Berwisata ke Penang (5D / 4 N)

Mumpung habis balik liburan dari Penang, ada baiknya langsung ditulis di blog mumpung ingatannya masih segar. Hahaha.. Tujuan utama ke Penang kali ini sebenarnya untuk konsultasi dengan dokter mengenai program IVF (Bayi Tabung). Tapi kayaknya sayang banget kalau ke Penang cuma untuk urusan medical, apalagi ini pertama kalinya bagi kami, saya dan suami, pergi ke Penang. Jadi urusan jalan-jalan untuk berwisata tentunya tidak boleh diabaikan, hehe..

Sebelum jalan-jalan kami terlebih dulu hunting tiket, hotel dan juga menukarkan duit ke money changer. Untuk tiket dan hotel kami pesan dari Traveloka dan kebetulan lagi ada promo potongan harga (max) Rp. 150.000 per transaksi dengan minimum transaksi Rp. 750.000. Promo diskon dan harga spesial ini hanya berlaku bila kita melakukan pemesanan via applikasi Traveloka di smartphone lho. Kalau pemesanan via web browser ga berlaku harga spesialnya. Aneh ya?! Untuk penerbangannya, kami memilih direct flight Jakarta – Penang yang dari segi harga memang lebih mahal dan jam penerbangannya ga banyak pilihan dibandingkan kalau kita pakai acara transit di KL (Kuala Lumpur), tapi dengan direct flight begini kita ga perlu capek dan buang waktu nunggu di bandara lagi jadinya. Kami menggunakan maskapai Air Asia yang harganya cukup bersahabat untuk ukuran direct flight Jakarta – Penang. Untuk penukaran uang ke money changer dilakukan ke money changer langganan dekat rumah (Prima Sentral Dinamika cabang Tangerang) dan dapat rate 1 MYR = IDR 3.330 (waktu itu cek di google currency converter 1 MYR = 3.286).

Day 1 (Sabtu, 4 Juni 2016)

Pesawat Air Asia kami berangkat dari terminal 3 Soekarno Hatta dengan jadwal terbang pk. 12.35 WIB. Sebelum berangkat kami menyempatkan diri dulu untuk makan di Bakmi GM terminal 3 supaya ga beli makan lagi di pesawat (mahal soalnya). Sekedar info, di terminal 3 ini counter imigrasinya ga pakai acara ngantri lama lho seperti di terminal 2, soalnya international flight di terminal 3 kan masih relatif sedikit. Saat di ruang tunggu (setelah melewati imigrasi dan security check) kami ketemu tap drinking water jadi bisa isi air minum gratis deh.. untung aja setelah security check tadi botol minum kosong kami ga dibuang. Kalau ga sih terancam beli minum di pesawat yang harganya Rp. 10.000 untuk 1 botol 600 ml air mineral. Ga relaaaa… *medit*

PhotoGrid_1465539107930[1]

Penang International Airport (PIA)

