Tulisan kali ini bukan tentang saya, tapi tentang penyakit menahun papa saya yaitu ambein atau biasa dikenal sebagai wasir juga. Penyakit papa saya ini sudah lama sekali, sekitar 3 tahun. Dari yang awalnya stadium ringan menjadi stadium sedang karena tidak pernah mau diajak ke dokter untuk periksa dan diberi pengobatan yang sesuai.
Dikutip dari Wikipedia: “Wasir atau ambeien adalah kondisi patologis membengkak atau meradangnya Hemorrhoid, struktur vaskular dalam saluran anus yang membantu kontrol buang air besar. Dalam kondisi fisiologisnya, bagian ini bertindak sebagai bantalan yang tersusun atas saluran arterio-vena dan jaringan ikat. Gejala patologis wasir bergantung pada jenisnya. Wasir internal biasanya timbul bersama perdarahan rektum tanpa rasa nyeri, sedangkan wasir eksternal dapat menunjukkan beberapa gejala atau jika terkena trombosis akan ada nyeri signifikan dan pembengkakan di area anus.“
Papa saya sering kali mengeluhkan anus-nya keluar kalau mengedan terlalu keras atau saat diare (frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari). Malah kadang disertai darah sedikit. Daripada tambah parah, saya dengan agak memaksa menyuruh papa saya untuk konsultasi ke dokter. Kebetulan saat itu papa saya sedang liburan ke rumah saya, jadi saya ajak papa saya untuk berobat ke RS Siloam Lippo Village Karawaci.
Awalnya saya sempat bingung, mau konsultasi ke dokter umum atau ke dokter spesialis bedah untuk kasus papa saya ini. Tapi, pada akhirnya saya memilih dokter spesialis bedah umum (general surgeon) dengan pertimbangan kalau ternyata grade ambein-nya sudah parah dan harus dioperasi maka lebih baik langsung ke dokter bedah saja, tidak perlu ganti-ganti dokter lagi (dari dokter umum ke dokter bedah) kemudian. Dari hasil browsing di internet, ada beberapa orang yang memberikan review bagus untuk kasus operasi ambein dengan dokter Anthony Berlim Sp.B yang memang praktek di RS Siloam Lippo Village.
23 Juni 2018
Dengan penuh paksaan, akhirnya papa saya mau juga datang ke ruang konsultasi dr. Anthony Berlim Sp.B di RS RS Siloam Lippo Village. Ternyata dokter-nya masih cukup muda, tidak seperti yang saya bayangkan. Dokter kemudian melakukan tindakan anuskopi kepada papa saya: memasukkan corong plasik transparan ke dalam anus dengan bantuan pelumas. Tujuannya untuk melihat ke dalam anus dan memastikan kondisi grade ambein-nya.
Menurut dokter, grade ambein papa saya adalah grade 2 menuju 3 (ada benjolan / pembengkakan di dalam dan luar anus) dimana kalau sudah grade 3 dan 4 biasanya harus berakhir dengan operasi. Dari hasil membaca review orang-orang tentang operasi ambein, saya jadi takut sendiri karena katanya sakit sekali setelah obat bius-nya selesai bekerja. Sakit-nya bisa sampai hampir seminggu pula. Tidak kebayang bagaimana papa saya yang sudah berumur 62 tahun harus melalui proses menyakitkan seperti itu. Untungnya karena papa saya masih grade 2 menurut dokter masih bisa dbantu dengan cara non operasi, misalnya dengan minum obat dan dipasang rubber band untuk mengikat dinding anus-nya.
Pertemuan pertama ini, dokter menuliskan resep untuk 1 bulan dan papa saya diminta untuk kontrol kembali bulan depan. Akan tetapi karena papa saya tinggal di Samarinda maka saya bilang ke dokter kalau papa saya baru bisa datang kembali pas Oktober 2018. Dokter pun tidak masalah dengan hal tersebut.
Obat minum yang diresepkan dokter untuk kasus ambein papa saya adalah Ardium 1000 mg dengan dosis 2 x 1. Obat ini berfungsi untuk anti peradangan dan diharapkan bisa mengecilkan benjolan / pembengkakan yang ada di anus bagian dalam. Tidak disarankan untuk meminum obat ini dalam waktu lebih dari 3 bulan. Efek dari meminum obat ini, menurut papa saya, saat jongkok atau duduk lama anus-nya tidak keluar dan nyeri lagi. Tapi kalau buang air besar-nya terlalu sering atau ngedan keras sih anus-nya masih keluar juga dan harus dibantu dengan tangan untuk memasukkannya kembali.
Semoga saja pertemuan berikutnya dengan dokter grade ambein papa saya sudah lebih baik sehingga tidak perlu tindakan macam-macam. Dari yang saya baca, tindakan operasi ambein bisa memakan biaya 15 – 20 juta (bisa ditanggung oleh BPJS) dan ada resiko terjadi pengecilan lubang anus yang menyebabkan susahnya untuk buang air besar. Pokoknya kalau bisa menempuh jalan non operasi akan lebih baik daripada operasi.
Expenses:
- Konsultasi dr. Anthony Berlim di RS Siloam Lippo Village = Rp. 250.000
- Tindakan anuskopi dengan dr. Anthony Berlim di RS Siloam Lippo Village = Rp. 287.500
- Ardium 1000 mg sebanyak 15 tablet (untuk 2 minggu) = Rp. 308.000
TOTAL = Rp. 895.500
Note:
Saya tidak mengambil semua obat yang diresepkan di apotek RS Siloam Lippo Village karena harga obat disana termasuk mahal. Saya ketemu harga yang lebih murah di Apotek Berkat Karawaci yaitu 159.300 untuk 1 strip (10 tablet) Ardium 1000 mg.