Hai semua, kali ini saya akan share tentang bagaimana menyiapkan diri menghadapi test TOEFL. Test ini diperlukan banget kalau kita berniat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa universitas atau lembaga pemberi beasiswa mensyaratkan score TOEFL tertentu untuk syarat penerimaannya, mostly sih untuk perkuliahan di luar negeri. Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman suami saya yang berhasil lulus TOEFL dengan nilai yang cukup baik dan hanya dengan belajar otodidak (tanpa kursus). Yah secara ya kalau sudah kerja itu apalagi kayak suami saya yang kantor di Jakarta dan rumah di Tangerang begini, sampe rumah juga udah capek, boro-boro mau ikut kursus lagi, hehe.
TOEFL adalah singkatan dari Test of English as Foreign Language. Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bahasa Inggris kamu (dalam logat Amerika). Kalau yang berorientasi pada logat British namanya tes IELTS. Ujian TOEFL ini diselenggarakan oleh ETS (Educational Testing Service) di seluruh dunia dengan kantor pusatnya berada di Amerika Serikat. TOEFL ini. TOEFL ini ada beberapa jenis berdasarkan metode test-nya, yaitu:
- Paper Based Test (PBT)
Test dilakukan diatas kertas dengan 3 sesi pengujian: Listening, Structure dan Reading. Range score berkisar 310 (minimum) – 677 (maksimum). Saat ini jenis tes ini sudah mulai ditinggalkan atau tidak berlaku lagi di dunia internasional, hanya beberapa negara saja yang masih mau menerima hasil test ini. - Computer Based Test (CBT)
Test dilakukan dengan media komputer dengan menggunakan software resmi dari ETS untuk pengujiannya. Ada 4 sesi pengujian: Listening, Structure, Reading dan Writing. Range score berkisar 0 (miminum) – 330 (maksimum). - Internet Based Test (iBT)
Test menggunakan komputer dengan sistem online dari ETS. Saat ini test ini adalah test yang diakui secara global. Ada 4 sesi pengujian: Listening, Writing, Reading dan Speaking. Range score berkisar 0 (minimum) – 120 (maksimum).
Universitas yang diincar oleh pak suami adalah universitas yang mensyaratkan TOEFL iBT dengan nilai minimum 90 dan dengan score minimum untuk Writing 20. Suami saya berhasil mendapatkan score 94 untuk TOEFL iBT-nya per Desember 2015 lalu. Untuk kalian yang mau TOEFL dengan tujuan mendaftar di universitas luar negeri harap dipastikan persyaratan test-nya baik-baik ya (Jenis test dan score minimum). Berikut adalah tips persiapan menghadapi test TOEFL yang saya rangkum dari pengalaman pak suami:
- Otodidak atau Ikut Kursus?
Nah ini tergantung kemampuan kalian masing-masing. Untuk yang punya dana lebih dan waktu lebih sih memang lebih baik ikut kursus karena didalam kursus itu kita bisa lebih intens belajarnya (kursus persiapan TOEFL ini lumayan juga biayanya lho). Tapi kalau kalian sama seperti suami saya yang karyawan swasta dimana waktunya terbatas karena kesibukan kerja, belajar otodidak pun ga masalah, yang penting fokus dan konsisten. - Beli buku untuk latihan di rumah.
Suami saya waktu itu beli buku Barron’s TOEFL iBT 14th edition di toko buku Gramedia. Harganya sekitar 500 ribu-an rupiah. Di paket buku itu ada beberapa CD latihan yang berguna sekali untuk mengasah kemampuan kalian dalam hal bahasa inggris dan juga manajemen waktu pengerjaan soalnya. - Practice more!
Practice makes perfect. Dalam buku Barron’s tersebut disarankan kita punya waktu latihan 80 jam. Suami saya karena kesibukan kerja latihannya kurang dari 80 jam tersebut. Persiapan pak suami kurang lebih sekitar 2 bulan. Pulang kerja, mandi, makan terus mantengin buku latihan Barron’s itu deh, hehe. Weekend juga dimanfaatin buat belajar di rumah. - Siapin Budget.
Untuk mengikuti test TOEFL iBT kita diharuskan membayar ke ETS sebesar USD 190 atau sekitar 2,6 juta rupiah. Belum lagi kalau kita ikut kursus persiapan TOEFL yang biayanya juga berkisar lebih dari 1 juta rupiah. Lumayan kan jumlahnya, jadi harus ditabung-tabung dari awal deh. Dan usahakan dapat nilai setinggi-tingginya.. sayang duitnya bok! hehe. - Pilih tempat test yang bikin kamu nyaman.
Kalau perlu sih survey dulu sebelumnya lokasi test-nya gimana. Kalau kamu orangnya gampang terganggu dengan suara bising, cari tempat test yang tenang. Kita bebas pilih tempat testnya dimana koq, asal ada dalam list ETS. Survey lokasi ini juga akan menguntungkan kita disaat hari H, biar kita ga nyari-nyari lokasi lagi pas hari H. - Pilih waktu test yang sesuai dengan deadline submit dokumen ke universitasnya.
Test TOEFL iBT ini butuh waktu 2 minggu (hari kerja untuk mendapatkan hasilnya). Belum pula kalau dokumen hasil TOEFL ini minta dikirim hardcopy-nya ke universitas, pertimbangkan juga waktu pengiriman dokumen ke luar negerinya.
Dalam tahap ini support saya sebagai istri adalah:
- Tidak merengek-rengek sama suami minta ditemanin jalan pas weekend. Saya membebaskan suami dari segala tugas rumah tangga printilan. Semua yang bisa saya handle saya kerjakan sendiri biar suami fokus belajarnya.
- Membuat suasana rumah senyaman mungkin biar kondusif untuk belajar.
- Tidak membebani pikiran suami dengan segala unek-unek dan cerita keluh kesah.
- Membantu suami dalam hal practice conversation bahasa Inggris di rumah.
Demikian yang bisa saya share. Semoga sukses ya test TOEFL-nya buat kalian yang ada jadwal test dalam waktu dekat.