Senin, 17 April 2017
Hari ini perdana kami menggunakan JR Pass kami. Seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya kalau kami sudah membeli JR Pass saat Japan Travel Fair 2017 di Jakarta. Tiket yang kami peroleh masih berupa voucher yang harus ditukarkan dengan kartu fisik JR Pass di JR Ticket Office yang ada di stasiun-stasiun besar JR. Dengan menggunakan JR Pass kita bisa bebas menggunakan kereta JR termasuk Shinkansen (kecuali Shinkansen Super Express Nozomi & Mizuho) sepuasnya. JR Pass juga membuat kita tidak perlu antri untuk beli tiket manual lagi. Untuk selengkapnya silakan cek langsung di website JR langsung http://www.japanrailpass.net/en/
Dikarenakan kami sudah menukarkan kartu fisik JR Pass dari 2 hari sebelumnya maka hari ini kami tinggal memakainya saja. Cara pemakaian JR Pass ini sangat mudah, kita tinggal menunjukkan kartu JR Pass kita ke petugas gate stasiun yang ada di office samping gate masuk. Setelah petugas mengecek ke-valid-an kartu kita, kita dipersilakan masuk ke stasiun. Tidak perlu antri lagi seperti penggunaan tiket manual.
Prakiraan cuaca hari ini untuk daerah Himeji adalah hujan deras pada siang hari sehingga kami pun sudah mempersiapkan payung lipat di dalam tas sebelum berangkat. Rencana perjalanan hari ini adalah ke daerah Himeji dan Nara.
Himeji
Dari stasiun SettsuTonda kami naik kereta menuju stasiun Shin-Osaka untuk naik kereta Shinkansen menuju Himeji. Sebagai pengguna Shinkansen pertama kalinya, kami terkagum-kagum dengan kereta-nya. Interior kereta modern, ada toilet dan wastafel. Tempat duduk disertai dengan sandaran kaki, colokan listrik, gantungan jaket dan meja lipat untuk makan. Selain itu dari faktor speed, kereta Shinkansen ini bisa mencapai kecepatan 300 km/jam lho. Peraturan yang berlaku di Shinkansen sama seperti kereta lainnya yaitu dilarang berisik, mobile phone harus dalam silent mode, dan tidak berbicara di telepon.
Perbedaan Shinkansen lokal dan Shinkansen express adalah shinkansen lokal akan berhenti di banyak stasiun sedangkan yang express hanya berhenti di stasiun tertentu sehingga durasi perjalanan jadi lebih singkat. Shinkansen memili 2 tipe gerbong yaitu gerbong reserved dan non reserved. Untuk melakukan reservasi kita harus datang ke JR Ticket Office di stasiun tempat kita berangkat. Reservasi masih bisa dilakukan 10 menit sebelum waktu keberangkatan.
Saya dan suami karena tidak melakukan reservasi sebelumnya, naik ke gerbong Shinkansen non reserved. Saat itu di gerbong non reserved tidak terlalu banyak penumpang sehingga kami masih dapat tempat duduk bersebelahan. Kalau kalian bepergian dengan group lebih baik melakukan reservasi sebelumnya supaya bisa mendapatkan tempat duduk berdekatan.
Total lama perjalanan dari SettsuTonda untuk sampai di Himeji (dengan Shinkansen) adalah sekitar 1 jam. Dari stasiun kereta Himeji kami masih harus berjalan kaki sekitar 30 menit untuk menuju ke destinasi kami yaitu Himeji Castle. Selain jalan kaki sebenarnya ada alternatif lain yaitu naik bus tapi opsi ini tidak kami lakukan. Kapan lagi jalan kaki menikmati udara sejuk dan segar di Himeji? Kota ini sangat ramah untuk pejalan kaki, terlihat dengan lebarnya trotoar, jalanan yang lengang dan tidak hectic serta banyak sarana penyebrangan untuk pejalan kaki.
Himeji Castle
Sesampainya di Himeji Castle kami terpana melihat pemandangannya. Himeji Castle ini jauh lebih besar, megah dan bagus dibanding dengan Osaka Castle. Sisa sakura mekar pun masih banyak di kompleks Himeji Castle. Saat kami datang jumlah turis pun tidak terlalu banyak sehingga kami bisa punya kesempatan menikmati pemandangan dan juga berfoto dengan leluasa.


Kita diwajibkan untuk membeli tiket masuk sebelum masuk ke dalam castle utama yang saat ini berfungsi juga sebagai museum. Kami membeli tiket combo untuk Himeji Castle dan Kokoen Garden seharga 1.040 Yen per orang. Setelah itu kami masuk ke dalam kompleks castle.
Sesungguhnya kompleks castle ini sangat luas sekali, mungkin butuh waktu setengah hari untuk mengitarinya. Akan tetapi karena waktu dan tenaga yang terbatas, kami memilih untuk beredar di castle utama saja. Rute tour castle utama ini sangat jelas dan teratur. Para staf juga membantu mengarahkan pengunjung untuk mengikuti rute tour yang ada.

Bangunan castle utama memiliki 6 tingkat dan semuanya berstruktur kayu. Interior bangunan dijaga seorisinl mungkin sehingga suasana castle tetap seperti Jepang jaman dulu. Kekurangannya adalah castle utama ini tidak memiliki elevator jadi kita wajib menggunakan tangga kayu manual yang agak curam ketinggiannya untuk naik atau turun ke tiap lantai. Kita juga wajib melepaskan alas kaki untuk masuk ke dalam bangunan castle ini.
Setelah selesai mengitari castle utama, kami pun keluar mengikuti rute tour. Tiba lah kami di lapangan terbuka yang ada tempat duduk-nya dengan pemandangan Himeji Castle yang didominasi dengan warna putih. Kami beristirahat dulu disini sambil menikmati pemandangan.
Setelah itu kami keluar kompleks castle dan menemukan taman di dekat vending machine yang ada tempat duduknya. Spot ini kami gunakan untuk makan bekal yang kami bawa dari apartemen. Di dalam kompleks Himeji Castle tidak terlalu banyak penjual makanan. Untuk pilihan makanan yang lebih beragam kita harus keluar kompleks dan sampai di pinggir jalan raya dulu. Selesai makan, kami pun melanjutkan perjalanan ke Kokoen Garden.
Opening Hours : 9:00 to 17:00 (until 18:00 from late April through August); Admission ends one hour before closing.
Admission : 1000 yen (castle only); 1040 yen (castle and nearby Kokoen Garden)
Closed : December 29 and 30
Website : http://www.city.himeji.lg.jp/guide/castle/
Kokoen Garden
Lokasi Kokoen Garden ini bersebelahan dengan Himeji Castle hanya saja kita harus keluar kompleks castle terlebih dahulu untuk bisa masuk ke gate Kokoen garden. Hanya perlu berjalan kaki 5 menit dan kita pun sampai di Kokoen Garden. Saat kami keluar dari kompleks Himeji Castle hujan pun mulai turun.
Kokoen Garden ini adalah taman yang bersih dan indah. Suasana taman di dominasi dengan nuansa zen yang menenangkan jiwa. Kokoen Garden punya banyak sub taman dengan tema tersendiri. Semua-nya bagus-bagus bahkan ini taman terindah yang pernah saya datangi selama di Jepang. Selain itu, taman ini tidak terlalu banyak pengunjungnya jadi kita bisa puas menikmatinya seperti taman pribadi, hahaha.



Taman favorit saya adalah The Garden of Lord Residence. Taman ini adalah taman terluas diantara semua taman di kokoen Garden. Di dalam taman ada rumah bergaya Jepang, kolam ikan koi (ikan koi-nya jumbo semua ukurannya), bebatuan, pepohonan dan juga air terjun kecil. Indah banget.
Kami mengitari seluruh taman yang ada disini. Saking asyiknya menikmati taman bahkan jadwal itinerary kami jadi mundur. Kami segera bergegas keluar dari Kokoen Garden dan berjalan kembali ke stasiun kereta Himeji.
Opening Hours : 9:00 to 18:00 (until 17:00 from September to mid April); Admission closes 30 minutes before closing time.
Admission : 300 yen (garden only); 1040 yen (garden and Himeji Castle)
Closed : December 29 and 30
Website : http://www.himeji-machishin.jp/ryokka/kokoen/
Nara
Perjalanan dari stasiun kereta Himeji menuju Nara ditempuh selama kurang lebih 2 jam menggunakan kereta ekspress JR (non Shinkansen) dengan transit di stasiun Osaka. Saat kami tiba di stasiun Nara waktu sudah menunjukkan pk. 15:48. Sesuai itinerary harusnya kami berkunjung ke Todaiji Temple yang terkenal akan Big Buddha-nya, akan tetapi karena Todaiji Temple tutup pk. 17:30 kami mengurungkan niat masuk ke temple-nya dan hanya akan beredar di kompleks depan temple saja.
Saat kami tiba di Nara, hujan masih turun hanya saja tidak sederas seperti di Himeji. Kami mendatangi Tourist Information Center yang ada di stasiun Nara dan menanyakan rute tercepat menuju Todaiji Temple. Petugas mengatakan kami bisa ikut Nara Loop City Bus yang bus stop-nya berada tidak jauh dari kantor Tourist Information Center. Informasi lebih lanjut tentang Nara City Loop Bus bisa dicek di https://www.narastation.com/nara-city-bus/#Nara_City_Loop_Line_Buses. Di kantor Tourist Information Center ada peminjaman payung secara cuma-cuma kalau ada yang membutuhkan. Kita tinggal ambil payungnya di tempat payung yang disediakan dan setelah selesai menggunakannya kita wajib mengembalikan payungnya di tempat tersebut.
Kami pun bergegas menuju bus stop Nara Loop City Bus. Sekedar informasi, bus ini tidak ter-cover dalam JR pass sehingga kita harus membayar sendiri biaya bus-nya sebesar 210 Yen per Orang untuk sekali naik dan turun. Kami segera naik bus dan menuju Todaiji Temple dan turun di bus stop Todaiji Daibutsuden. Dari bus stop tersebut kita masih harus berjalan kaki selama 5-10 menit untuk sampai di kompleks Todaiji Temple.
Selama perjalanan ke Todaiji Temple, kami banyak sekali melihat rusa liar berkeliaran. Tidak hanya di sekitaran Todaiji tapi rusa ini ada dimana-mana bebas berkeliaran. Dengan banyaknya populasi rusa disini tidak heran Nara menjadikan rusa sebagai maskot kota-nya.

