Bekal Makanan Selama Liburan di Jepang

Saat mencari-cari informasi tentang Jepang, saya jadi tahu bahwa biaya makan di Jepang itu mahal sekali. Sekedar bento set di convenience store aja harganya 500 – 650 Yen yang kalau dikonversi ke Rupiah adalah 60 – 80 ribu Rupiah per porsi. Padahal isinya ya biasa saja dan rasa juga standar. Jangan tanya kalau harga makanan di restaurant, pasti lebih mahal lagi, kira-kira diatas 150 ribu Rupiah per porsi. Jiwa emak-emak saya merasa terusik mendengar harga makanan yang mahal itu. Kalau sekali-kali sih tidak apa-apa, tapi kan ini 14 hari trip, bisa bangkrut dong kalau makan diluar terus, 3 kali sehari pula.

Dengan pertimbangan diatas, saya memutuskan bahwa saya harus memasak di Jepang. Kalau pergi-pergi harus bawa bekal makanan. Paling tidak untuk sekedar sarapan dan makan siang harus masak sendiri, makan malam boleh bebas. Hitung-hitung jatahnya mencicipi makanan Jepang.

Demi menunjang misi penghematan di atas maka saya lebih memilih mencari tempat tinggal di apartemen daripada di hotel. Fasilitas di apartemen mirip seperti rumah. Ada dapur jadi bisa masak, air wastafel dapur pun bisa diminum jadi bisa hemat beli air mineral (Note: yang bisa diminum hanya air dari keran wastafel dapur saja, kalau di kamar mandi tidak bisa lho ya) dan ada mesin cuci sehingga tidak usah keluar biaya laundry lagi. Dengan adanya mesin cuci juga bikin kita tidak perlu membawa baju banyak-banyak dari Indonesia. Pengalaman saya saat musim semi di Jepang untuk mengeringkan baju hanya butuh waktu paling lama 2 hari kok. Selain itu, saya juga mencari apartemen yang menyediakan rice cooker dan kettle air panas. Perlu diketahui kalau harga nasi putih instan di Jepang itu cukup mahal, yaitu 100 – 120 Yen per porsi jadi lebih baik masak sendiri saja. Beras-nya tinggal beli di supermarket di Jepang.

Sekedar informasi tentang beras di Jepang. Kalau kita beli di supermarket, kemasan terkecilnya adalah 2 kg (harga sekitar 900 Yen kalau tidak salah). Tentu saja jumlah itu akan kebanyakan jadinya, tapi kalau kelebihan bisa dibawa ke Indonesia kok (Dalam jumlah yang wajar yang diperbolehkan customs Indonesia). Tipe beras Jepang agak berbeda dengan beras di Indonesia. Beras Jepang lebih pulen dan lengket, mirip seperti beras sushi. Kebetulan sih saya suka dengan tipe beras pulen begini.

Berikut adalah perlengkapan dan perbekalan makanan yang saya bawa dari Indonesia untuk mendukung misi masak-memasak selama liburan 14 hari di Jepang:

