Hai semua!
Maafkan baru update blog lagi setelah sekian lama. Penyakit malas kembali menyerang sehingga untuk buka laptop pun malas sekali, hahaha. Tapi tenang saja, saya masih rajin membalas comment yang masuk koq karena ada notifikasi-nya di e-mail. Kalau sekedar balas comment biasanya saya hanya menggunakan aplikasi “WordPress” yang ada di handphone android saya. Akan tetapi kalau untuk menulis saya tetap prefer dari laptop karena lebih cepat mengetiknya.
Back to the topic, hari ini saya mau menceritakan pengalaman saya naik kereta bandara di Soekarno-Hatta Airport, Jakarta. Kebetulan bulan April 2018 lalu saya ada urusan di airport jadi tidak ada salahnya sekalian mencoba fasilitas baru ini. Keberadaan kereta tersebut diharapkan bisa mengurangi kemacetan lalu-lintas di jalan menuju / dari bandara. Ada 2 jenis kereta yang ada di Soekarno-Hatta Airport, yaitu Skytrain (Kereta Layang) dan Kereta Railink. Untuk lebih jelasnya akan saya bahas satu per satu di bawah ya.
Skytrain (Kereta Layang)
Kalau dahulu kala kita harus menunggu shuttle bus airport (free of charge) untuk berpindah dari terminal satu ke terminal lainnya, maka sekarang ini sudah ada fasilitas baru yaitu Skytrain. Tidak seperti shuttle bus yang jadwal ketibaannya tidak jelas karena terkena imbas macet di area bandara, Skytrain lebih memberikan jaminan tepat waktu karena bebas macet.
Apabila kalian pernah naik Skytrain di Changi Airport Singapore, maka bentuk gerbong kereta Skytrain di Soekarno-Hatta Airport ini persis sama dengan yang disana. Gerbong Skytrain memang lebih minim tempat duduk supaya space untuk koper dan barang bawaan bisa lebih luas. Saat baru beroperasi Skytrain Soekarno-Hatta masih menggunakan awak / driver, tapi ke depannya Skytrain ini akan menjadi automated train tanpa awak / driver. Canggih ya?

Selain menghubungkan antar terminal di bandara (T1, T2 dan T3), Skytrain juga menghubungkan kita dengan stasiun SHIA / Soekarno-Hatta International Airport (Integrated Building) yang merupakan stasiun tempat kereta bandara Railink berada. Jadwal Skytrain paling awal adalah pk. 04:27 WIB dan terakhir pk. 00:17 WIB dari stasiun SHIA. Untuk waktu tunggu Skytrain saat ini masih sekitar 10 menit per kedatangan kereta di setiap stasiun, akan tetapi ke depannya waktu tunggu ini akan diperkecil menjadi 5 menit sekali sehingga bisa mengangkut lebih banyak penumpang.
Untuk bisa mengakses Skytrain, kita harus berjalan keluar dari terminal kedatangan, ikuti petunjuk arah menuju stasiun Skytrain. Ada 2 pilihan menuju stasiun Skytrain yaitu tangga eskalator atau lift. Dari yang saya lihat fasilitas lift agak terbatas dan antri, jadi memang lebih cepat menggunakan tangga eskalator. Saat masuk ke dalam kereta Skytrain kita dilarang untuk menggunakan trolley. Tapi nanti di stasiun tujuan akan disediakan fasilitas trolley untuk mengangkut barang bawaan.
Fasilitas Skytrain bisa kita nikmati dengan gratis alias tidak berbayar. Bisa bebas jalan-jalan keliling antar terminal sesuka hati deh, hehe. Reservasi di muka juga tidak diperlukan. Kita cukup langsung datang ke stasiun Skytrain dan naik kereta yang ada.
Kereta Bandara Railink
Berbeda dengan Skytrain, kereta ini tidak melayani perjalanan antar terminal melainkan melayani perjalanan dari kota Jakarta / Tangerang ke bandara dan sebaliknya. Saat ini kereta bandara Railink baru memiliki 3 stasiun yaitu Stasiun SHIA / Soekarno-Hatta International Airport (Integrated Building), Stasiun Batu Ceper (Tangerang) dan Stasiun BNI City / Sudirman Baru (Jakarta). Untuk ke depannya akan ada penambahan rute ke stasiun Duri dan Manggarai. Sekedar informasi stasiun kereta bandara railink dengan stasiun KRL Commuter Line tidak sama. Walaupun lokasinya mungkin berdekatan dan namanya mirip tapi gedung stasiunnya benar-benar terpisah.