Penerbangan Jakarta ke Penang ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Sesampainya di Bandara Penang (Penang International Airport) kami membeli nomor lokal di counter sebelum imigrasi. Kami beli nomor dari provider Digi seharga MYR 30 (dapat kuota internet 1,8 GB selama 7 hari dan pulsa telp MYR 9), cukup mahal juga harganya, mungkin karena ini harga bandara ya. Saya yakin kalau beli di kota-nya mungkin ga semahal ini. Untuk membeli nomor lokal kita tinggal bayar dan memperlihatkan paspor kita untuk registrasi di counter. Setelah itu kami harus antri agak panjang di counter imigrasi Penang. Sistem pemeriksaannya agak lama karena kita harus difoto dan di-scan sidik jarinya. Setelah selesai urusan imigrasi dan mengambil bagasi, kami berjalan menuju terminal bus Rapid Penang. Sebelumnya kami mampir dulu di kedai yang jual minuman. Kami beli air mineral botolan untuk bekal perjalanan ke hotel sekaligus untuk menukarkan duit kecil / receh karena dari yang kami baca, sistem pembayaran bus disini masih manual dan harus membayar dengan jumlah pas (supir tidak bisa memberikan uang kembaliannya). Kami menunggu kurang lebih 15 menit di terminal bus untuk mendapatkan bus 401 yang menuju ke Komtar (Terminal bus Komtar ini satu-satunya bus stop terdekat dari hotel kami). Harap dilihat baik-baik tulisan rute busnya karena saat pertama kali melihat bus 401 ini datang dan tanya ke supirnya, ternyata bus tsb tidak menuju komtar tapi menuju arah sebaliknya. Jadi daripada salah naik bus, tanya dulu ke supirnya ya apakah bus tersebut melewati tujuan yang kalian inginkan. Ga perlu khawatir soal bahasa, disini bahasa Indonesia cukup dipahami koq oleh warga lokal yang kebanyakan memang bisa bahasa Melayu. Saat naik ke bus kami menyerahkan duit receh ke supir untuk ditukarkan dengan tiket bus. Harga tiket bus ke Komtar dari bandara adalah MYR 2,7 per orang. Perjalanan ke Komtar dengan bus memakan waktu selama 1,5 jam. Saya merasa naik bus ini agak tidak nyaman karena supir tidak mengemudi dengan smooth, banyak rem-rem mendadak yang bikin kita jadi mau jatuh kalau tidak berpegangan dengan erat di handle yang disediakan. Selain itu tiap halte berhentinya agak lama karena penumpang harus bayar manual dulu ke supir dan supir memberikan tiketnya. Selain moda bus, Untuk menuju pusat kota Penang, kita juga bisa menggunakan taxi, tapi tarifnya agak mahal yaitu MYR 30 dengan waktu tempuh ke pusat kota hanya 30 menit 😉

PhotoGrid_1465539152478[1]

Kamar hotel kami di Heliconia

Sesampainya di Komtar, kami menggunakan google maps untuk menuntun kami berjalan kami menuju hotel. Kami menginap di Heliconia Hotel di Lorong Kinta, yang letaknya bersebelahan dengan Hotel Sentral Georgetown. Hotel ini masih termasuk baru. Kamarnya tidak terlalu besar tapi masih wajar dan layak huni untuk 2 orang. Oiya, di hotel ini dan juga kebanyakan tempat di Penang, bentuk colokan listriknya beda dengan di Indonesia. Bentuk colokannya adalah kaki tiga pipih seperti ini “_ | _” jadi kita butuh converter, untungnya pihak hotel bersedia meminjamkan secara gratis, tapi dapatnya cuma 1 colokan aja, jadi kalau nge-charge harus gantian deh, hehe.

Kami makan malam di dekat hotel aja kebetulan ada hawker center (pusat jajanan kaki lima), yaitu New Lane Hawker Center. Kami mencoba beberapa menu makanan lokal seperti char koay teow (kwetiaw goreng), wan tan mee (mie pangsit dikecapin), satay (sate) dan ice chendul (es cendol). Cita rasa makanannya mirip sama chinese food di Indonesia, jadinya kami cocok-cocok selera aja disini. Karena hawker center ini rame banget pas malam, susah banget untuk dapat tempat duduk. Jadi kita harus mengakali dengan cara beli minum di kedai yang agak sepi supaya boleh duduk disitu sambil makan makanan yang kita beli diluar. Setelah makan malam, kami kembali ke kamar hotel untuk beristirahat karena besok paginya saya ada janji ketemu teman saya yang kebetulan lagi ada di Penang juga.

Expenses (for 2 person):
– Digi Local Number = MYR 30
– 1 Air Mineral botol 600 ml di Penang International Airport = MYR 3,5
– Bus Rapid Penang = MYR 5,4
– 2 Air Mineral botol 1,5 L di toko 7-11 = MYR 5,7
– Dinner di New Lane Hawker Center = MYR 29
TOTAL = MYR 73,6 = IDR 245.088 (kurs tukar 1 MYR = IDR 3.330)

Day 2 (Minggu 5 Juni 2016)

PhotoGrid_1465539004409[1]

Saya dan teman saya berfoto di depan St. George Church

Teman saya menjemput kami di hotel pk. 09.30 pagi untuk makan bareng. Kami makan dim sum di dekat hotel kami, namanya restoran Zim Sum. Dim sum-nya enak dan cukup murah menurut saya. 4 orang dan dengan beberapa plate dim sum total damage adalah MYR 65 tapi kali ini saya ditraktir sama teman saya, hehe. Kebetulan teman saya ini nikah sama warga lokal Penang. Selesai makan kami diajak keliling lihat beberapa spot di pusat kota Penang, Georgetown. Bangunan di kota ini unik dan vintage, beneran historical site gitu. Kami mampir sebentar di Kuan Yin Temple untuk berdoa kemudian kami diantar ke Penang Botanic Garden. Awalnya saya mau ke Penang Botanic Garden ini karena katanya ada Penang Floral Festival sampai hari ini 5 Juni 2016, tapi alangkah kecewanya saya karena sampai disana tidak ada bunga-bungaan, mungkin karena hari terakhir bunga-nya sudah diberes-beresin. Kami berkeliling Penang Botanic Garden ini dengan menggunakan tram. Harga tram untuk warga lokal Malaysia adalah MYR 3 per orang dan untuk turis harganya MYR 10 per orang. Kebetulan suami teman saya warga lokal jadi kami beli tiket tram-nya seharga MYR 3 saja, itu pun dibayarin, hahaha.

Dikarenakan cuaca Penang yang luar biasa terik, setelah dari Botanic Garden kami memutuskan untuk beredar dalam mall saja yang adem. Pilihan jatuh ke Gurney Paragon Mall. Teman saya mengantaran saya sampai di depan lobby mall kemudian kami berpisah disana karena teman saya masih ada urusan keluarga lainnya. Gurney paragon Mall ini mirip seperti Lippo Mall Kemang tapi versi lebih kecilnya. Ada cafe-cafe outdoor di depan dan shopping mall di belakangnya. Kami belanja di Daiso (harga per itemnya disini MYR 5,3) dan beli minuman dingin di Chattime. Setelah puas berkeliling di mall ini kami jalan kaki ke mall sebelahnya, yaitu Gurney Plaza. Gurney Plaza ini lebih rame daripada Gurney Paragon Mall. Pilihan tempat makan lebih banyak juga dan lebih terjangkau. Kami makan siang di Old Town White Coffee. Setelah puas keliling di Gurney Plaza, kami pun pergi ke tujuan berikutnya, Komtar bus terminal dengan menggunakan Uber Car. Disini juga ada Uber lho. Kebetulan suami juga sudah ada account Uber jadi bisa order langsung deh, komunikasi ke supir-nya tinggal pakai nomor lokal yang kami beli di bandara kemarin. tarif Uber disini juga terjangkau banget dibanding taxi. Konon taxi disini juga malas pakai argo (meteran) jadi sebagai turis kita bisa dirugikan kalau ga tau standar harganya.

PhotoGrid_1465538883977[1]

Bus Stop CAT (Central Area Transit) alias bus gratisan

Sampai di Komtar kami jalan menuju bus stop CAT (Central Area Transit). CAT ini bus gratisan yang keliling area Georgetown. Banyak turis yang menggunakan bus ini untuk berkeliling melihat heritage site disini. Karena cuaca yang masih luar biasa panas di jam 4 sore ini, kami akhirnya cuma melihat-lihat sekeliling kota dari bus saja, ga turun dan foto-foto langsung. Kami ikut bus CAT sampai kembali ke Komtar. Dari Komtar kami berjalan kaki menuju Penang Road Famous Theochew Cendul yang terletak di Lebuh Keng Kwee (tepat di sebelah Jo Hooi Cafe). Intinya stall ini menjual es cendol yang terkenal seantero Penang. Ga heran pas sampai disini antriannya sudah panjang banget. Untungnya pelayannya sigap dan cekatan banget jadi ga perlu nunggu terlalu lama kita sudah bisa menikmati es cendol dan es kacang-nya. Di cuaca sepanas ini memang butuh minuman es deh untuk bikin adem tubuh, hehe. Harga es kacang dan es cendolnya MYR 2,7 per mangkok. Kalau dibungkus harganya jadi MYR 2,9 per porsi. Menurut saya Es Cendolnya mild gitu santan dan gula merahnya, ga kayak di Indonesia (contoh es cendol Elizabeth yang kerasa banget santan dan gula merahnya). Es Kacangnya menurut saya aneh karena ada rasa balsamnya gitu. Saya lebih suka yang versi Indonesia lah intinya. Setelah selesai kami pun berjalan kaki ke hotel.

PhotoGrid_1465538814214[1]

Ini dia es cendol paling happening di PenangPhotoGrid_1465538738349[1]

Penampakan Ice Kacang (kiri) dan Ice Chendul (kanan)PhotoGrid_1465538218417[1]

Charcoal Char Koay Keow

Malam ini kami makan di dekat hotel aja yaitu New Lane Hawker Center (lagi). Kali ini nyobain char koay teow yang ngantri banget, namanya Charcoal Char Koay Teow. Keistimewaannya masak kwetiaw-nya diatas arang panas jadi ada aroma bakar-an arang gitu deh. Kwetiaw-nya memadukan daging babi dan udang. Enaaak. Pantas aja orang rela ngantri panjang.

Kami menyewa motor dari hotel untuk jalan-jalan besok. Harga dari pihak hotel memang jauh lebih mahal daripada kalau kita datang sendiri ke counter-nya, yang kebanyakan berada di Lebuh Chulia. Untuk tipe motor bebek yang sama, rata-rata counter penyewaan di Lebuh Chulia kasih harga MYR 35 per hari dengan deposit MYR 100. Kalau dari hotel harganya MYR 50 per hari dengan deposit MYR 100. Tapi pertimbangan suami saya kalau sewa dari hotel lebih terjamin, karena yang berhubungan dengan pihak pemilik motor adalah hotel bukan kita pribadi jadi kalau ada tipu menipu kita bisa complain ke pihak hotel. Selain itu kita ga perlu repot jemput dan kembaliin motor ke Lebuh Chulia yang lokasinya lumayan jauh dari hotel (ga bisa cuma jalan kaki doang, tapi bus juga ga lewat sana, ribet deh). Motor diantar jam 10 malam ke hotel dan kami menyewa selama 2 hari.

Expenses (for 2 person):
– Lunch di Old Town White Coffee = MYR 28
– Drink di Chattime = MYR 8,6
– Shopping di Daiso = MYR 21,2
– Uber dari Gurney Plaza ke Komtar = MYR 5,6
– Ice Chendul dan Ice Kacang = MYR 5,4
– Dinner di New Lane Hawker Center = MYR 28
– Rental Motor 2 hari = MYR 100
TOTAL = MYR 196,8 = IDR 655.344 (kurs tukar 1 MYR = IDR 3.330)

Day 3 (Senin 7 Juni 2016)

PhotoGrid_1465538430949[1]

Naik motor sewaan

Kami memulai perjalanan motor kami ke Line Clear Nasi Kandar yang buka 24 jam. Nasi Kandar ini adalah salah satu makanan khas Penang. Jadi kita pilih mau nasi putih atau kuning, terus pilih lauk pauknya, terakhir nasi kita akan disiram kuah kari pedas gitu. Kalau saya lihat sih mirip nasi padang ya jadinya cuma minus daun singkong dan sayur nangka, hahaha. Tapi karena kami datang jam 10 pagi, menunya belum lengkap semua, kemungkinan sih lauk-nya sudah banyak habis karena habis sahur jadi baru masak-masak lagi mereka. Saya dan suami memilih menu nasi putih dengan kari kambing dan telur dadar. Ga disangka-sangka enak lho. daging kambingnya ga bau dan empuk banget.

PhotoGrid_1465538281098[1]

Nasi Kandar Line Clear

Selesai sarapan kami berangkat menuju Kek Lok Si Temple yang lokasinya ada di Air Itam. Kami menggunakana aplikasi Waze untuk navigasi. Menyetir motor disini memberi pengalaman tersendiri. Warga lokal Penang ini masih sopan dan tertib berlalu lintas, jalanan ga macet, bersih dan less polution. Beda lah dengan kondisi menyetir di jakarta, haha. Parkir motor di Kek lok Si temple dikenakan biaya MYR 1 per entry. Tidak ada admission fee kecuali kita memasuki pagoda (MYR 2 per person) dan lift menuju Bronze Kuan Yin Statue (MYR 6 per person two way). Temple-nya besar dan banyak ornamen Cina-nya. Dari temple ini bisa kelihatan kota Penang.

PhotoGrid_1465538605420[1]

Kek Lok Si TemplePhotoGrid_1465537905225[1]

Bronze Kuan yin Statue di Kek Lok Si Temple

Dari Temple kami pergi ke Penang Hill lower Station untuk antri beli tiket tram menuju Penang Hill Upper Station. Harga tram untuk turis adalah MYR 30 per person two way. Karena kami pergi di hari Senin, antriannya masih normal dan ga desak-desakan. Kami menunggu tram sekitar 20 menit. Saat tram bergerak naik ke atas kebetulan kami dapat tempat di paling depan, dekat supir, dan pemandangannya spektakuler. Jalur tram-nya curam dan tinggi banget. Untuk menuju Penang Hill kita harus menaiki tram sampai ketinggian 790 meter diatas permukaan laut. Perjalanan dengan tram ditempuh selama 15 menit.

PhotoGrid_1465538371546[1]

Penang Hill TramPhotoGrid_1465538498457[1]

Pemandangan Kota Penang yang berkabut dari Penang Hill

Penang Hill udaranya adem, beda dengan kota Penang-nya. Disini ada beberapa wahana berbayar sih, seperti henna art, karikatur, gembok cinta, dan museum 3D art. Ada hotel juga disini. Kami makan siang di food court. Harga makanan disini masih normal, hanya saja untuk minuman dijual dengan harga lebih mahal. Selain food court juga ada cafe yang tentu saja harganya lebih mahal. Ada observaton deck juga untuk melihat kota Penang dari ketinggian 790 meter dari permukaan laut. Tapi sayangnya waktu kami di Penang Hill, agak berkabut jadi pemandangan kota Penangnya kurang begitu jelas. Setelah 2 jam, kami mengantri tram lagi untuk ke Lower Station, tapi sayangnya posisi kami berdiri kurang bagus jadi kurang berasa mencekam. Coba kalau dapat tempat paling depan lagi, pasti berasa kayak jatuh bebas gitu karena jalur tramnya tinggi dan curam.

PhotoGrid_1465537734770[1]

KFC Edisi Kari-Kari RangupPhotoGrid_1465537987438[1]

KFC Vintage Building

Dari Penang Hill kami kembali ke hotel untuk mandi dan istirahat sebentar kemudian keluar untuk makan malam di Lebuh Pesgrave, Hokkien Prawn Mee Lor Mee. Saat kami datang antrian juga sudah banyak. Kami memesan Hokkien Mee dengan tambahan topping telur rebus, babi panggang dan iga babi. ga lupa beli minum disitu karena kami numpang duduk di kedai orang, hehehe. Selesai makan, kami menuju KFC di jalan larut untuk ngemil-ngemil. Jadi ceritanya selama di Penang, acara iklan TV-nya adalah KFC menu Kari-Kari Rangup terus. Bikin penasaran karena kan di Indonesia ga ada. Sampai di lokasi kami pun dibuat amaze sama bangunan KFC-nya. Bangunannya juga vintage lho, ga kalah sama heritage site yang ada di Georgetown. Kalau soal rasa, fried chicken rasa kari ternyata enak juga lho! Yang kurang nendang itu adalah sausnya. Beda dengan yang di Indonesia. Disini sausnya agak asam dan ga pedas sama sekali. Setelah puas makan KFC kami kembali ke hotel.

PhotoGrid_1465537776399[1]

Hokkien Prawn Mee

Expenses (for 2 person):
– Breakfast di Line Clear Nasi Kandar = MYR 18,5
– Parkir di Kek lok Si Temple = RM 1
– Lift ke Kuan Yin Statue = MYR 12
– Pagoda Entry = MYR 4
– Penang Hill Tram = MYR 60
– Lunch di Penang Hill Food Court = MYR 22
– Dinner di Lebuh Pesgrave = MYR 16,7
– KFC = MYR 16,6
TOTAL = MYR 150,8 = IDR 502.164 (kurs tukar 1 MYR = IDR 3.330)

Day 4 (Selasa 7 Juni 2016)

PhotoGrid_1465537646867[1]

