Saya harap para pembaca sekalian jangan bosan dengan tulisan saya mengenai obsesi saya untuk menurunkan berat badan. Tentunya alasan utama saya adalah demi kesehatan. Konon berat badan yang ideal juga membantu keseimbangan hormon reproduksi sehingga bisa memperbesar chance keberhasilan TTC (Trying To Conceive). Kalau urusan estetika, saya cukup beruntung memiliki suami yang menerima apapun bentuk fisik istrinya, hehe. Apabila kemarin saya sharing mengenai pola makan yang dianjurkan oleh dokter gizi, maka kali ini saya mau sharing tentang pola olahraga saya.
Dari yang saya baca, sebenarnya cara tercepat untuk mencapai berat badan ideal adalah dengan memadukan latihan cardio dan weight lifting. Fungsi dari weight lifting disini adalah untuk menaikkan massa otot kita yang efeknya akan meningkatkan metabolisme tubuh. Tapi, kalau weight lifting saya agak kurang percaya diri latihan sendirian di gym atau tempat fitness karena tempat latihannya didominasi pria. Biasanya saya latihan weight lifting kalau ada pak suami saja. Kurang lebih seminggu sekali selama minimal 30 menit Hitung-hitung quality time bersama pasangan dengan kegiatan yang berfaedah. Hahaha.

Latihan cardio ditujukan untuk memperkuat jantung dan melancarkan aliran darah ke jantung. Contoh latihan cardio adalah jalan kaki / jogging, lari, senam, berenang, dll. Kalau saya pribadi, saya memang bukan tipe orang yang suka ikut trend. Disaat olahraga lari sedang naik daun, saya malah tidak tertarik sama sekali. Padahal pak suami cukup sering ikut event lomba lari di Jakarta dan Tangerang lho. Alasan saya tidak menyukai lari adalah karena gerakan yang monoton dan membosankan. Selain itu dalam jangka waktu yang lama, lari membuat betis dan lutut saya sakit.
Kalau kalian merasakan hal yang sama dengan saya, kalian tidak sendirian! Hehe. Saya lebih suka ikutan fitness class atau yang biasa disebut juga group fitness di gym (saya member di Celebrity Fitness). Rasanya lebih seru karena banyak peserta yang lain dan tipe gerakannya pun beragam. Dari sekian banyak fitness class yang saya ikuti, ada beberapa yang menjadi kelas favorit saya. Saya juga melakukan percobaan dengan mengukur jumlah kalori yang terbakar setelah selesai kelas menggunakan fitness watch merk Garmin Vivoactive 3 milik pak suami. Kondisi kalori yang terbakar ini akan tercapai kalau kita mengikuti semua gerakan di kelas dari awal sampai akhir dengan bersungguh-sungguh sehingga heart rate mencapai angka optimal. Misalkan ada gerakan lompat atau push up maka kita harus ikuti gerakannya dengan baik. Berikut adalah kelas favorit saya:
- Body Combat
Body Combat adalah kelas cardio yang menggunakan gerakan MMA (Mixed Martial Art) seperti boxing, muay thai, karate, dll. Walaupun kita tidak punya basic ilmu bela diri, kita tetap bisa mengikuti kelas ini. Kita tinggal mengikuti gerakan yang diajarkan oleh instruktur saja. Dari semua kelas, Body Combat memiliki peringkat tertinggi dalam pembakaran kalori. Kalori yang terbakar dalam 1 sesi kelas selama 50-60 menit bisa mencapai 500 kalori. Dijamin akan ngos-ngosan dan bercucuran keringat. Peserta kelas ini umumnya agak berimbang antara pria dan wanita. - Strong By Zumba
Walaupun nama kelas ini ada embel-embel Zumba-nya, tetapi ini bukan kelas dance sama sekali lho ya. Kelas ini adalah total body workout yang cukup berat karena banyak gerakan squat, lunges, push up, sit up, dll. Walaupun jumlah kalori yang terbakar setelah mengikuti kelas ini hanya sekitar 350 kalori, tidak sebanyak Body Combat, tapi dijamin lebih pegal rasanya. Apabila dilakukan dengan rutin juga akan menambah kekuatan otot tubuh. - Zumba dan Core Motion
