Trip To Japan (Day 2): Osaka

Kamis, 13 April 2017

Karena kemarin baru bisa tidur jam 2 subuh waktu Jepang, maka hari ini kami bangun kesiangan. Jadwal itinerary pun jadi mundur, haha. Hari ini kami akan keliling Osaka saja. Kami berencana membeli Osaka Amazing Pass 1 Day Pass. Osaka Amazing Pass ini sangat bermanfaat untuk kalian yang berencana berkeliling banyak tempat di Osaka dalam waktu 1 atau 2 hari. Dengan menggunakan Osaka Amazing Pass maka kita bisa menggunakan Osaka City Subway, New Tram, dan bus for free. Selain itu kita mendapatkan free admission untuk tempat-tempat wisata di Osaka. Daftar tempat wisatanya bisa dilihat di website-nya langsung: https://www.osaka-info.jp/osp/en/. Osaka Amazing Pass ini bisa dibeli kantor stasiun-stasiun besar Subway / New Tram, Tourist Information Center Osaka Station, Tourist Information Center Namba Station dan bahkan dibeberapa hotel di kota Osaka (khusus untuk 2 day pass).

Dari apartemen kami berjalan kaki ke stasiun kereta JR Setssu-Tonda dan kemudian naik kereta ke stasiun Osaka. Stasiun kereta Osaka ini adalah stasiun besar karena melayani banyak line kereta, subway dan bus. Setibanya kami di stasiun Osaka ini kami cukup pusing untuk mencari Tourist Information Center yang menjual Osaka Amazing Pass. Petunjuk arah jalannya agak kurang banyak dalam versi bahasa Inggris. Akhirnya tanya sana-sini ke staff ticketing-nya. Di arahkan ke Tourist Information Center lantai 3 tapi ternyata kata mereka yang melayani penjualan Osaka Amazing Pass hanya Tourist Information Center di lantai 1. Mencari Tourist Information Center di lantai 1 ini juga butuh perjuangan dan nyasar-nyasar. Total dari turun kereta sampai ketemu Tourist Information Center di Lantai 1 ini butuh 20 menit lho! Hahahaha.

Setelah menemukan Tourist information Center yang dimaksud, kami langsung membeli Osaka Amazing Pass 1 day Pass seharga 2.500 Yen per orang. Kami juga menanyakan arah menuju stasiun subway Umeda yang masih satu lokasi dengan stasiun kereta Osaka. Tujuan pertama kami setelah naik subway adalah Tsutenkaku Tower.

Tsutenkaku Tower

Tempat ini merupakan salah satu fasilitas free admission dari Osaka Amazing Pass. Tinggi Tsutenkaku Tower ini 103 meter dan berfungsi sebagai menara observasi. Lokasinya tepat ditengah keramaian kota sehingga tidak akan sulit untuk mencarinya. Saat masuk ke bangunan tower kita akan disambut oleh petugas dan kita tinggal menunjukkan Osaka Amazing Pass kita untuk tiket masuk. Petugas akan mengarahkan kita ke elevator yang akan membawa kita langsung ke observation deck di lantai 5. Dari observation deck kita bisa melihat kota Osaka dari ketinggian. Setelah selesai dari observation deck kita harus turun dengan tangga manual lantai per lantai. Maksudnya sih biar kita sekalian lihat-lihat semua lantainya, tidak cuma mampir ke observation deck kemudian lanjut pulang. Di lantai bawah banyak juga toko yang menjual pernak-pernik dan snack dengan bentuk imut dan lucu. Kalau menurut pendapat saya pribadi sih tidak terlalu banyak yang bisa dilihat disini. Interior bangunan juga menyiratkan bangunan lama (kurang modern). Saat kami datang kesini Tsutenkaku Tower sedang sepi pengunjung. Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya dengan menggunakan subway.