  1. Rendang Uda Gembul
    Beli dari Tokopedia sebanyak 3 kotak. Rendang Uda Gembul ini memiliki beberapa level kepedasan, 1-5, akan tetapi saya kebagian yang level 3 saja. Menurut saya sih level 3 ini terlalu pedas untuk saya dan suami. Satu kemasan berisi 2 potongan daging rendang saja tapi bumbu rendangnya melimpah ruah. Konon rendang ini bisa bertahan 3 bulan di suhu ruangan.PhotoGrid_1491622306049[1]
  2. Dendeng Balado Uni Etty
    Juga beli dari Tokopedia karena tergiur review yang bagus. Satu kemasan berisi 5-6 iris daging. Tipe dendengnya adalah dendeng basah dan agak berminyak. Bumbu cabainya juga berlimpah. Bahkan setelah dendengnya habis, bumbu cabai yang tersisa masih bisa dibuat jadi menu masakan lain seperti telur balado. Dendeng ini tahan 7 hari di suhu ruangan dan 1 bulan kalau disimpan di lemari es.PhotoGrid_1491620843505[1]
  3. Kering kentang & teri
    Beli dari Tokopedia juga. Minimum order 2 toples @ 250 gram. Enak banget dimakan bersama nasi panas.PhotoGrid_1491650228811
  4. Sambal bajak CUK (kemasan)
    Beli dari Tokopedia. Berguna untuk teman makan nasi, hehe.
  5. Saus sambal sachet
    Berguna sekali kalau lagi makan fast food. Di Jepang hanya tersedia saus tomat saja.
  6. Bumbu-bumbu instan
    Ada merk Indofood, Bamboe, dll. Saya memilih bumbu yang praktis saja seperti bumbu nasi goreng, ayam goreng, dll. Tidak lupa membawa 1 sachet penyedap rasa kaldu ayam dan garam.
  7. Bawang putih
    Bawa 1 bonggol saja yang isinya beberapa siung. Hanya untuk menambah aroma bumbu instan atau sekedar tumis sayuran.
  8. Teh celup kemasan
    Cocok untuk teman sarapan di pagi hari.
  9. Gula pasir
    Bawanya sedikit saja sekitar 100 gram. Akhirnya beli lagi pas di Jepang dengan kemasan 500 gram. Kelebihannya dibawa ke Indonesia. Gula pasir ini dipakai untuk membuat teh manis hangat di pagi hari.
  10. Mie Instan
    Mie instan ini berguna sebagai alternatif sarapan.
  11. Selai roti
    Bawa yang kemasan botol kaca kecil saja.
  12. Cereal
    Bawa 1 kotak medium saja. Alternatif sarapan pagi.
  13. Minyak goreng
    Saya bawa sedikit di kemasan kantong plastik kecil saja. Di packing berlapis dan dimasukkan ke wadah. Selebihnya minyak goreng disediakan di apartemen di Jepang.
  14. Daging kemasan kaleng
    Saya bawa daging babi kalengan merk Ma Ling.
  15. Lunch Box dan peralatan makannya
    Bawa 2 box dengan pengaturan 1 box untuk makan siang bersama dan 1 box lagi untuk makan malam bersama. Ini dengan catatan saya lagi rajin memasak sehingga bisa menyiapkan bekal sampai makan malam.

Tampak ribet ya? Tapi perbekalan ini yang bikin saya dan suami menghemat banyak selama 14 hari di Jepang lho. Bahan makanan lain tinggal beli saja di Jepang seperti roti, telur, sayur dan susu cair.

Hati-hati saat berbelanja di supermarket Jepang dimana semua produk dan keterangannya ditulis dalam bahasa Jepang. Barang yang kita maksudkan belum tentu benar hanya dengan melihat fisiknya. Contoh: minyak goreng akan mirip kemasan dan warnanya dengan cuka, gula pasir akan mirip bentuknya dengan garam, susu akan mirip dengan yoghurt, dan telur mentah akan mirip dengan telur rebus. Saya pernah salah membeli telur. Niatnya membeli telur mentah tapi yang terbeli malah telur yang sudah dimasak setengah matang, hahaha. Sebelum membeli barang di supermarket lebih baik bertanya kepada petugasnya. Cara berkomunikasinya adalah dengan Google Translate. Misal kita mau membeli gula atau dalam bahasa inggrisnya sugar. Cari Google Translate “sugar” ke bahasa Jepang dan kemudian tunjukkan terjemahan itu ke petugas sambil kita membawa barang yang kita maksudkan. Kalau ternyata barang yang kita maksudkan itu salah pasti petugas akan menggelengkan kepala atau say no dan membantu kita mencari barang yang benar. Orang Jepang sangat ramah dan helpful kok. Jangan lupa say thanks atas bantuan mereka dengan menyebutkan “arigatou“.

Selama di Jepang saya hanya memasak menu yang simple dan praktis saja seperti tumis sayuran, telur goreng, telur rebus, nasi goreng, dll. Selain karena saya sudah bawa lauk dari Indonesia, juga karena keterbatasan waktu yang ada untuk menyiapkan sarapan dan juga bekal makan siang sekaligus. Pak suami untungnya tidak pernah cerewet soal makanan selama travel.