Dari semua gerbong KRL yang pernah saya naiki di Jakarta, gerbong kereta bandara Railink inilah menurut saya yang paling bagus. Maklum lah kereta baru jadi masih kinclong semua, hehe. Tempat duduk di dalam gerbong banyak, ada space untuk menaruh koper dan barang bawaan, nyaman dan full AC. Gedung stasiunnya juga bagus dan nyaman, terutama di stasiun SHIA, ada waiting lounge, restoran dan toko-toko kecil. Untuk gedung stasiun lainnya masih belum terlalu lengkap fasilitasnya, misal di stasiun Batu Ceper belum ada AC dan banyak ruangan kosong.

Keberadaan kereta bandara Railink ini bisa menjadi salah satu alternatif transportasi dari / ke bandara Soekarno-Hatta yang bebas macet. Tidak perlu takut lagi ketinggalan pesawat karena macet di jalan. Untuk harga yang ditawarkan memang cukup mahal, sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan, yaitu Rp. 35.000 per orang sekali jalan untuk rute SHIA – Batu Ceper dan Rp. 70.000 per orang sekali jalan untuk rute SHIA – BNI City / Sudirman Baru. Akan tetapi, sejak 10 Maret 2018, kereta bandara Railink memberikan diskon 50% untuk harga tiketnya khusus di hari Sabtu dan Minggu. Penurunan harga ini membuat kereta bandara Railink menjadi lebih terjangkau dan memungkinkan kita untuk bepergian dengan rombongan besar (lebih dari 2 orang) dengan harga yang wajar. Untuk masalah jadwal kereta bandara Railink silakan cek link website yang saya sertakan di akhir tulisan.


Pembelian tiket kereta bandara Railink bisa dilakukan melalui internet booking, vending machine dan aplikasi mobile “Railink”. Saat mencoba kereta bandara Railink kemarin, saya dan suami menggunakan metode pembelian via vending machine di stasiun SHIA. Pembelian via vending machine cukup mudah, hanya tinggal mengikuti instruksi yang ada. Saat ini, pembayaran yang diterima oleh vending machine hanya berupa kartu debit, kredit dan prepaid card saja (cashless). Setelah transaksi pembelian selesai, vending machine akan mengeluarkan tiket kereta kita. Tiket tersebut jangan sampai lecek atau basah ya, terutama bagian barcode-nya. Barcode yang ada di tiket tersebut berguna untuk membuka gate masuk dan keluar kereta. Jadi simpan terus tiket kalian sampai nanti turun di stasiun tujuan.

Seperti halnya peraturan tertulis di KRL Commuter, hal yang sama juga berlaku di kereta bandara Railink dan Skytrain, yaitu dilarang makan dan minum selama di kereta. Hal ini bertujuan supaya kereta tetap terjaga kebersihannya demi kenyamanan penumpang lainnya. Semoga saja kita semua bisa menjaga fasilitas kereta bandara Railink dan Skytrain dengan baik.
Menurut saya, puncak kepopuleran kereta bandara Railink dan Skytrain ini adalah saat Asian Games Agustus 2018 kelak, dimana akan banyak kontingen atlet dari negara-negara Asia. Kalau dulu Jakarta hanya punya bus untuk mengangkut semua kontingen yang ada dan efeknya jadi bikin jalanan padat dan macet, maka kali ini Jakarta bisa sedikit berbangga dengan adanya kereta bandara Railink dan Skytrain yang tidak kalah bagusnya dengan fasilitas serupa di negara tetangga kita.
Website: