Jadwal perjalanan kami hari ini adalah pergi ke Macau. Untuk pergi ke Macau dari Hong Kong, umumnya kita tinggal naik kapal ferry saja selama kurang lebih 1 jam. Tapi tahun ini sudah diresmikan jembatan penghubung antara Hong Kong – Macau – Zhuhai yang disebut-sebut sebagai jembatan terpanjang di dunia sepanjang 55 km. Jadi ke depannya, selain jalur laut, Hong Kong – Macau pun bisa ditempuh dengan jalur darat.
Dikarenakan jalur darat belum dibuka untuk umum, tentunya saya mau tidak mau harus menggunakan jalur konvensional yaitu lewat laut. Seperti perjalanan saya ke Macau sebelumnya tahun 2015, kali ini juga saya menggunakan jasa Turbo Jet untuk menyebrang ke Macau. Tiket Turbo Jet sudah saya beli jauh hari via online dan saat itu lagi ada promo potongan harga HKD 55 di website mereka. Harga tiket round trip Kowloon – Macau normalnya adalah HKD 371 per orang, tapi karena dapat diskon jadi HKD 316 per orang. Lumayan kan? Kalau mau dapat harga promo memang harus sering cek website mereka karena program promo tiap bulan bisa berubah-ubah. Dikarenakan pembayaran tiket di website hanya bisa via credit card jadi saya meminjam credit card pak suami. Untuk itu, dari pihak Turbo Jet menyarankan saya untuk membawa fotokopi passport dan tampak depan credit card pak suami untuk ditunjukkan ke petugas counter saat menukarkan tiket fisik.
Perjalanan ke Macau saya atur supaya bisa pulang – pergi di hari yang sama sehingga tidak perlu menginap. Agak repot kalau harus bawa-bawa koper lagi. Selain itu, hotel di Macau lebih mahal harganya. Untuk mata uang Macau sebenarnya menggunakan mata uang tersendiri yang disebut Macanese Pataca (MOP). Akan tetapi, kita juga bisa menggunakan mata uang Hong Kong Dollar (HKD) selama bertransaksi disana dengan nilai 1 HKD = 1 MOP. Saran saya, tidak perlu repot menukarkan mata uang ke MOP karena MOP ini hanya bisa berlaku di Macau, tidak bisa ditukarkan di money changer Indonesia. Oleh karena itu, pastikan saat bertransaksi di Macau, apabila ada kembalian uang, minta dalam mata uang HKD saja.
Kamis, 18 Oktober 2018
Belajar dari pengalaman kemarin yang sering nyasar, kami berangkat lebih pagi dari jadwal semula supaya tidak ketinggalan jadwal kapal ferry ke Macau. Bisa kacau urusannya kalau ketinggalan kapal. Tiket di tangan bisa hangus dan jumlahnya tidaklah sedikit. Jadwal kapal Turbo Jet Kowloon – Macau yang kami miliki adalah pk. 08:30. Untuk antisipasi nyasar, kami berangkat dari apartemen jam 7 pagi. Cuaca saat itu hujan dengan intensitas sedang.
Untuk pemberangkatan kapal Turbo Jet dari Kowloon, kita harus menuju pelabuhan China Ferry Terminal. Dari Yau Ma Tei Station kita harus naik MTR ke Tsim Sha Tsui dan lanjut berjalan kaki sekitar 10 menit dari exit Tsim Sha Tsui Station. Dikarenakan hujan dan petunjuk arah jalannya kurang jelas, kami banyak bertanya kepada orang yang lewat di depan Tsim Sha Tsui Station. Ada seorang bapak yang dengan baik hatinya mau mengantarkan kami berjalan kaki menuju gedung China Ferry Terminal.
Kami sampai di gedung China Ferry Terminal dengan keadaan kucel dan agak basah karena kehujanan. Saya kemudian langsung menuju counter ticketing untuk menukarkan tiket fisik. Benar saja, saat itu petugas meminta saya menunjukkan fotokopi passport dan credit card suami saya sebagai pembeli tiket. Dokumen hanya dilihat sebentar untuk formalitas kemudian petugas memberikan saya tiket fisik round trip untuk kami ber-4.
Tidak lama setelah menerima tiket fisik, kami memasuki entrance gate dan melalui proses imigrasi keluar Hong Kong. Setelah itu kami menuju waiting room berth 12 untuk boarding ke kapal. Kapal Turbo Jet berangkat tepat waktu sesuai jadwal. Saat itu hujan yang turun makin deras dan cukup bikin was-was akan merusak perjalanan kami di Macau.

Setelah hampir 60 menit, kapal kami merapat ke Macau Outer Ferry Terminal. Untungnya saat ini hujan sudah reda dan cuaca berawan saja. Udara sejuk juga terasa begitu kami keluar dari kapal. Di Macau Outer Ferry Terminal kami harus melalui proses imigrasi lagi sebagai pendatang di negara orang. Setelah tiba di arrival hall, banyak sekali orang yang menawarkan jasa tour guide. Tapi saya tidak bergeming karena saya sudah memiliki itinerary sendiri.
Di Macau tidak ada yang namanya MTR sehingga pilihan transportasi untuk beredar di kota hanya ada public buses, free casino shuttle bus dan taxi. Tentu saja saya memilih casino shuttle bus karena gratis. Kalau menaiki public bus kita harus menyiapkan uang pas karena driver tidak punya uang kembalian. Casino shuttle bus tidak punya banyak tempat pemberhentian, hanya sekitar bandara, ferry terminal, casino dan hotel yang masih satu group perusahaan. Oleh karena itu, kita wajib mencari tahu tentang rute yang diambil tiap casino shuttle bus.
Kalau dulu tahun 2015 saat saya dan suami berkunjung ke Macau, terminal casino shuttle bus ada di seberang Macau Outer Ferry Terminal, maka sekarang lokasinya sudah berubah. Untuk mengakses casino shuttle bus, dari pintu keluar arrival hall kita langsung naik eskalator menuju jembatan panjang. Di sepanjang jembatan itu akan ada keterangan nama casino shuttle bus di tiap jalur exit.
Kami membawa bekal makanan Indonesia untuk lunch demi penghematan biaya dan juga supaya lebih cocok selera. Tipe makanan di Macau kurang lebih saja dengan di Hong Kong, mahal dan agak tawar. Untuk dinner, saya berencana untuk membeli makanan di Macau saja sekalian memberikan kesempatan kepada keluarga saya untuk mencicipi makanan lokal.
Berikut adalah itinerary yang saya susun dengan memanfaatkan free transportation dari casino shuttle bus selama di Macau:
- Margaret’s Cafe E Nata
Margaret’s Cafe terkenal dengan Portuguese Egg Tart-nya. Konon kita belum ke Macau kalau belum merasakan Portuguese Egg Tart. Jadi kuliner ini direkomendasikan untuk pendatang di Macau.
Dari Macau Outer Ferry Terminal, naik free shuttle bus Grand Lisboa. Perjalanannya tidak lama, hanya sekitar 10 menit dan kami sudah sampai di Grand Lisboa. Bangunan Grand Lisboa yang unik membuat saya dan keluarga saya jadi sibuk foto-foto dulu. Dikarenakan waktu sudah menunjukkan pk 11.00 dan Papa saya sudah kelaparan, akhirnya kami nongkrong di lapangan kosong seberang Grand Lisboa dan membuka bekal makanan kami.
Selesai lunch, orang tua saya tinggal untuk beristirahat di lapangan sementara saya dan adik saya berjalan kaki menuju Margaret’s Cafe dengan mengikuti petunjuk arah dari Google Maps. Jalan kakinya hanya kurang lebih 3 menit saja. Lokasi Margaret’s Cafe ada di dalam gang jadi agak susah ditemukan kalau tidak pakai Google Maps.
Saya membeli paket Portuguese Egg Tart isi 6 seharga HKD 55 dan secangkir hot coffee milk seharga HKD 18. Semua makanan yang dibeli dibungkus sehingga bisa dinikmati bersama orang tua. Saya dan adik saya berjalan kaki kembali ke lapangan untuk menemui orang tua kami.Portuguese Egg Tart Rasa Portuguese Egg Tart disini cocok dengan selera kami semua karena tidak terlalu manis dan eneg. Rasa telurnya pun lebih dominan. Kulit tart juga crispy dan nikmat dimakan selagi panas. Hot coffee milk juga enak dan bisa menghangatkan tubuh Papa saya yang kedinginan kena angin Macau. Hahaha.
