Siapa disini yang suka berkunjung ke museum untuk menikmati karya seni? To be honest, saya dan suami bukanlah tipe orang yang sering pergi ke museum, bahkan kami pun kesulitan untuk mengartikan sebuah karya seni. Maklum saja karena kami bukan lulusan sekolah seni. Hehe..
Pertama kali kami mendengar tentang keberadaan Museum Macan ini adalah dari Instagram Feed. Banyak foto-foto yang unik dan lucu disana. Tapi, saat itu kami masih maju mundur mau kesana. Alasannya simple, takut berasa bodoh sendiri disana karena tidak mengerti tentang seni! Hahaha. Selain itu, pas awal-awal pembukaan tiket masuknya sering sold out. Setelah bulan-bulan terakhir pameran mau selesai, barulah kami memberanikan diri untuk datang karena harusnya pengunjung sudah tidak terlalu banyak.
Museum Macan tentunya tidak menampilkan pameran seni hewan buas. Macan disini adalah singkatan dari Modern and Contemporary Art in Nusantara. Jadi museum ini menampilkan karya seni modern dan kontemporer dari berbagai seniman di Indonesia dan dunia. Kebetulan saat kami datang kesana, Museum Macan sedang menampilkan pameran karya Yayoi Kusama yang bertema Life Is The heart Of Rainbow pada tanggal 12 Mei – 9 September 2018.

Dikutip dari booklet pengunjung yang diberikan oleh Museum Macan: Yayoi Kusama adalah salah satu seniman paling ternama di dunia yang masih hidup sampai saat ini. Lukisan, patung, video dan Infinity Mirrored Rooms ciptaannya telah merambah budaya pop global. Pameran ini menelusuri perkembangan sang seniman selama tujuh dekade, dimulai di Jepang pada awal 1950-an, kemudian berpindah ke New York pada 1960-an, dan kembali ke Jepang pada 1973, dimana Kusama hidup dan berkarya hingga kini.
Dari foto dan juga biografi yang saya baca, pendapat saya tentang Yayoi Kusama adalah seniman wanita yang eksentrik. Apa memang semua seniman seperti itu ya style-nya? Hahaha. Entahlah. Bahkan beliau ini pernah dirawat di rumah sakit jiwa untuk gangguan kecemasan. Karya seni beliau memang modern dan tidak biasa (out of the box) terutama untuk seni instalasi ruangan dan soft sculpture. Rasanya baru kali ini saya melihat karya seni seperti itu.
Harga tiket masuk ke Museum Macan terbilang cukup mahal, yaitu Rp. 100.000 per orang dan hanya berlaku 2 jam. Pihak manajemen museum mungkin melakukan hal tersebut untuk membatasi jumlah pengunjung sehingga orang-orang yang datang bisa leluasa menikmati karya seni. Selain itu, ada tata tertib museum yang harus kita patuhi, yaitu:
- Dilarang menggunakan lampu kilat saat mengambil gambar.
- Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam area pameran.
- Dilarang membawa binatang peliharaan.
- Demi keamanan dan kenyamanan, semua barang bawaan pengunjung harus diperiksa di pintu masuk.
- Semua barang yang berukuran lebih besar dari 24 x 24 x 15 cm harus disimpan di tempat penitipan barang.
- Jangan menyentuh karya seni.
- Dilarang berlari dan memakai sepatu roda di dalam museum.
- Diperbolehkan menggambar sketsa dengan pensil di area pameran dengan buku berukuran tidak lebih dari 22 x 28 cm.
- Arang, krayon, spidol permanen, cat air, cat minyak dan benda tajam tidak diperbolehkan di area museum.
Jadi teringat beberapa waktu yang lalu, beberapa anak muda yang berkunjung ke Museum Macan tega menyentuh karya seni yang dipamerkan sampai rusak demi mendapatkan angle foto yang bagus. Sungguh keterlaluan menurut saya. Seorang seniman bisa menghasilkan karya yang spektakuler mungkin membutuhkan waktu kerja tahunan. Kasihan kan kalau sampai dirusak oleh pengunjung museum? Kejadian ini membuat pihak panitia menjadi lebih ketat membuat batasan antara pengunjung dan karya seni. Di setiap ruangan pameran pun lebih diperbanyak pengawasnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
19 Agustus 2018
Saya dan suami berkunjung ke Museum Macan setelah menghadiri acara resepsi pernikahan teman kuliahnya suami di Slipi, Jakarta. Lokasi gedung Museum Macan tidaklah sulit ditemukan. Letaknya persis di pinggir tol Kebon Jeruk. Kebetulan karena kami pergi di hari Minggu, jalanan menuju Museum Macan tidak macet. Kami tiba sekitar pk. 13:40 WIB dan langsung menuju ke counter ticketing. Antrian di counter juga tidak panjang. Kami mendapatkan tiket masuk yang berlaku pk. 14:00 – 16:00.
Setelah melalui pemeriksaan sekuriti, kami pun masuk ke area pameran. Tidak seperti pameran museum yang membosankan, pameran di Museum Macan ini benar-benar menarik! Ada karya soft sculpture seperti balon karet yang diberi isian. Ada juga seni instalasi yang memberikan ilusi infinity mirror. Kemudian hampir semua karya yang dipamerkan memiliki warna-warna cerah dengan motif polkadot. So cute! Benar-benar sesuai dengan tema pameran: Life Is The Heart Of A Rainbow.
Area pameran dibagi menjadi beberapa ruangan dengan urutan sebagai berikut mulai dari pintu masuk pameran:
- Great Gigantic Pumpkin
Labu raksasa berwarna kuning dengan motif polkadot hitam. Koleksi ini adalah milik Gandaria City.Great Gigantic Pumpkin - Dots Obsession
Banyak balon-balon raksasa berbagai ukuran berwarna kuning dan bermotif polkadot hitam. Ada juga yang berbentuk kubah yang bisa kita masuki bagian dalamnya untuk melihat seni instalasi kaca-nya yang dinamakan “Infinity Mirrored Room”. Selain harus antri, pengunjung juga dibatasi waktu sekitar 2 menit untuk memasuki ruangan instalasi tersebut.Dots Obsession Infinity Mirrored Room Infinity Mirrored Room - Narcissus Garden
Berisi 1.500 bola-bola stainless steel yang disusun sedemikian rupa mengikuti pola.Narcissus Garden - Early Works
Pameran lukisan yang dibuat dengan motif dots. - Infinity Nets
Masih pameran lukisan motif dots yang membentuk suatu pola abstrak. Sesungguhnya saya agak kurang paham di segmen ini tentang penafsiran karya seninya. - Body and Performance
Dalam ruangan ini diputar rekaman video dan foto Yayoi Kusama yang sedang berpose. Tapi pose yang ditampilkan menurut saya malah jatuhnya kelihatan seram. Ditambah pula dengan penerangan ruangan yang minim. Di ruangan ini dilarang untuk mengambil gambar atau rekaman. - Experiments In Japan
Disini ada soft sculpture berbentuk serbuk sari bunga dengan ukuran besar. Selain itu ada ruangan seni instalasi berupa bangunan kotak berwarna kuning dengan motif polkadot yang diberi nama “The Spirits Of The Pumpkins Descended Into The Heavens“. Ditengah ruangan ada kaca kecil tempat kita bisa mengintip instalasi yang memberikan ilusi infinity mirror. Selain harus antri, pengunjung juga dibatasi maksimum 5 menit di dalam ruangan.Soft Sculpture The Spirits Of The Pumpkins Descended Into The Heavens - Love Forever
Ada pameran lukisan dan seni instalasi yang diberi nama “I Want To Love On The Festival Night“. Untuk melihat seni instalasi ini kita harus mengintip dari lubang suatu bangunan berbentuk kotak. Pada instalasi ini terdapat permainan warna-warni lampu dan kaca. Saat itu tidak terlalu antri sehingga tidak ada pembatasan waktu per pengunjung. Sayangnya karena file video-nya terlalu besar jadinya saya tidak bisa post disini. - My Eternal Soul
Berisikan pameran lukisan abstrak.My Eternal Soul - Infinity Mirrored Room
Dari semua seni instalasi yang ada di Museum Macan, bagian ini yang antrinya paling lama karena banyak peminatnya. Saya dan suami mengantri sekitar 30 menit untuk masuk ke ruangan ini dengan waktu yang dibatasi hanya 15 detik! Nama seni instalasinya adalah Brilliance Of The Souls. Ruangan ini memakai bantuan cahaya, kaca dan air untuk memberi ilusi infinity mirror-nya.Infinity Mirrored Room
Setelah selesai dari Infinity Mirrored Room kita harus menuju pintu keluar untuk melanjutkan ke ruang pameran yang lain. Saya menuju pintu keluar saat waktu berkunjung hendak berakhir yaitu sekitar pk. 15:50 WIB. Sebelum keluar pihak panitia memberitahukan bahwa karena waktu berkunjung sudah mau habis maka setelah melewati pintu keluar nanti saya tidak diizinkan untuk masuk kembali. Saya dan suami pun menyetujuinya.
Untuk menuju ke ruang pameran terakhir, yaitu The Obliteration Room. Kami harus menaiki eskalator atau lift ke lantai 6. The Obliteration Room adalah suatu ruangan yang pada awalnya bernuansa putih bersih dari mulai dinding dan perabotannya. Tetapi terinspirasi dengan kesukaan Yayoi Kusama akan polkadot warna-warni maka para pengunjung diberi kesempatan untuk memberikan sentuhan polkadot di ruangan tersebut dengan cara menempelkan stiker yang diberikan oleh panitia. Ketika saya dan suami masuk ke ruangan, hampir seluruh permukaan sudah tertutup stiker polkadot. Rasanya susah sekali mencari spot yang kosong karena begitu banyaknya pengunjung yang sudah datang kemari. Lagi-lagi untuk segmen ini, pengunjung juga dibatasi oleh waktu kurang lebih 5 menit.

