Road To IVF # 2 : Hysterosalpingogram (HSG)

Hysterosalpingogram (HSG) adalah sebuah test yang dilakukan untuk melihat struktur rahim dan juga saluran tuba. Untuk wanita yang ingin hamil secara alami, haruslah memiliki saluran tuba yang paten (tidak tersumbat). Seorang wanita memiliki 2 saluran tuba, di kiri dan kanan, sebagai tempat bertemunya sel telur dan sperma. Setelah terjadi pembuahan, embrio baru akan turun dan melekat ke dinding rahim. Jadi terbayang ya betapa pentingnya saluran tuba itu.

Prosedur yang dilakukan saat HSG adalah memasukkan cairan kontras ke dalam vagina untuk memenuhi rongga rahim dan saluran tuba. Setelah cairan kontras penuh, akan dilakukan rontgen dengan sinar X. Dari prosedur ini akan diketahui apakah saluran tuba kita paten atau tidak.

Pemeriksaan HSG sebenarnya bukan hal yang baru untuk saya. Pada tahun 2013 saat akan memulai program hamil di BIC (Bunda International Clinic) saya sudah melakukan HSG di RSIA Bunda. Kesan saya waktu itu terhadap HSG adalah sakit dan mules saat cairan kontras dimasukkan ke dalam vagina! Mules yang saya rasakan seperti mau BAB. Hahaha. Tapi sakit tersebut langsung hilang setelah selesai HSG dan cairan kontrasnya keluar. Saat itu saya tidak menggunakan obat anti nyeri apapun. Biaya HSG sekitar 2 juta-an Rupiah.

Saat saya konsultasi untuk program IVF di FFC (Family Fertility Center) bulan Desember 2018 ini, saya diwajibkan untuk mengulang test HSG karena hasil test yang dulu dianggap sudah expired. Bedanya kali ini saya dibekali dengan obat anti nyeri yang digunakan sebelum HSG. Surat rujukan HSG dari FFC ditujukan ke RS Pluit. Jadi pemeriksaan HSG akan dilakukan di rumah sakit yang berbeda. Hal ini dikarenakan dokter radiologi yang menangani HSG di RSIA Family tidak standby, harus dengan perjanjian terlebih dahulu.

26 Desember 2018

Hari ini adalah hari ke-13 mens. Sehari sebelumnya saya sudah menelpon bagian radiologi RS Pluit untuk melakukan reservasi pemeriksaan HSG. Pemeriksaan HSG saya dijadwalkan pk. 11.00 WIB. Reservasi ini wajib untuk dilakukan kalau mau HSG di RS Pluit karena jumlah pasien HSG yang bisa dilayani dalam sehari terbatas. Sesuai dengan pesan suster di FFC, 30 – 60 menit sebelum HSG saya harus menggunakan obat anti nyeri yang diberikan: Buscopan (anti mules / kram perut, diminum) 1 tablet dan Ketros Suppo (anti nyeri, di masukkan ke dalam dubur, saya minta bantuan suster FFC) 1 tablet.

Sebelum pk. 11.00 WIB saya sudah tiba ke bagian radiologi RS Pluit untuk melakukan administrasi dan pembayaran. Saya harus mengisi surat pernyataan bahwa saya tidak sedang hamil dan kalaupun hamil segala resiko ditanggung sendiri. Cairan rontgen yang dimasukkan ke vagina memang beresiko tinggi untuk janin, belum lagi dengan adanya sinar X yang diarahkan ke rahim. Jadi harap dipastikan tidak sedang hamil saat melakukan prosedur ini ya. Saya mengantisipasinya dengan tidak berhubungan badan sama sekali dengan suami. Saya tidak mau ambil resiko terjadi pembuahan saat melakukan prosedur ini.

