Diabetes Melitus atau biasa disingkat DM lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis di Indonesia. Mengutip dari Wikipedia, Diabetes Melitus adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance), dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
- defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya.
- defisiensi transporter glukosa.
- atau keduanya.
Diabetes Melitus ini dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe 1 dan 2. Untuk DM tipe 1 adalah merupakan reaksi autoimun dimana tubuh penderita tidak mampu memproduksi insulin sendiri sehingga butuh injeksi insulin dari luar seumur hidupnya. Berbeda dengan DM tipe 2 dimana tubuh penderita masih memproduksi sejumlah insulin sehingga pengobatannya bisa lebih bervariasi yaitu kombinasi injeksi insulin dan obat oral untuk memperbaiki fungsi pankreasnya.
Mama saya adalah seorang penderita DM tipe 2. Seperti kebanyakan penderita DM lainnya, jaringan kulit terutama di kaki sering mengalami luka yang lama keringnya tanpa merasakan sakit (hal ini dikarenakan penderita DM biasanya memiliki respon syaraf yang rendah), penebalan jaringan kulit (kapalan) dan juga penebalan kuku (kadang juga dikombinasikan dengan masalah jamur kuku sehingga kuku terlihat hitam). Selain itu kulit kaki juga lebih menghitam dan kering.
Sebelum berobat ke dokter, mama saya sempat beberapa kali melakukan pengobatan alternatif untuk masalah luka di kaki, tapi sayangnya responnya kurang bagus di kaki mama saya alias tidak tampak hasilnya. Merawat kaki sendiri di rumah juga susah terutama dalam hal memotong kuku yang tebal. Percayalah bahwa pemotong kuku / nail clipper rumahan tidak akan banyak membantu. Alhasil kaki mama saya sangat jelek sekali dilihat.
Saat konsultasi ke dokter internist yang praktek RS Siloam Lippo Village di daerah Karawaci, Tangerang, selain terapi insulin dan beberapa obat oral lainnya untuk mengatasi gula darah Mama saya yang tinggi, dokter menyarankan Mama saya untuk sekalian melakukan perawatan kaki / foot care yang dikhususkan untuk penderita diabetes di RS tersebut. Dokter memberikan surat rujukan foot care dan menyarankan kami untuk melakukan appointment sebelumnya.
Appointment foot care dilakukan via telepon. Pasien foot care dibatasi hanya 1 orang setiap harinya dan hanya pk. 13:00 – 14:00 WIB dikarenakan ruangan yang dipakai untuk foot care lebih diutamakan untuk klinik luka / wound clinic. Klinik luka ini juga mayoritas dikunjungi oleh penderita diabetes. Disarankan melakukan appointment foot care 2 hari sebelumnya. Saya menelepon RS Siloam Lippo Village untuk melakukan appointment foot care untuk Mama saya dan dapat slot kosong di tanggal 5 Juli 2017.
5 Juli 2017
Saya datang membawa Mama saya ke RS Siloam Lippo Village pk. 12:30 siang. Sebelumnya saya dan Mama sudah makan siang terlebih dahulu. Saya mengurus registrasi di counter registrasi lantai 2 (lantai yang sama dengan lobby masuk). Setelah mendapatkan stiker pasien, saya memberikan stiker tersebut ke suster yang ada di klinik luka / wound clinic. Klinik luka terletak di lantai 2 juga tepatnya di ujung lorong G, dekat toilet. Suster mengatakan bahwa Mama saya akan sedikit telat masuk karena masih ada pasien yang harus ditangani terlebih dahulu.
Mama saya masuk ke dalam ruangan sekitar pk 13:30 siang. Sebelum memulai rangkaian foot care, suster menunjukkan ke kami bahwa peralatan yang akan digunakan sudah dalam keadaan steril. Sebenarnya foot care ini mirip seperti pedicure di salon hanya saja dilakukan oleh tenaga ahli (suster berpengalaman), menggunakan peralatan medis yang steril dan tentunya menggunakan produk obat-obatan yang jelas berkualitas dan diakui oleh medis. Berikut adalah tahapan perawatan foot care-nya:
- Pasien diminta berbaring dan meletakkan kakinya ke dalam baskom yang berisi air yang dicampur sabun khusus (merk Gehwol). Fungsi sabun khusus ini adalah untuk melunakkan kulit kaki dan kutikula kuku yang mengeras. Proses perendaman ini berlangsung 5 menit-an.
Kaki direndam dengan sabun khusus
Produk yang dipakai untuk merendam kaki
- Kaki pasien diolesi lotion (merk Gehwol juga).
- Suster memeriksa keseluruhan kaki pasien apakah ada luka atau tidak. Kebetulan Mama saya waktu itu ada luka kecil 2 buah tapi tidak terlihat dari luar karena tertutup oleh kapalan kakinya.
- Kuku pasien digunting dengan menggunakan tang khusus. Nail clipper atau pemotong kuku biasa sudah tidak mempan karena kukunya terlalu tebal.
Kuku digunting dengan tang
- Kapalan kaki digunting dengan alat khusus. Setelah kapalan kaki ini dibuka barulah terlihat jelas luka di kaki Mama saya. Kata suster kalau kapalannya tidak dibuka seperti itu maka luka-nya tidak akan kering. Suster membersihkan darah di luka kaki dan kemudian membalutnya dengan plester luka khusus yang mengandung obat yang bisa membantu mempercepat proses pengeringan lukanya.
Membersihkan kapalan di atas luka
- Kuku kaki pasien yang menebal akan di-gerinda dengan mata batu dan mesin khusus. Kikir biasa yang dipakai di salon tidak akan mempan mengadapi kuku kaki yang menebal dan hitam seperti itu.
Gerinda kuku
- Kaki pasien dibersihkan kembali.
- Kaki pasien diolesi dengan lotion pelembab Gehwol supaya kulitnya tidak kering. Menurut suster kaki pasien diabetes harus sering dioles lotion pelembab karena kalau kulit kering akan cenderung lebih cepat luka.
Setelah kurang lebih 1 jam didalam ruangan akhirnya perawatan kaki Mama saya selesai. Disarankan untuk melakukan perawatan foot care ini minimal 1 bulan sekali untuk menjaga kaki pasien tetap bersih dan sehat. Sekaligus untuk memeriksa apakah ada luka baru yang muncul. Selain itu suster juga menyarankan supaya Mama saya memakai sendal dari bahan yang nyaman (seperti sendal kamar hotel) untuk sehari-hari di dalam rumah dan menggunakan sendal straps (seperti sendal gunung) kalau mau keluar rumah. Tujuannya supaya jari-jari kakinya tidak terhimpit dan tergesek yang cenderung akan bikin luka.
Setelah itu saya membawa map dari suster untuk diserahkan ke kasir saat pembayaran. Harga dari foot care ini adalah 242 ribu Rupiah, belum termasuk penggunaan plester atau obat buat luka. Dikarenakan luka kaki Mama saya berukuran kecil saja maka biaya plester luka hanya dibebankan 4.200 Rupiah saja.
Biaya untuk foot care dan perawatan luka / wound care jelas berbeda. Untuk foot care berlaku harga yang flat yaitu 242 ribu Rupiah untuk tindakannya (diluar plester dan obat), sedangkan untuk perawatan luka biayanya adalah tergantung luas bidang lukanya. Range harga perawatan luka adalah 160 – 340 ribu Rupiah, belum termasuk plester dan obat. Keduanya membutuhkan appointment terlebih dahulu jauh-jauh hari. Untuk kondisi luka yang urgent bisa masuk lewat jalur UGD supaya lebih cepat penanganannya.
Saya sangat merekomendasikan foot care di RS Siloam Lippo Village ini untuk orang-orang yang bermasalah dengan kondisi kakinya akibat diabetes. Dalam 2 kali perawatan saja kondisi kaki Mama saya sudah jauh lebih baik, bersih dan rapi. Untuk hasil yang lebih maksimal maka sebaiknya perawatan kaki ini tetap kontinyu sampai kondisi kaki benar-benar baik.
Contact for appointment:
Wound Clinic
RS Siloam Lippo Village
Telp: 021-5460052 ext 2124
Karawaci, Tangerang