P_20170413_095747_vHDR_Auto
Tsutenkaku Tower
P_20170413_100721_vHDR_Auto
Osaka City View From Tsutenkaku Tower
P_20170413_101815_vHDR_Auto
Take A Picture With Glico Man Inside Tsutenkaku Tower

Opening Hours: 09:00 – 21:00 (Last Admission 20:30)
Admission: 600 yen (adults); 500 yen (university students); 400 (senior and junior-high school students); 300 yen (children)
(free entrance to the lobby)
Website : http://www.tsutenkaku.co.jp/

Osaka Museum of History

Masih edisi gratis admission dari Osaka Amazing Pass. Museum dengan bangunan modern dan megah ini terletak tidak jauh dari Osaka Castle. Museum ini menampilkan sejarah kota Osaka lengkap dengan patung-patung (seukuran dan semirip mungkin dengan manusia beneran), setting lokasi dan maket-nya. Begitu kita masuk ke dalam gedung, kita harus menunjukkan Osaka Amazing Pass kita ke petugas front desk lobby untuk tiket masuk museum. Kita kemudian diarahkan ke elevator yang akan membawa kita langsung ke lantai 10. Jadi kalau saya baca dari situs web-nya, tiap lantai pameran dari museum ini menggambarkan kota Osaka di era yang berbeda-beda. Lantai 10 adalah The Age of The Naniwa Palace, lantai 9 adalah The Age of Great Distribution Center and Osaka Hongan-Ji Temple, lantai 8 dan 7 adalah The Age of Greater Osaka. Untuk permanent exhibition memang cuma ada di lantai 7 – 10 saja. Dari Lantai 10 menuju lantai 7 kita turun dengan eskalator. Elevator balik ke lobby baru bisa diakses dari lantai 7. Di dalam museum kita bisa menemukan sofa untuk duduk dan juga ada tap water untuk mengisi botol air minum kita, hehe. Satu hal yang kurang dari museum ini adalah tidak ada keterangan bahasa Inggrisnya. Petugasnya juga kurang bisa berbahasa Inggris.

P_20170413_112352_vHDR_Auto
Kurang Mengerti Maksudnya Apa Karena Penjelasannya Dalam Bahasa Jepang

Opening Hours: 09:30 – 17:00 (Last Admission 16:30)
Admission: 600 yen (adults); 400 yen (high school and university students); free (elementary and junior-high school)
Closed: Tuesday (If Tuesday is a National Holiday, Closed Wednesday), 28 December – 4 January
Website : http://www.mus-his.city.osaka.jp/eng/index.html

Osaka Castle Park

Dari Osaka Museum of History hanya perlu berjalan kaki menuju Osaka Castle Park ini. Saat kami kesini bunga sakura masih bermekaran. Banyak warga Jepang yang hanami (piknik dengan mengelar tikar untuk makan-makan dibawah pohon sakura). Benar-benar ga nyangka masih dapat sakura tanggal segini. Kata teman saya memang tahun ini ada anomali jadwal mekar sakura. Biasanya sakura mekar di akhir Maret – awal April. Feel so happy! Akhirnya bisa melihat dan menikmati sakura di negara asalnya, hihihi. Saya dan suami pun duduk di bangku taman (karena ga bawa tikar!) dibawah pohon sakura untuk menikmati bekal makan siang kami. Sejauh mata memandang sakura dimana-mana. Setelah puas menikmati sakura, kami berjalan kaki masuk ke kompleks Osaka Castle. Oh ya karena taman ini adalah taman umum maka free admission. Fasilitas toilet dan convenience store (Lawson) juga ada.

P_20170413_125344_vHDR_Auto
Me And Sakura At Osaka Castle Park

Osaka Castle

Saat kami tiba di kompleks castle, tampak turis dimana-mana. Osaka Castle ini salah satu landmark-nya kota Osaka, jadi kalau ke Osaka wajib mampir kesini. Bangunan castle-nya megah dan didominasi warna putih.Setelah mengambil foto di lapangan depan castle, kami pun ikut antrian menuju dalam lobby castle. Ada 2 jalur antrian: jalur elevator dan tangga manual. Antrian yang lebih panjang tentu saja bagian elevator. Elevator akan membawa kita ke lantai 5. Dari lantai 5 kita akan naik tangga manual lantai per lantai. Lantai 8 adalah observation deck dimana kita bisa menikmati panoramic view kota Osaka dari ketinggian 50 meter. Lantai 2 – 7 berfungsi sebagai museum. Kita harus menuruni tangga manual untuk kembali ke lobby castle. Lumayan deh pegalnya. Tempat duduk agak jarang ditemukan disini. Toilet juga cuma ada di lantai 2. Tap water tersedia di lantai 3 dan 4.