Setelah selesai mengitari area pameran, saya dan suami nongkrong di cafe yang ada di dekat pintu masuk pameran. Nama cafe-nya adalah One Fifteenth atau “1/15”. Harga makanan dan minuman disini cukup pricey. Saya memesan teh dan banana waffle. Surprisingly, banana waffle-nya enak lho!

Overall, walaupun saya hanya sekedar orang awam yang berkunjung ke museum seni ini, saya cukup enjoy dengan pamerannya. Banyak spot foto yang keren dan instagram-able. Sedikit tips dari saya, dikarenakan pengunjung hanya punya waktu 2 jam untuk mengelilingi area pameran, lebih baik tidak terlalu terpaku berlama-lama di suatu bagian. Nanti tidak akan keburu untuk mendatangi semua ruangan.
Pameran karya Yayoi Kusama di Museum Macan akan segera berakhir tanggal 9 September 2018. Pameran berikutnya akan digelar 17 November 2018 – 10 Maret 2019. Rasanya saya sudah tidak sabar menantikan pameran yang akan datang. Bangga Jakarta bisa punya museum keren seperti ini.
Contact:
Museum Macan
AKR Tower Level MM
Jalan Panjang No. 5 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530.
Indonesia
Operational Hours: Tuesday-Sunday 10 am – 8 pm
Telp: +62 21 2212 1888
E-mail: info@museummacan.org
Website: https://www.museummacan.org/