Kelas cardio yang identik dengan dance dan wanita. Sangat jarang sekali ada pria yang mau ikut kelas ini. Dengan mengikuti gerakan dance, selain untuk olahraga cardio, diharapkan juga kita bisa have fun dan melepaskan stress. Gerakannya cukup mudah untuk diikuti dan bila dilakukan sungguh-sungguh bisa membakar kalori sampai 300-an kalori. Saya pernah baca bahwa olahraga Zumba ini sangat direkomendasikan untuk yang sedang TTC. Pada artikel itu disebutkan kalau Zumba bisa meningkatkan kekuatan rahim. - TRX
TRX adalah singkatan dari Total body Resistance Exercise. Latihan kekuatan tubuh dengan menggunakan beban tubuh sendiri yang bertumpu pada tali khusus TRX (tali ini mampu menahan berat tubuh sampai 100 kg). Penemu olahraga TRX adalah Navy SEAL. Kebayang kan beratnya olahraga ini? Capek dan pegalnya mirip dengan latihan weight lifting. Dikarenakan kelas ini membutuhkan tali khusus yang jumlahnya terbatas dan tergantung kapasitas ruangannya maka kelas ini membutuhkan reservasi sebelumnya. Apabila kuota sudah penuh kita tidak bisa ikut kelas. Selain membakar kalori sampai 300-an kalori, olahraga ini juga bisa membantu kita untuk membentuk otot.
Selain dari kelas yang saya sebutkan diatas, masih ada lagi kelas cardio yang juga efektif membakar lemak yaitu kelas sepeda: RPM dan Peloton. Hanya saja saya kurang suka dengan kelas tersebut. Alasannya selain gerakannya monoton, dibutuhkan perlengkapan khusus untuk menunjang olahraga tersebut seperti sepatu dan bicycle pants. Perlengkapan itu tidak wajib sebenarnya tapi keberadaannya akan menambah kenyamanan kita. Saya tidak punya perlengkapan tersebut dan pernah nekat ikut kelas. Akibatnya selangkangan saya sakit karena sadel sepedanya keras. Sepatu olahraga biasa juga kurang pas di pedal sepedanya. Sejak itu saya merasa malas mengikuti kelas sepeda seperti itu.
Nah, kemudian bagaimana dengan Yoga? Belakangan ini olahraga Yoga juga menjadi trend di kalangan wanita. Tapi dari hasil pengukuran kalori dengan fitness watch di beberapa kelas Yoga yang pernah saya ikuti, pembakaran kalorinya lebih rendah dibanding latihan cardio, yaitu hanya sekitar 200 kalori saja. Sementara target olahraga saya minimal 300 kalori dalam sehari. Jadi saat ini saya agak menghindari Yoga dulu, paling tidak sampai nanti berat badan saya sudah menjadi ideal. Olahraga Yoga ini sebetulnya bagus juga untuk menunjang usaha TTC karena Yoga bisa mengurangi stress yang berdampak pada kesuburan.
Selain Zumba dan Yoga, ada satu lagi olahraga yang disarankan untuk usaha TTC, yaitu Pilates. Gerakan Pilates ini mirip dengan Yoga. Kalori yang terbakar pun juga sama yaitu 200-an kalori. Manfaat melakukan Pilates sehubungan dengan TTC adalah untuk memperkuat otot perut dan tulang belakang.
Dikarenakan dokter gizi menyuruh saya rutin olahraga 5 kali seminggu dengan target 200-300 kalori per hari, biasanya saya dalam sehari cuma ikut 1 kelas saja. Diselang-selingi jenis kelasnya supaya tidak bosan. Saya juga membiasakan diri untuk istirahat yang cukup setiap 2-3 hari berturut-turut olahraga. Kalau tubuh terlalu lelah, massa otot kita tidak bisa bertambah. Jadi lebih baik olahraganya sedikit-sedikit tapi rutin tiap hari dilakukan.
Terakhir, selain rajin olahraga, diet harus tetap jalan terus ya. Percuma saja sudah rajin olahraga kalau makannya masih sembarangan. Hasilnya tidak akan sesuai harapan.