Wan Tan Mee dan Sui Kiaw Soup di Sin Kim Sun Coffee Center

Hari ini jadwalnya periksa ke dokter di Loh Guan Lye Specialist Center. Pembahasan tentang rumah sakit ini dan dokternya akan saya bahas di tulisan terpisah dengan kategori TTC (Try To Conceive). Kami sarapan di kantin rumah sakit dengan menu Nasi Lemak dan Milo Hangat. Milo-nya enak deh, nyoklat banget, beda dengan yang di Indonesia. Selesai dari rumah sakit kami makan siang di Penang Delicious Food Court. Kebetulan disana ada Oriental Food Stall yang jualan menu nasi rames dengan menu sayur-sayuran. jujur, selama di Penang ini juarang banget menu nemu sayur, hahaha. Selesai makan siang kami pergi ke mall favorit, Gurney Paragon Mall untuk numpang ngadem dan nyari oleh-oleh. Parkir motor di mall ini dikenakan charge MYR 1 per entry. Kami membeli oleh-oleh khas Penang yaitu biskuit tambun di toko Ban Heang yang ada di lantai basement. Serta beli Milo buatan Malaysia yang ada di SAM’s Groceria. Setelah itu kami isi bensin dulu di daerah dekat-dekat hotel dan kemudian makan malam di hawker center yang ada di depan Sin Kim Sun Coffee Center. Ada yang lucu pas isi bensin disini. Kita harus bayar dulu di kasir mau isi berapa liter bensin. Setelah itu kita yang harus megangin selang bensinnya dan isi sendiri ke motor kita tanpa diawasin siapa pun. Benar-benar azas kejujuran deh. Di setiap pom bensin sini juga bensinnya cuma ada yang kadar oktannya minimum 95. Ga ada tuh kayak di Indonesia yang oktan 92 atau bahkan premium. Pantas aja emisi kendaraannya bagus-bagus. Kemudian yang bikin saya kaget adalah harga bensinnya murah banget. Kemarin saya isi bensin di Petron, harga bensin oktan 95 hanya MYR 1,7 per liter.Setelah selesai makan kami kembali ke hotel karena jam 10 malam motor sewaan kami harus dikembalikan.

Expenses (for 2 person):
– Breakfast di hospital = MYR 14,55
– 2 Air mineral botol 600 ml = MYR 4
– Lunch di Penang Delicious Food Court = MYR 19,2
– Parkir di Gurney Paragon Mall = MYR 1
– Shopping di SAM’s Groceria = MYR 34,8
– Biskuit tambun di Ban Heang = MYR 15,4
– Bensin (Oktan 95) 2 liter di Petron = MYR 3,4
– Dinner di Sin kim San Coffee Shop = MYR 20,3
TOTAL = MYR 112.65 = IDR 375.124

Day 5 (Rabu 8 juni 2016)

Hari ini kami beredar tanpa motor dan hanya mengandalkan mobil Uber saja untuk pergi kesana kemari. Pagi ini kami harus kembali ke rumah sakit untuk ketemu dokter. Cerita tentang dokter dan rumah sakit akan saya tulis terpisah di kategori TTC (Try To Conceive). kami sarapan lagi di kantin rumah sakit. Kemudian setelah selesai urusan rumah sakit, kami kembali ke hotel untuk check out dan langsung menuju bandara karena flight Air Asia kami ke Jakarta pk. 15.25. Setelah urus baggage drop di counter, kami makan dulu di KFC bandara. Disini harga KFC-nya lebih mahal daripada di kota. Setelah melewati imigrasi dan security check kami menemukan tap drinking water di dekat ruang tunggu. Kami mengisi penuh botol minum kami sebelum naik pesawat supaya nanti ga perlu beli air minum lagi diatas pesawat. Kami sampai di Jakarta sekitar pukul 18.00 WIB dan langsung menuju ke rumah.

Expenses (for 2 person):
– Breakfast di hospital = MYR 13,45
– Snack di hospital = MYR 5,9
– Uber car ke bandara = MYR 26,11
– Lunch KFC bandara = MYR 24,9
TOTAL = MYR 70,36 = IDR 234.299

Total Expenses selama 5D/4N di Penang (for 2 person):
– Tiket pesawat Jakarta – Penang (direct flight, incl bagasi 20 kg) = IDR 1.667.049
– Tiket pesawat Penang – Jakarta (direct flight, incl bagasi 20 kg) = IDR 1.840.366
– Hotel Heliconia double room with window (not incl breakfast) = IDR 1.278.192
– Admission fee, Meals & Transportasi = MYR 604.21 = IDR 2.012.019
TOTAL = IDR 6.797.626

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s