Sebelum suami kecelakaan bulan Juli 2016 kemarin, di rumah saya hanya menggunakan dispenser top load (galon atas). Sempat beberapa kali ganti merk dispenser dalam jangka waktu pemakaian 4 tahun karena saya melihat tangki penampungan air di dispensernya ada karat dan karat itu ga bisa saya bersihkan walaupun secara fungsional masih bagus. Merk dispenser top load yang saya pakai terakhir adalah merk Sharp. Kenapa Sharp? Karena desain dispenser-nya nampak lebih kokoh dibandingkan merk lain yang pernah saya pakai. Selain itu Sharp memiliki nama besar dalam dunia elektronik yang bisa dijadikan jaminan mutu menurut saya.
Belum satu tahun berselang menggunakan dispenser Sharp top load, suami tiba-tiba kecelakaan. Efek dari kecelakaan itu adalah suami tidak diperbolehkan dulu mengangkat beban berat dan juga tidak boleh bungkuk-bungkuk sampai masa recovery 3 bulan selesai. Padahal selama ini urusan angkut galon air dan pasang galon di dispenser selalu menjadi tanggung jawab pak suami di rumah. Saya jujur aja sih memang ga kuat untuk ngangkat galon air yang beratnya hampir 20 kg itu ke atas dispenser. Oleh karena itu saya menganggap dispenser top load sudah tidak sesuai dengan kebutuhan kami saat ini. Pilihannya tinggal mencari dispenser bottom load (galon bawah) atau tidak pakai dispenser sama sekali. Pilihan terakhir untuk tidak pakai dispenser sama sekali agak kurang praktis bagi saya sih. Galon air harus dipakaikan pompa tangan supaya airnya bisa keluar melewati selang airnya kemudian kalau mau air panas harus masak air dulu di kompor. Selain itu penampakan galon begitu bikin rumah jadi kurang elok rasanya. So, kami memutuskan untuk membeli dispenser bottom load saja supaya saya bisa mengganti galon air sendiri dan tidak tergantung sama suami lagi, hehe.
Banyaknya merk dispenser bottom load yang beredar di pasaran cukup membuat kami sulit menjatuhkan pilihan. Survey pun dilakukan ke kerabat terdekat yang sudah memakai dispenser bottom load duluan. So far, ada 2 merk yang menarik hati, yaitu Sharp dan Modena. Selain pas dengan budget juga ada pilihan warna putihnya. Kami memilih warna putih supaya pas dengan suasana ruangan rumah kami. Akhirnya pilihan jatuh ke merk Sharp karena kami merasa dalam hal elektronik Sharp lebih punya nama dibanding Modena dan kebetulan pula waktu jalan-jalan ke Electronic Solution nemu diskon untuk dispenser bottom load Sharp, hahaha. Lumayan dari harga 2,9 juta jadi 2,5 juta dan dapat warna putih juga! Harga ini sama lho dengan harga di online shop. Langsung bungkus deh saat itu juga dan atur buat delivery-nya ke rumah.

Dispenser yang kami beli ada 3 pilihan suhu air: air panas, air dingin dan air biasa (suhu normal).Untuk air panas ada pilihan low watt (185 watt) atau high watt (385 watt) sedangkan air dingin membutuhkan daya listrik 100 watt. Untuk pompa air dalam dispenser sendiri menggunakan daya listrik 20 watt. Pompa hanya menyedot air dari galon untuk ditampung ke tangki penyimpanan sesekali saja saat volume air di tangki penyimpanan tinggal sedikit. Jadi pompa-nya ga menyala terus terusan ya, tergantung kebutuhan saja. Untuk air panas saya lebih sering memilih fitur high watt karena lebih cepat memanaskan airnya. Saya memakai fitur air panas ini juga sesuai kebutuhan saja, tidak menyala terus-terusan selama 24 jam. Selain untuk menghemat listrik juga untuk meminimalkan endapan/kerak mineral yang akan terbentuk saat kita memanaskan air mineral terus-terusan. Untuk yang memilih fitur air panas menyala selama 24 jam harus sering-sering melakukan perawatan dan pengurasan air ya untuk membersihkan endapan/kerak mineral-nya (prosedurnya ada di buku petunjuknya). Karena saya dan suami tidak terlalu suka meminum air dingin, fitur air dingin ini hanya kami nyalakan saat ada tamu yang suka air dingin saja jadi tidak menyala 24 jam. Sejauh ini sih penggunaan dispenser ini (dengan cara di atas) tidak menyebabkan lonjakan pemakaian listrik di rumah kami. Bottom load ini juga memudahkan kita mengganti galon air tanpa encok lho. Saya sendiri bisa mengganti galon air tanpa kesulitan apapun. Yeay!!
Saya cukup puas dengan dispenser ini. Kekurangannya hanya suara yang agak berisik saat pompa menyedot air dari galon ke tangki penyimpanan. Selain itu kalau listrik mati, pompa-nya pun ikut mati dan otomatis hanya mengandalkan sisa air yang ada di tangki penyimpanan. Walaupun tangki penyimpanannya ada 2 buah tapi tetap aja kalau mati listriknya lama sisa air di tangki bisa habis dan berarti dispensernya ga bisa dipakai lagi untuk menuang air minum, hehe.
Sekian review dari saya, semoga bisa memberikan info yang dibutuhkan. Review ini murni dari pengalaman saya sendiri dan tidak disponsori oleh pihak manapun.
Salam, Maaf saya mau tanya kebetulan saya baru beli tipe dispenser yang sama.
mengenai :
Untuk air panas ada pilihan low watt (185 watt) atau high watt (385 watt)
ini cara untuk ke 185 watt gimana ya? apakah otomatis. karna setiap saya ON kan yg air panas.. watt nya yg menyala adalah 385..
Terima Kasih Banyak.
SukaSuka
Halo Mba,
Tombolnya ada di belakang dispenser.. Sebelah kanan, tombol ketiga dari atas. Kalo pencet tombol itu nanti lampu indikator akan pindah ke 185W.
SukaSuka