Kalau kalian mengikuti kisah saya sebelumnya pasti tahu kalau suami saya berniat melanjutkan studi ke jenjang S2 dan memilih Belanda sebagai negara tujuan studi-nya. Saya sebagai istri pun support terhadap niatan suami dan memberikan dukungan saya dalam bentuk bantuan menemani mengurus dokumen-dokumen administratif, datang ke berbagai edufair, bahkan membantu me-review essay yang akan disubmit oleh suami. Jadi cukup banyak saya tau lah seluk-beluk perjuangannya. Dan seluk-beluk itu yang saya akan sharing disini.
Para pemburu beasiswa pasti sudah pernah dengar dan mungkin juga pernah mengikuti tahapan seleksinya. LPDP adalah singkatan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang berada di bawah naungan Kementrian Keuangan Republik Indonesia. LPDP memberikan bantuan beasiswa untuk jenjang S2 dan S3 baik untuk perkuliahan di universitas dalam maupun luar negeri yang ada di dalam list universitas LPDP. Dari semua beasiswa yang saya tahu, LPDP ini memberikan nilai plus bagi penerimanya yaitu: Full scholarship dan juga tunjangan keluarga (pada bulan ke-7 perkuliahan). Jumlahnya juga lumayan besar untuk hidup layak di luar negeri bersama keluarga. Oleh karena itu banyak yang berlomba-lomba untuk bisa mendapatkannya.
Setelah menyelesaikan beberapa dokumen administratif, suami saya men-submit dokumen-dokumen tersebut ke website LPDP http://www.lpdp.kemenkeu.go.id/ sebelum deadline 20 Januari 2016 kemarin. Tgl 2 Februari 2016 suami saya dinyatakan lulus seleksi administrasi dan lanjut ke seleksi substansi. Waktu itu suami belum dapat LoA (Letter of Acceptance) dari universitas di Belanda karena masih dalam proses seleksi universitas. Suami dapat jadwal di pertengahan februari 2016 untuk proses seleksi substansi ini yang dilaksanakan di STAN (Sekolah Tinggi Akutansi Negara) Bintaro. Seleksi Substansi ini ada 3 ujian: Essay On The Spot, Group Discussion dan Interview. Kebetulan suami saya dapat jadwal 3 ujian tersebut di hari yang sama.
- Essay On The Spot
Ini ujian menulis dalam bahasa inggris. Kita disuruh pilih salah satu dari 2 topik yang disediakan. Waktu itu suami saya dapat pilihan topik kebijakan pajak atau pengelolaan sampah. Dalam tahap ini yang dinilai adalah penguasaan kita terhadap sebuah topik dan kemampuan grammar kita. - Group Discussion
Diskusi grup ini juga biasa disebut LGD (Leaderless Group Discussion) alias diskusi tanpa pemimpin. Disini kita akan dipanggil bersama beberapa orang. Waktu itu suami saya grupnya berjumlah sampai 12 orang. Grup kita akan diberi suatu topik kemudian didiskusikan bersama. Ga ada yang salah atau benar dari diskusi ini, yang dinilai adalah bagaimana kita menyampaikan pendapat kita dan interaksi kita di dalam grup dengan menggunakan bahasa Inggris. - Interview
Dalam interview ini kita akan dihadapkan dengan 3 orang, yaitu 1 orang psikolog, 1 dosen teknik dan 1 dosen umum. Pertanyaan seputar kehidupan sehari-hari sampai membahas masalah teknis. Bahkan suami saya juga ditanya soal topik TA-nya (Tugas Akhir) saat kuliah S1 dulu dan dibahas teknisnya. Menurut saya ini tahap terpenting dari proses seleksi substansi, kepribadian kita akan dinilai apakah kita layak atau tidak menjadi kandidat penerima beasiswa LPDP. Interview berlangsung dalam bahasa Inggris selama 15 – 45 menit.
Hasil seleksi substansi ini diumumkan tanggal 10 Maret 2016 dan dinyatakan kalau suami saya Tidak Lulus. Sedih sih iya tapi ga sampai terpuruk lah. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Kegagalan memberikan banyak pelajaran berharga untuk masa depan kita. Intinya sih menurut saya belum jodoh aja. Bahkan dari beberapa edufair yang saya datangi, penerima beasiswa itu sharing kalau sebelum dapat beasiswa yang sekarang ini mereka juga sempat gagal berkali-kali. Jadi kalau baru gagal sekali ya belum ada apa-apanya dibanding mereka 🙂 Tahun ini kebijakan dari LPDP adalah LPDP memberikan kesempatan bagi yang gagal seleksi substansi sampai 2x. Setelah gagal seleksi substansi 2x kita sudah tidak diperkenankan untuk ikut proses seleksi LPDP lagi. Jadi masih ada kesempatan bagi suami untuk mencoba lagi. Semoga dengan persiapan yang lebih matang akan memberikan hasil yang lebih baik.
Beberapa tips untuk seleksi substansi ini:
- Pakai baju yang rapi tapi tetap nyaman karena ga semua tempat berlangsungnya proses seleksi ini ada AC-nya.
- Bawa papan alas tulis sendiri karena ga semua tempat seleksi ada meja untuk menulis.
- Kuasai topik yang sedang trend saat ini untuk persiapan essay on the spot dan group discussion.
- Sebaiknya sudah mengantongi LoA saat seleksi untuk nilai tambah kita. Tapi tidak ada jaminan juga kalau sudah ada LoA pasti akan lulus seleksi.
- Pelajari kembali Tugas Akhir atau Thesis kita sebelumnya.
- Datang lebih awal dari jadwal seleksi yang ditentukan. Suami saya tiba-tiba jadwal interview-nya dimajukan 20 menit sebelumnya.
- Selain prestasi akademik, tonjolkan juga kemampuan organisasimu karena LPDP ini mencari figur leader yang berprestasi.
- Jangan terlalu berharap banyak dengan hasilnya. Suami saya waktu itu cukup pede dengan hasilnya tapi ternyata gagal. Intinya sih kita ga tau kriteria LPDP itu gimana dalam memilih kandidatnya. Bukan kayak test math yang hasilnya selalu pasti.
- Jangan mengorbankan karirmu demi proses seleksi yang belum tentu kamu dipastikan lolos. Sedihnya bisa double kalau sampai ilang karir dan gagal pula dalam seleksi beasiswa. Pertimbangkan baik-baik resikonya.
Sekian sharing dari saya, semoga next suami saya bisa lebih beruntung dalam memperoleh beasiswa. Salam sukses buat kalian semua!!