karena Spikoe Resep Kuno tahan di suhu ruangan selama 1 minggu selama belum dikonsumsi / dipotong-potong. Kalau sudah dipotong-potong, akan lebih awet kalau disimpan di kulkas.

Ada beberapa varian kue spikoe, yaitu original (lapisan kuenya kuning cokelat) dengan kismis, original (lapisan kuenya kuning – cokelat) tanpa kismis, spikoe dengan prunes (lapisan kue-nya kuning-kuning), dan spikoe speculaas (ada rasa kayu manis). Harganya berkisar dari Rp. 80.000 – Rp. 120.000 untuk ukuran reguler. Cocok untuk dijadikan oleh-oleh untuk keluarga atau teman kantor.
Pia Rasa Kuno
(Ada di setiap cabang rumah makan Ayam Bakar Primarasa)

Awal beli-nya karena iseng-iseng lihat pas makan siang di rumah makan Ayam Bakar Primarasa. Saat itu lagi ada diskon dari Rp. 88.000 jadi Rp. 40.000 per kotak. Satu kotak pia ada 10 pcs, campuran rasa isian kacang hijau, cokelat dan keju. Favorit saya dan suami adalah rasa cokelat. Isian cokelat-nya mirip seperti cokelat dalam roti isi. Rasanya tidak terlalu manis sehingga pas dengan selera kami berdua. Kami langsung beli 5 kotak untuk oleh-oleh keluarga di Tangerang. Bisa request untuk dipacking dus juga kalau mau. Karena pia ini tanpa pengawet, hanya tahan disimpan selama 1 bulan selama kemasan belum dibuka ya.
Demikianlah petualangan kuliner saya di Surabaya. Kalau ada waktu lagi berkunjung ke Surabaya, saya akan buat tulisan part 2-nya ya!! Hahaha. Next, saya akan membuat tulisan tentang jalan-jalan saya di Batu-Malang.