P_20170413_134151_vHDR_Auto
Osaka Castle

Di dekat castle ada Nishinomaru Garden, salah satu cherry blossom spot juga tapi setelah melihat dari observation deck castle kalau bunga sakura mekarnya tidak sebanyak di Osaka Castle Park maka kami mengurungkan niat kesana. Nishinomaru garden memiliki admission fee terpisah dari Osaka Castle

Osaka Castle Opening Hours: 09:00 – 17:00 (Last Admission 16:30); Opening hours extended during certain periods in the spring and summer.
Admission: 600 yen (adults); free (15 years old and younger)
Closed: December 28th through January 1st
Website : http://www.osakacastle.net/english/

Namba

P_20170413_165333_vHDR_Auto
Shopping Arcade

Dari Osaka Castle kami melanjutkan perjalanan ke Namba dengan menggunakan subway. Namba adalah nama kawasan di Osaka dan menjadi pusat keramaian di Osaka selatan (Minami). Namba ini menjadi salah satu destinasi shopping, dining and nightlife di Osaka karena isinya berbagai macam toko dan juga tempat makan. Kami tiba di Namba sekitar jam 5 sore. Saat itu kami memutuskan untuk mencari tempat makan dulu karena kalau mengikuti jam makan normal jam 6 – 7 malam biasanya antrian tempat makan panjang banget.

Kami makan malam di Ichiran Ramen. Salah satu tempat makan ramen yang direkomendasikan oleh teman kami. Informasi lebih lanjut tentang Ichiran Ramen bisa dilihat di website-nya http://en.ichiran.com/index.php. Oh ya kalau ada yang tanya, ini ramen halal atau tidak? Jawabannya adalah ini ramen tidak halal alias mengandung babi. Mayoritas ramen di Jepang mengandung babi kecuali pada bagian depan toko-nya mencantumkan label “Halal Ramen”. Jadi untuk teman-teman yang muslim harus lebih waspada ya, better ask first than sorry.

Ada yang unik di tempat makan ini yaitu kita melakukan pesanan dan pembayaran lewat vending machine. Seumur-umur baru sekarang pengalaman menggunakan vending machine kayak begini jadi butuh extra time untuk mengerti cara pakainya. Untung aja saat itu tempat makan ini lagi sepi. Kalau pas ramai bisa-bisa kami diteriakin orang kali ya, hahaha. Untungnya menu di vending machine ini dilengkapi dengan gambar jadi paling ga kita bisa tau apa yang kita pesan. Langkah pertama kita masukin uang (bisa lembaran atau koin), kemudian pilih menu yang kita mau, setelah di layar muncul menu yang kita pesan, kita harus pencet tombol “change” untuk menerima duit kembalian-nya (kalau tidak menggunakan uang pas). Setelah itu kita akan dapat kupon tiket meals kita. Kami ditanya mau duduk di table atau bar (yang berupa cubicle personal, satu orang satu cubicle jadi ga bisa ngobrol-ngobrol). Staf disini lumayan bagus bahasa Inggrisnya jadi kita bisa berkomunikasi dengan lancar. Kami memilih duduk di table dan diarahkan untuk naik elevator ke lantai 2.

Setibanya di table kami diberi selembar formulir untuk customize pesanan ramen kami dan kupon tiket meals kami diambil oleh pelayannya. Di lokasi Ichiran Ramen yang kami kunjungi ini kebetulan ada formulir dalam bahasa Inggrisnya tapi di beberapa lokasi lainnya konon kita akan disodor formulir bahasa Jepang. Berikut adalah parameter yang dicantumkan di form, kita tinggal melingkari pilihan yang kita mau.

  1. Flavor Strength : Weak – Medium – Strong
  2. Richness : None – Light – Medium – Rich – Ultra Rich
  3. Garlic : None – A Little – Regular – 1/2 Clove – 1 Clove
  4. Green Onion : Without – Thick – Thin
  5. Sliced Pork : Without – With
  6. Ichiran’s Original Red Sauce : None – Half – Regular – Double
  7. Noodle’s Texture : Extra Firm – Firm – Medium – Soft – Extra Soft

Dengan form ini maka pesanan ramen tiap orang akan berbeda-beda sesuai selera mereka. Tidak berapa lama kami makan, datang rombongan turis Indonesia di sebelah meja kami. Lucunya, pelayan Ichiran Ramen yang melayani mereka bisa bahasa Indonesia juga. Sepertinya dia mahasiswa Indonesia yang magang disana. Feels like home karena bisa mendengar bahasa Indonesia lagi walaupun di negeri orang, wkwk. Bagi kalian yang suka makanan tasty, saran saya jangan pesan level medium. Saya waktu itu memesan kategori Richness medium dan hasilnya menurut saya kuahnya kurang mantap. Karena baru nyobain ramen pertama kali di Jepang saya pikir lebih baik cari aman saja dengan level medium. Eh nyatanya kurang nendang dengan lidah Indonesia saya, hahaha.

P_20170413_171308_vHDR_Auto
Tonkotsu Ramen by Ichiran (Free Drinking Water)

Setelah makan kami melanjutkan jalan kaki kami ke area Dotonbori. Dotonbori ini adalah nama sebuah jalan yang terletak disamping kanal sungai dan menjadi pusat keramaian alias tempat kongkow anak muda Osaka. Yang terkenal dari Dotonbori ini adalah papan iklan Glico Man yang saat malam (jam 7 malam) akan menyala terang dengan lampu-lampu bergeraknya dan maskot kepiting jumbo Kani Doraku Crab yang bisa bergerak-gerak seperti kepiting beneran.

P_20170413_175207_vHDR_Auto
Glico Man Siang Hari
P_20170413_190754_BF
Glico Man Malam Hari
P_20170413_174124_vHDR_Auto
Maskot Kepiting Yang Bisa Gerak-Gerak

Sambil menunggu lampu Glico Man menyala saya dan suami sempat jajan di Pablo Cafe yang ada didekat situ. Ga cuma di Pablo Cafe Indonesia yang pakai ngantri, ternyata di negara asalnya pun juga pakai antri. Saya memesan Mini Matcha Tart dan Cheese Soft Cream. Enak-enak semua!

Tombori River Cruise

Setelah lampu Glico Man menyala, banyak turis termasuk kami sibuk foto-foto dengan latar belakang Glico Man. Setelah puas kami pun ikut Tombori River Cruise yang merupakan fasilitas free admission dari Osaka Amazing Pass. Kita tinggal datang ke counter ticket dan menunjukkan Osaka Amazing Pass kita untuk tiket cruise. Tombori River Cruise ini berlangsung selama 20 menit. Titik awal dan titik akhir ada di lokasi yang sama. Disarankan naik cruise ini saat malam hari saat lampu-lampu papan iklan disepanjang kanal sungai sudah menyala jadi kita bisa experience the neon city lights from a different angle. Pemandu di cruise hanya berbicara dalam bahasa Jepang jadi kami cuma bisa nebak-nebak aja maksud omongannya apa, hehe.

P_20170413_185359_vHDR_Auto
Pemandangan Kanal Sungai Dari Atas Boat

Cruise Schedule: 13:00 – 21:00 (Weekdays); 11:00 – 21:00 (Weekend, holiday an busy day); Depart every 30 minutes. Break Time 17:00 / 17:30 (Weekdays)
Admission: 700 yen (adults, above junior high school); 300 yen (children)
Closed: days during the free-of-charge period Jul 13, 24, 25, Aug 5
Website : http://www.ipponmatsu.co.jp/cruise/tombori.html

Dikarenakan kaki sudah pegal dan punggung sudah encok, setelah cruise kami berjalan kaki menuju stasiun subway untuk pulang dan skip next destination di itinerary kami yaitu Umeda Sky Building. Intinya sih jangan sampai kecapekan banget karena kami harus jaga kondisi badan juga untuk perjalanan esok hari.

Note:

Kalau dalam kasus saya sepertinya penggunaan Osaka Amazing Pass tidak terlalu banyak benefit-nya karena tempat yang dikunjungi sedikit. Kalau kalian ada tenaga lebih mengelilingi Osaka mungkin pass ini akan sangat bermanfaat.

EXPENSES:
(Kurs 1 JPY = 121,65 IDR)

  • Train JR SetssuTonda – Osaka (round trip): 2 x JPY 520 = JPY 1.040 = IDR 126.516
  • Osaka Amazing Pass 1 Day: 2 x JPY 2.500 = JPY 5.000 = IDR 608.250
  • Dinner Ichiran Ramen: 2 x JPY 890 = JPY 1.780 = IDR 216.537
  • Pablo Cafe: JPY 580 = IDR 70.557

TOTAL EXPENSES = JPY 8.400 = IDR 1.021.860

To Be Continued….

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s