- Senado Square
Dari lapangan tempat kami lunch tadi, tinggal berjalan lurus sekitar 1 km untuk mencapai Senado Square. Ikuti arahan jalan dari Google Maps saja. Saat tiba di Senado Square, tempat tersebut cukup ramai dengan turis. Senado Square memang unik karena bangunan disini masih bernuansa Portugis. Wajib untuk foto-foto cantik disini!Senado Square Adik saya di Senado Square - Ruins Of St. Paul
Reruntuhan gereja St. Paul ini adalah icon wajib saat berkunjung ke Macau. Jumlah turis yang ada di lokasi ini jauh lebih banyak daripada saat di Senado Square. Untuk mencapai Ruins Of St. Paul, kita tinggal berjalan kaki sekitar 1 km mengikuti petunjuk arah yang ada.Wefie di depan Ruins Of St. Paul - Koi Kei Bakery
Toko kue Koi Kei ini rasanya ada diseluruh penjuru Macau. Saat di area Senado Square – Ruins Of St. Paul saja sudah tak terhitung jumlah tokonya. Padahal lokasi antar tokonya berdekatan tapi herannya selalu ramai pengunjung. Mama saya juga ikutan berbelanja kue untuk oleh-oleh disini. Harga kue disini agak mahal (sekitar HKD 120 per kotak tergantung jenis variannya) tapi kemasannya cantik-cantik ala gift box. Rasa kue-nya juga enak dan harum butter. Akan tetapi, untuk yang muslim harus berhati-hati belanja disini karena beberapa kue (terutama pia-nya) menggunakan minyak babi. Untuk ingredients tiap kue bisa dilihat di kemasan bawah kotaknya.Koi Kei Bakery are everywhere! - Wynn Hotel
Tujuan utama ke Wynn Hotel adalah untuk melihat free show Dragon Of Fortune dan Tree Of Prosperities yang berlangsung tiap 30 menit secara bergantian di area lobby Wynn Hotel. Saat kami tiba disana, kami hanya sempat menyaksikan show Tree Of Prosperities dengan durasi kurang dari 10 menit. Pertunjukannya bagus dan terkesan mewah dengan permainan tata cahaya. Untuk videonya bisa dilihat di website mereka atau klik link yang saya kasih di akhir tulisan.Wynn Hotel Untuk menuju Wynn Hotel, dari Ruins Of St. Paul kita jalan turun kembali ke Senado Square kemudian berjalan lurus ke arah kembali ke Grand Lisboa. Dari Grand Lisboa, tinggal berjalan kaki sedikit lagi menuju Wynn Hotel. Seperti biasa, kalau bingung pakailah bantuan Google Maps.
- Wynn Palace
Tempat ini masih satu group perusahaan dengan Wynn Hotel. Lokasinya agak jauh sehingga disediakan free shuttle bus dari Wynn Hotel ke Wynn Palace. Kalau bingung dimana lokasi shuttle bus di Wynn Hotel, bisa ditanyakan ke petugas hotel saja.
Di Wynn Palace ada pameran flower creation. Walaupun terbuat dari bunga plastik tapi susunan bunga dan pencahayaannya bagus sehingga terkesan mewah. Untuk gambar dan video bisa dilihat di website mereka. Link akan saya kasih dibawah tulisan ini. Oya, ada free cable car untuk jalur masuk ke Wynn Palace, tapi saya tidak sempat mencobanya. - City Of Dreams
Awalnya kesini karena mau lihat virtual aquarium yang dulunya ada di lobby. Akan tetapi, ketika kami tiba disini, tidak terlihat adanya virtual aquarium lagi. Entah dipindahkan atau sudah tidak ditayangkan. Sebenarnya ada popular show di City Of Dreams yaitu The House Of Dancing Water, tetapi pertunjukan ini adalah pertunjukan berbayar yang harganya lumayan mahal. Jadi kami tidak lama disini dan lanjut jalan ke pemberhentian selanjutnya.City Of Dreams Untuk mencapai City Of Dreams tinggal jalan kaki dari Wynn Palace dengan bantuan Google Maps dan bertanya kepada petugas hotel. Hehe.
- The Venetian
Dari City Of Dreams juga tinggal berjalan kaki sebentar ke The Venetian. Tempat ini adalah tempat pemberhentian kami terakhir sebelum kembali ke Macau Outer Ferry Terminal.
The Venetian adalah resort dan casino mewah yang sangat luas areanya. Sesuai namanya, resort ini mengusung tema Venetia lengkap dengan canal dan gondola-nya. Saking luasnya, tidak terhitung berapa kali saya dan adik saya bertanya kepada orang-orang untuk mencari lokasi suatu tenant. Untuk sampai ke food court mall saja sepertinya saya dan adik saya harus berjalan kaki 1,5 km. Untungnya saat itu orang tua saya tinggal untuk istirahat duduk di bangku. Kelihatan mereka sudah lelah karena banyak jalan kaki.
Mungkin karena faktor kelelahan juga, orang tua saya menyuruh kami untuk tiba lebih awal di Macau Outer Ferry Terminal. Saat itu saya dan adik saya sudah membeli makanan di food court untuk dibungkus dan dimakan di ferry terminal atau kapal. Harga makanannya terbilang mahal, 4 pax harganya HKD 273, tapi porsi makanannya banyak sekali. Mungkin seharusnya saya waktu itu cukup beli 2 pax saja. Karena beli makanannya kebanyakan, akhirnya ada lauk yang tersisa dibungkus untuk makan esok hari. Seperti biasa, rasa makanan disini agak tawar dan kurang cocok selera di lidah kami. - Macau Outer Ferry Terminal
Untuk kembali ke Macau Outer Ferry Terminal, kami menggunakan free shuttle bus dari The Venetian. Lokasi shuttle bus The Venetian ada di west lobby dan harus menyebrangi area casino. Ada kejadian lucu saat beredar di area casino ini, yaitu adik saya ditegur oleh security casino karena merekam aktivitas casino ke dalam Instagram Story dan disuruh menghapus file-nya. Hal ini bertujuan untuk melindung privacy orang-orang yang bermain di casino.