Tidak perlu menunggu lama, saya dipanggil masuk ke dalam ruangan radiologi. Suami menunggu diluar. Di ruangan ini saya diminta berganti celana dengan celana khusus yang disediakan pihak RS (ada lubang di bagian pantat-vagina untuk memudahkan prosedur). Setelah itu saya diminta berbaring di atas meja yang dibagian atasnya ada lampu untuk mengalirkan sinar X. Posisi saya diatur sedemikian rupa sehingga posisinya pas dengan sinar X. Tidak lama kemudian dokter radiologi (pria) datang menemui saya dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. Sekali lagi, saya diminta membuat surat pernyataan tidak sedang hamil dengan tulisan tangan saya. Setelah itu prosedur HSG sudah bisa dimulai. Oh iya, saat melakukan HSG di RS Pluit saya tidak dapat penyangga kaki untuk mengangkang seperti halnya di RSIA Bunda. Kata suster di RS Pluit, mereka tidak punya alat seperti itu karena bukan RS kebidanan.

Pertama-tama, kita harus membuka paha dan mengangkang seperti akan melahirkan. Setelah itu, dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina sebagai jalan masuknya kateter ke rongga rahim. Rasanya agak sedikit nyeri tapi hanya sebentar dan tidak terlalu mengganggu. Setelah itu cairan kontras akan dimasukkan melalui kateter dan menunggu beberapa detik sampai cairan kontras memenuhi semua rongga rahim dan saluran tuba. Saat itu saya tidak merasakan mules sama sekali. Berbeda sekali dengan HSG pertama di RSIA Bunda dulu. Bisa dikatakan bahwa obat anti nyeri yang diberikan benar-benar bekerja dengan baik! Setelah cairan kontras penuh, dokter radiologi akan mengambil foto rahim kita beberapa kali. Secara keseluruhan, proses HSG ini hanya memakan waktu sekitar 15 menit saja (dengan catatan harus rileks dan tenang).

Hasil HSG langsung keluar 10 menit kemudian. Kita akan dikasih beberapa lembar foto rontgen dan surat interpretasi dari dokter radiologi. Foto rontgen dan surat interpretasi ini harus saya bawa ke FFC di tanggal 28 Desember 2018 ketika kontrol.

Berikut ini adalah hasil interpretasi HSG di RSIA Bunda (tahun 2013) dan RS Pluit (2018) untuk perbandingan:
RSIA Bunda:
– Uterus letak levoadextrorefleksi
– Suspek Synechia Uterus
– Tuba kanan-kiri paten
RS Pluit:
– Uterus tak tampak lesi patologis
– Kedua tuba paten

Kedua hasil ini sebetulnya tidak jauh berbeda walaupun jarak pemeriksaannya sekitar 5 tahun. Intinya selama kita tidak melakukan prosedur operasi macam-macam yang menyangkut tuba, seharusnya tuba kita tidak mengalami perubahan, misalnya dari paten menjadi non paten. Dengan tuba yang paten sebenarnya saya punya chance untuk bisa hamil secara alami. Akan tetapi permasalahan saya yang lain adalah AMH rendah (cadangan sel telur sedikit) sehingga saya disarankan dokter untuk IVF apalagi mengingat usia yang sudah tidak muda.

Sore hari setelah selesai HSG saya masih harus meminum obat (walaupun saya merasa baik-baik saja dan tidak mengalami nyeri): Buscopan 1 tablet (anti mules / kram perut) dan Interdoxin 100 mg 2 x 1 sehari (selama 5 hari). Interdoxin ini adalah antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi pada rahim akibat prosedur HSG.

Sejujurnya saya sendiri sempat merasa takut melakukan HSG kedua kalinya ini karena sempat punya pengalaman yang tidak enak di HSG pertama. Apalagi banyak orang yang memberikan review tentang HSG mereka dan mengatakan sakitnya seperti akan melahirkan. Jadi tambah seram deh. Akan tetapi, saya senang kali ini diberikan obat anti nyeri sebagai persiapan HSG. Berkat anti nyeri tersebut saya tidak lagi merasakan sakit seperti dulu ketika HSG pertama. Jadi, buat teman-teman yang mau HSG dan takut sakit, bisa minta diresepkan obat anti nyeri dari dokter sebelum HSG ya.

EXPENSES:

  • Biaya HSG di RS Pluit = Rp. 1.000.000

Contact:
RS Pluit
Website: http://www.pluit-hospital.com/
Address: Jl. Pluit Selatan No. 2. Jakarta Utara 14450
Phone: (021)-29228000 / 6685070

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s