Begitulah sharing saya mengenai istri yang juga harus bertugas bahkan saat sedang liburan di negeri orang. Pekerjaan ibu rumah tangga benar-benar pekerjaan yang 24/7 tanpa mengenal hari libur dan juga tanpa tanda jasa, hahaha. Tapi saya ikhlas dan enjoy kok menjalaninya.

9 pemikiran pada “Bekal Makanan Selama Liburan di Jepang

  1. Haii mbak liza surya,
    Luarr biasa yaa dikala liburan ttp memasak, dan saya jg bakalan spt itu…hehehe…
    Saat membawa makanan2 spt rendang (yg daging2an) apakah proses di imigrasinya diperiksa dan ditanya2 oleh petugasnya ? Dan perlu kita cantumkan ndak di form customs entry japan ? Sy memasak krn alasan utk makanan halal mbak dan tentunya irit hehhee Kan bosen juga ya klo 8 hari makan kebab terus (makanan halal yg plg byk di jepang). Thanks mbak.

    Suka

    • Halo Mba Santi..
      Iya Mba soalnya rajin memasak pangkal hemat, hahaha.
      Untuk rendang karena bentuknya sudah masak dan dalam kemasan vakum serta kotak dengan brand jual jadinya tidak ada masalah. Mungkin akan masalah kalau membawa daging-dagingan mentah karena ditakutkan membawa berbagai penyakit ke negara mereka.
      Saya ga tulis di form customs karena bahan makanan saya jumlahnya juga ga banyak, hanya untuk konsumsi pribadi, bukan untuk dijual di Jepang, hahaha.
      Kalau untuk makanan halal di Jepang memang masih sedikit sih ya.. lagian ribet juga mau tanya-tanya ke penjualnya tentang halal atau ga kalau kita sendiri ga bisa bahasa jepang, hehe. Amannya memang masak sendiri sih ya 😉

      Suka

  2. Haii mbak liza surya, terima kasih atas postingannya. sangat membantu

    Saya mau tanya mengenai jumlah bawaannya, untuk 2 minggu ini mie instan yang dibawa berapa ya? Lalu untuk pembawaan makanannya di koper itu, apakah mbak kumpulin semua dalam satu koper atau di pisah2?

    terima kasih

    Suka

    • Halo Mba..

      Saya mie instan cuma bawa 6 kalau ga salah. Soalnya kan mie instan ga boleh dimakan tiap hari. Saya bawa mie instan tujuannya untuk sarapan aja sih.. Kalau lagi ga sarapan mie instan, saya beli roti atau bento di minimarket aja dekat apartemen atau sarapan cereal. Selang seling aja.

      Bekal makanan saya packing rapi dan dipisah-pisah karena koper saya ga muat jadi ada yg ditaruh ke dus, hehe.

      Suka

      • trus membawa daging begitu di imigrasinya bagaimana ya mbak?? apakah sempat ditahan?? krn saya baca2 ada yg ditahan:((

        saya sabtu besok berasma keluarga ke osaka ini

        Suka

    • Sy coba bantu jawab ya. Sy baru saja plg dari jepang di 8 juli 2018 kmrn. Kami sekeluarga ber 4 + kedua ortu, total 6 orang selama 8 hari disana. Utk makanan sy bawa dijadikan dlm 1 koper, ada rendang, kering kentang,teri kacang, mie instan,saos, kecap, beras dan bahkan sy membawa nugget dan sosis jg. Alhamdulillah pas di imigrasi lolos semua dan pemeriksaannya gak detail bgt…tdk spt yg sy bayangkan. Sempat ketar ketir jg pas di imigrasi. klo sekirany bakalan dipermasalahkan, sy akan sampaikan bhw sy pergi bersama orang tua yg utk makanan sulit beradaptasi dgn makanan lokal serta dgn alasan kehalalannya. Dan ini jg bkn sekedar alasan yg dibuat2 krn mama sy hrs meminum obat tepat waktu sesudah makan.

      Suka

Tinggalkan komentar