Saat kami sampai di west lobby, banyak antrian penumpang shuttle bus. Kami terus berjalan dan menemukan papan petunjuk arah yang bertuliskan “Ferry Terminal“. Dari arah tersebut nantinya akan ada 2 pilihan lagi: Macau Ferry Terminal dan Taipa Ferry Terminal. Pilih jalur antrian Macau Ferry Terminal. Tidak lama menunggu, bus datang dan langsung jalan setelah penumpang naik. Lama perjalanan ke Macau Outer Ferry Terminal adalah sekitar 20 menit.
Dari tempat turun bus di area Macau Outer Ferry Terminal, kita harus berjalan kaki lagi ke arah jembatan Ferry Terminal seperti awal saat pergi. Keluar dari jembatan kita akan langsung masuk ke departure hall. Kami tiba 1,5 jam lebih cepat dari jadwal keberangkatan. Karena itulah kami memutuskan untuk dinner dulu di area departure hall dengan menu yang kami bawa dari The Venetian.Pemandangan Macau di malam hari dari jendela Macau Ferry Terminal Setelah selesai dinner, kami masuk ke gate departure dan kembali melewati counter imigrasi sebelum akhirnya sampai di waiting room. Tepat pk. 19:35 kapal ferry Turbo Jet berangkat kembali ke Kowloon (China Ferry Terminal).
Setelah sampai kembali di China Ferry Terminal, kami melewati counter imigrasi lagi sebelum menuju pintu keluar. Dari pintu keluar, kami harus berjalan kaki kembali ke Tsim Sha Tsui Station dengan mengandalkan petunjuk arah dari Google Maps. Ternyata jalannya lumayan jauh, sekitar 1 km. Memang pada intinya di Hong Kong ini jauh-jauh jalannya. Tidak bisa manja seperti saat di Indonesia.
Perjalanan kami kembali ke Yau Ma Tei Station berakhir dengan baik. Sudah jarang nyasar seperti halnya kemarin. Sesaat setelah mengambil exit C di Yau Ma Tei Station, dalam perjalanan menuju apartemen, adik saya jajan egg waffle di kios pinggir jalan. Kami jadi tertarik mencoba egg waffle tersebut karena kedainya ramai pengunjung yang mengantre untuk beli egg waffle. Harga egg waffle-nya murah meriah dan enak, hanya HKD 13! Kedai tersebut hanya buka di sore – malam hari. Selain menjual egg waffle, kedai tersebut juga menjual aneka snack, minuman dan buah. Papa saya membeli jambu di kedai tersebut dan menurut Papa, kualitas jambunya lebih enak dari di Indonesia. Lebih manis dan garing.

Begitu sampai di apartemen, saya dan adik saya langsung mengecek jumlah langkah kaki dari perjalanan hari ini. Ternyata angkanya adalah 21 ribu step! Pantas saja punggung saya mulai encok. Hahaha.
Expenses:
- Turbo Jet Kowloon – Macau round trip = HKD 316 x 4 person = HKD 1.264 = IDR 2.483.760
- Margaret’s Cafe = HKD 73 = IDR 143.445
- Dinner at Food Court The Venetian = HKD 273 = IDR 536.445
- Drinking water at Macau = HKD 5 x 4 bottles = HKD 20 = IDR 39.300
Total Expenses = HKD 1.630 = IDR 3.202.950
For further information please check this links:
Turbo Jet:
https://www.turbojet.com.hk/en/
Margaret’s Cafe:
http://foodiefc.blogspot.com/2012/01/margarets-cafe-e-nata-macau.html
Senado Square:
https://www.travelchinaguide.com/attraction/macau/senado-square.htm
Ruins Of St. Paul:
https://www.travelchinaguide.com/attraction/macau/ruins.htm
Koi Kei Bakery:
http://www.koikei.com/en/index.php
Grand Lisboa:
https://www.grandlisboahotels.com/en/grandlisboa/leisure-facilities/free-hotel-shuttle-bus-service
Wynn Hotel:
https://www.wynnmacau.com/en/shows
Wynn Palace:
https://www.wynnpalace.com/en/entertainment
City Of Dreams:
https://www.cityofdreamsmacau.com/en/enjoy/index.html?c=ENTERTAINMENT
The Venetian:
https://www.venetianmacao.com/macau-guide/practical-information.html
To Be Continued….