Saya pribadi tidak begitu suka dengan rusa liar. Kalau dilihat dari kejauhan sih memang lucu tapi kalau sudah dekat dengan rusa aslinya perasaan rusanya dekil dan bau deh. Belum pula rusa-rusa itu suka pup di jalan sembarangan dan bisa mengigit (biasanya sih karena mengejar makanan kita). Di tambah saat itu lagi hujan sehingga jalanan becek. Komplit deh. Dikarenakan hal tersebut, kesan saya terhadap kota ini tidak istimewa.
Todaiji Temple

Saat kami tiba di kompleks temple, mereka sudah mau tutup. Akhirnya kami cuma bisa foto-foto dari depan saja. Tidak banyak yang bisa dilihat disini sehingga kami pun tidak berlama-lama dan berjalan kaki kembali ke bus stop.
Opening Hours : 8:00 to 16:30 (November to February); 8:00 to 17:00 (March); 7:30 to 17:30 (April to September); 7:30 to 17:00 (October)
Admission : 500 yen
Closed : –
Website : http://www.todaiji.or.jp/english/index.html
Sebenarnya dengan Nara Loop City Bus ini kami bisa saja berkeliling kota Nara, tapi karena hujan tidak berhenti-henti, ditambah sudah saatnya makan malam dan mempertimbangkan waktu perjalanan kembali ke apartemen supaya tidak kemalaman, kami akhirnya balik ke stasiun kereta Nara saja. Di stasiun kami belanja bento dan groceries di supermarket Aeon. Lumayan dapat bento harga diskon. Setelah selesai makan, kami masuk ke dalam stasiun kereta dan naik kereta pulang ke arah SettsuTonda.
Sesampainya di stasiun kereta SettsuTonda, kami jajan takoyaki yang direkomendasikan oleh teman kami. Tapi ternyata saya dan suami tidak terlalu suka karena teksturnya yang lembek banget. Setelah itu kami mampir di Family Mart untuk membeli sandwich.
EXPENSES:
(Kurs 1 JPY = 121,65 IDR)
- Admission Fee Himeji Castle & Kokoen Garden (Combo Ticket): 2 x JPY 1.040 = JPY 2.080 = IDR 253.032
- Nara Loop City Bus (round trip): 2 x 2 x JPY 210 = JPY 840 = IDR 102.186
- Groceries Shopping & Dinner at Aeon Supermarket: JPY 1.868 = IDR 227.242
- Takoyaki at SettsuTonda Station: JPY 350 = IDR 42.557
- Sandwich at Family Mart: JPY 250 = IDR 30.412
TOTAL EXPENSES = JPY 5.388 = IDR 655.450
To Be Continued….
Kerennn trip report nya 🙂 Btw Nara digabung sama Himeji in one day a bit rushing yah? Lagi planning itin ke jepang nih, rakuss pengen mengunjungi banyak tempat tp apa daya waktu gak cukup 😦 Kalau himeji digabung sama horishima/miyajima day trip dr osaka gimana? Lebi mepet lagi kali yah?
SukaSuka
Saking besarnya negara Jepang ini, saya 14 hari trip aja rasanya belum dapat semua, hahaha. Himeji-Hiroshima-Miyajima day trip terlalu hectic kayaknya. Nanti jadi ga menikmati lho kalo diburu-buru waktu gitu. Apalagi rata-rata tempat wisata di Jepang tutupnya kan jam 5 atau 6 sore.. Saran saya, mending di-split jadi 2 hari sih. Hehehe.
SukaDisukai oleh 1 orang